Konsep sederhana dan praktis,”Urip Iku Urup.” Hidup itu menyala. Satu konsep penting ini bisa mengantarkan setiap orang meraih sukses dengan berpikir terbuka.
Urip. Hidup. Yang paling utama bagi kita adalah hidup dan menjaga hidup. Kita bertanggung jawab menjaga hidup diri sendiri dan orang-orang terdekat. Kemudian, menjaga hidup setiap orang bahkan ikut berpartisipasi menjaga kelestarian lingkungan hidup. Kita bisa memandang bahwa alam semesta ini juga hidup, sehingga, kita ikut menjaga alam semesta dan alam semesta menjaga kita. Takdir kita untuk hidup dan saling menghidupi.

Iku. Itu. Yaitu. Konkret. Hidup itu konkret. Kita hidup perlu makan, pakaian, dan tempat tinggal. Sederhana saja. Berfoya-foya justru tidak konkret. Berfoya-foya hanya akan menipu diri sendiri. Hidup konkret bisa kita jalani dengan cara hidup sederhana. Kemudian, membantu orang lain untuk bisa hidup konkret, yang layak, meski sederhana.
Urup. Menyala. Hidup itu menyala. Memberi cahaya kepada orang lain. Memberi penerangan kepada alam sekitar. Berbagi kepada sesama. Hidup menyala juga bermakna hidup yang penuh semangat, penuh gairah, dan penuh cahaya kebaikan.
1. Anugerah Urip
2. Anugerah Konkret
3. Dinamika Urup
Kita akan membahas tiga kata kunci “Urip iku Urup” secara bertahap. Kata kunci ini berhasil merangkum hampir seluruh ide berpikir-terbuka. Sehingga, pintu “Urip iku Urup” bisa menjadi pintu terdepan di antara pintu-pintu berpikir-terbuka lainnya.
1. Anugerah Urip
1.1 Anugerah adalah Hidup
Kita bisa memandang seluruh alam raya adalah hidup. Ujung kuku Anda adalah hidup karena bagian dari diri Anda. Ketika ujung kuku itu Anda potong, lalu, terlempar di tanah, “Apakah ujung kuku itu masih hidup?” Benar. Ujung kuku itu tetap hidup karena bagian dari alam raya yang hidup. Makna hidup, di sini, menjadi lebih luas dari biasanya.
Ketika Anda mati, apakah tidak hidup? Ketika seseorang mati, apakah dia tidak hidup lagi? Dia hidup. Lebih tepatnya, dia berpindah dunia dengan tetap hidup. Dia hidup di alam kubur. Masih ada alam-alam lain di tahap selanjutnya: alam barza dan alam akhirat. Semua anugerah adalah hidup. Anugerah kematian, bagi kita, adalah bermakna kita berpindah alam kehidupan.
Tentu, orang bisa tidak yakin akan ada kehidupan setelah mati. Sementara, orang lain bisa juga yakin ada hidup setelah mati, kehidupan yang baru. Apa pun pilihan keyakinan seseorang, tetap saja, hidup kita ini penuh makna.
1.2 Hidup Dinamis
Karakter utama dari hidup adalah dinamis, berubah, atau bergerak.
Dari bayi, kita tumbuh menjadi anak-anak, kemudian remaja dan dewasa. Begitulah anugerah hidup, selalu bertumbuh, selalu dinamis. Bertumbuh dan berkembang senantiasa beriring rasa senang. Rasa cinta sepasang kekasih, yang berbunga-bunga sepenuh hati, adalah untuk menciptakan kehidupan baru. Sebuah rumah tangga ntuk menghadirkan generasi masa depan yang cemerlang.
Dinamika roda kehidupan, kadang di atas, kadang di bawah adalah wajar. Kedua-duanya, di atas atau di bawah, adalah sama-sama anugerah. Kesulitan hidup adalah anugerah agar kita menjadi lebih kuat menjalani hidup. Bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Kesulitan hidup juga penting untuk memberi makna hidup kita. Dengan adanya kesulitan, maka, hidup menjadi penuh warna. Tanpa kesulitan, hidup menjadi hampa. Sementara itu, kemudahan hidup – berupa sehat, harta, tahta, dan lain-lain – adalah bumbu yang menjadikan hidup terasa lebih sedap. Setiap manusia membutuhkan keduanya: kesulitan dan kemudahan.
Bagaimana pun, manusia perlu berusaha menciptakan kemudahan. Karena, kemudahan kadang datang dan, tiba-tiba, pergi begitu saja. Sedangkan, kesulitan hampir pasti bisa datang sendiri kapan saja. Jadi, kita harus memudahkan hidup, terutama, memberi kemudahan kepada orang lain. Meringankan beban orang adalah tugas yang mulia. Apa lagi, memberi kehidupan kepada mereka, menyambung hidup mereka adalah tugas kita bersama.
1.3 Memberi Hidup
Sambil kita menjalani hidup, kita berbagi kehidupan kepada yang lain. Menjaga lingkungan hidup, agar tumbuh-tumbuhan dan aneka ragam binatang hidup lestari. Memberi gizi terbaik kepada anak-anak, gizi jasmani dan gizi ruhani, adalah memberi masa depan cemerlang generasi penerus.
Hijaunya daun menghembuskan udara segar mengandung oksigen yang menyehatkan tubuh kita. Pohon-pohon itu begitu baik kepada manusia. Pohon, dan alam raya, memberi kehidupan kepada umat manusia. Mungkinkah manusia bisa hidup tanpa pepohonan? Tanpa oksigen? Pada gilirannya, kita perlu menjaga kehidupan pohon-pohon itu. Kita perlu menjaga alam agar lestari. Janganlah melempar gas-gas beracun ke pohon dan hutan-hutan di seluruh bumi. Kita menjaga, dan dijaga oleh, alam raya ini. Kita menghidupkan, dan hidup bersama, alam raya ini.
Generasi muda membutuhkan lebih banyak lagi dalam hidup ini: edukasi kualitas tinggi. Berikan putra-putra pendidikan lahir dan batin. Pastikan generasi muda terus berkembang. Di saat yang sama, kita belajar dari mereka. Kita memberi pelajaran, dan menerima pelajaran, dari generasi muda. Anugerah hidup adalah saling memberi dan menerima dengan tulus ikhlas.
2. Anugerah Konkret
Hidup itu nyata, konkret, apa adanya. Hidup bukan teori ideal. Hidup bukan persamaan matematika. Hidup bukan syair pujangga. Hidup adalah realitas. Menjalani hidup secara nyata dengan menerima dan memberi kehidupan.
2.1 Hari ini
Cara hidup bahagia mudah saja, yaitu, nikmati hidup hari ini dengan semua yang ada. Hiduplah penuh syukur atas anugerah hari ini dan mengalirlah bagai air. Untuk hidup lebih bermakna, hari ini, belajarlah mengambil hikmah dari masa lalu. Untuk hidup lebih semangat, hari ini, arahkan hidup Anda menuju masa depan cemerlang.
2.2 Di sini
Pernahkah Anda pikirkan bahwa semua yang Anda perlukan untuk hidup sudah ada di sini? Semua sudah ada di dekat Anda, di sini. Anda perlu bernafas, udara bersih ada di sekitar Anda. Anda perlu berpijak, bumi sudah ada di bawah kaki Anda. Anda perlu tempat gerak, sudah tersedia ruang di sekitar Anda. Jadi, semua hal paling penting, yang kita butuhkan, ada di sini. Tugas kita adalah menjalani hidup ini dengan baik.
2.3 Akhirnya Baik
Hidup bahagia dengan bersyukur atas anugerah hari ini dan di sini. Hari ini terus bergulir menuju masa depan dan meninggalkan masa lalu. Masa depan adalah samar-samar penuh harapan. Masa lalu adalah guru berlimpah ilmu. Masa kini adalah yang paling nyata di depan mata.
Hari ini menjadi penuh makna, ketika, kita komitmen untuk meraih masa depan yang lebih baik, meraih akhir yang baik. “Sungguh, akhir itu lebih baik bagimu dari yang awal.” Kabar baiknya lagi, kita bebas untuk memilih masa depan. Maka pilihlah masa depan terbaik, akhir yang baik.
Berikut beberapa saran menjalani hidup masa kini yang konkret penuh syukur dengan harapan masa depan cemerlang dan berbekal ilmu masa lalu.
(1) Terima dengan ikhlas dan syukur semua yang ada di hari ini. Semua yang ada di hari ini adalah anugerah. Hidup adalah anugerah. Saudara, tetangga, teman, dan bahkan orang tak dikenal adalah anugerah.
(2) Berpikirlah positif hari ini. Karena, hari ini memang hari yang baik. Cobalah mengamati alam sekitar. Perhatikan lebih dekat. Alam sekitar begitu baik terhadap diri kita. Terimalah kebaikan alam sekitar dan balaslah dengan senyuman.
(3) Kadang-kadang, hari ini, terasa begitu berat. Tanggung jawab dan beban hidup terus menumpuk. Mungkin, Anda terlilit utang. Atau, mungkin Anda sedang sakit. Atau, Anda menjadi korban penipuan. Beban-beban hidup semacam itu memang nyata, dan sama nyatanya dengan anugerah hari ini. Rasakan dengan ikhlas beban hidup Anda dan rasakan juga syukur Anda di dalam dada.
(4) Lihatlah masa depan! Ada banyak pilihan masa depan. Pilihlah masa depan paling cemerlang untuk Anda. Rasakan bahagianya di hari ini. Arahkan hidup Anda hari ini menuju masa depan cemerlang itu.
(5) Masa depan bisa jadi suram. Kita perlu mencegah masa depan suram. Persiapkan beberapa hal, di hari ini, untuk menghindari suramnya masa depan.
(6) Fokuskan tekad untuk meraih masa depan cemerlang sambil menikmati segala yang ada sebagai karunia hari ini.
(7) Ambil hikmah dan pelajaran dari masa lalu untuk membantu Anda menuju masa depan cemerlang. Dan, tentu saja, sambil menjalani hari ini penuh syukur menuju akhir yang baik.
3. Dinamika Urup
Semangat atau putus asa adalah sama saja. Yaitu, sama saja Anda menjalani hidup ini. Dengan memilih hidup penuh semangat, Anda menjadi hidup lebih hidup. Hidup menjadi dinamis. Hidup adalah urup. Hidup adalah menyala.
3.1 Dinamika Cahaya
Cahaya selalu bergerak. Cahaya selalu urup, dinamis, memberi penerangan. Gerak cahaya bukan gerak biasa. Gerak cahaya adalah gerak tercepat dengan kecepatan cahaya di ruang hampa. Tidak ada benda apa pun yang bisa melebihi kecepatan cahaya. Cahaya secepat kilat. Cahaya memang tercepat.
Hidup kita adalah urup bagai cahaya. Jiwa kita selalu menyala bahkan lebih cerah dari cahaya. Jiwa manusia adalah cahaya sejati yang lebih berkilau dari cahaya dunia. Anda adalah cahaya yang menyala-nyala. Tempat mana yang hendak Anda sinari dengan cahaya jiwa Anda? Siapa saja yang akan Anda sinari dengan cemerlang cahaya jiwa Anda? Sepanjang masa, jiwa Anda selalu bersinar terang.
Mengapa pagi hari Anda bangun dari tidur? Karena cahaya jiwa Anda ingin menyinari dunia. Karena Anda ingin menebarkan kebaikan ke seluruh penjuru. Karena baktimu selalu ditunggu.
3.2 Gelap Tetap Menyala
Ketika gelap telah tiba. Ketika semua sudah tertutup pekat. Cahaya tetap menyala. Bahkan, dalam kepekatan gelap, cahaya tetap menyala. Gunung boleh runtuh. Bumi boleh terbelah. Jiwa Anda tetap bersinar. Tak ada yang bisa memadamkan cahaya jiwa Anda. Justru, jiwa Anda mengajak semua untuk kembali bersinar terang.
3.3 Entropi Masa Depan
Seberapa kuat cahaya jiwa Anda? Sangat kuat. Kekuatan sinar jiwa Anda adalah tak hingga. Kekuatan jiwa Anda tak terbatas. Jiwa Anda makin kuat dengan mendekat kepada Sang Maha Mutlak. Cahaya jiwa Anda adalah tak hingga besarnya hampir-absolut. Bukan karena jiwa Anda memang absolut. Tetapi, karena cahaya jiwa Anda bersumber dari Cahaya Maha Cahaya.
Moderasi Nuklir
Bom nuklir meledak menghancurkan satu kota. Sungguh mengerikan. Cahaya jiwa selalu menyala. Sejatinya, cahaya jiwa justru meledak bagai bom nuklir. Cahaya jiwa yang tidak meledak dikarenakan adanya moderasi.
Pembangkit listrik tenaga nuklir sewaktu-waktu bisa meledak, karena, memang sama seperti bom nuklir. Hanya saja, pada pembangkit nuklir disediakan proses moderasi. Sehingga, ledakan nuklir diatur, diperlambat, agar menghasilkan energi sesuai kebutuhan dan aman bagi alam semesta.
Cahaya Absolut menimpa gunung, maka, gunung hancur lebur. Cahaya Absolut menimpa samudera, maka, samudera mengering seketika. Cahaya Absolut menimpa galaksi, maka, galaksi tidak eksis lagi. Cahaya Absolut singgah kepada jiwa manusia. Jiwa manusia, jiwa Anda, adalah moderasi cahaya. Wajar saja, jiwa Anda terus menyala-nyala, bahkan, bisa meledak-ledak. Jiwa Anda memoderasi cahaya agar cahaya itu menimpa alam raya sesuai kadar yang tepat. Tetapi, apakah manusia sanggup melakukan moderasi?
Tidak pasti!
Sebagian orang berhasil moderasi sehingga nyala cahaya jiwa terus bersinar, di saat yang sama, memberi terang alam sekitar. Beberapa orang lain gagal moderasi sehingga nyala cahaya jiwa meledak-ledak tanpa aturan. Akibatnya, ledakan itu bisa merusak alam sekitar. Kadang melukai orang atau diri sendiri. Beberapa orang lain terlalu keras menutupi cahaya jiwa, sehingga, cahaya jiwa nyaris tidak bersinar. Mereka tertindas. Mereka tersisih. Mereka perlu memperbesar kembali sinar cahaya jiwanya.
Jiwa Bersinar
Urip iku urup. Hidup itu menyala. Berikut ini beberapa saran agar cahaya jiwa terus bersinar terang.
(1) Jaga nyala sinar jiwa Anda dengan prinsip-prinsip kebenaran, kebaikan, dan keadilan. Bacalah buku berkualitas secara rutin. Bacalah kitab suci yang mencerahkan tiap hari.
(2) Praktekkan berbagi sinar cahaya ke alam sekitar dengan cara berbagi kebaikan kepada mereka. Dengan berbagi kebaikan, Anda memberi manfaat ke alam sekitar. Pada gilirannya, proses berbagi kebaikan itu akan menjadikan jiwa Anda lebih bersinar.
(3) Dekatkan jiwa Anda kepada sumber cahaya absolut yaitu Cahaya Maha Cahaya. Makin dekat, makin bersinar.
Mengapa jiwa manusia bisa terus-menerus bersinar? Karena jiwa manusia memperoleh anugerah dari Cahaya Maha Cahaya. Bagaimana proses anugerah tersebut?
Ada banyak cara untuk menjawabnya. Kita akan mencoba mengaitkan dengan konsep entropi alam raya yang terus berkembang. Sains membuktikan bahwa entropi alam raya terus bertambah, tidak pernah berkurang, dan tidak pernah tetap.
Entropi, awalnya, didefinisikan sebagai ukuran keacakan, ukuran ketidak-teraturan. Makin tidak teratur maka makin besar entropi. Alam semesta, saat ini, bergerak mengembang. Alam makin tidak teratur. Jadi, entropi alam makin bertambah. Dengan kata lain, alam memang hidup, alam memang menyala.
Pertengahan abad 20, entropi didefinisikan sebagai ukuran informasi. Entropi makin berkembang, sederhananya, ukuran informasi juga makin berkembang. Benar saja, ukuran informasi alam raya pasti terus berkembang. Misal hari ke 1, kita punya informasi 1. Maka hari ke 2, kita punya informasi 2, yang lebih besar dari informasi 1. Karena, informasi 2 adalah totalitas informasi 1 ditambah dengan informasi baru. Informasi alam semesta terus “menyala” karena entropi terus bertambah.
Yang menarik adalah, andai, alam tidak mengembang tapi mengkerut, maka, entropi tetap bertambah. Jika tahun 2000 ukuran alam adalah A, kemudian, tahun 3000 ukuran alam mengecil menjadi setengah A, maka entropi tetap bertambah. Karena, di tahun 3000, alam memiliki informasi lebih banyak dari tahun 2000, yaitu, meliputi informasi tahun 2000 ditambah beberapa informasi baru.
Lebih menarik lagi, Andai kita bisa bergerak mundur dalam waktu, maka, entropi tetap bertambah tidak berkurang. Misal hari ini adalah Kamis. Lalu, kita bisa gerak mundur ke hari kemarin yaitu Rabu. Maka entropi hari Rabu itu tetap lebih besar dari Kamis. Karena, informasi haru Rabu meliputi hari Kamis ditambah informasi baru ketika gerak mundur ke Rabu. Bahkan, beberapa ilmuwan mengusulkan bahwa entropi sama dengan waktu. Karena, waktu tidak bisa mundur, demikian juga, entropi tidak bisa berkurang. Entropi masa depan terus berkembang.
Entropi terus bertambah. Entropi terus menyala. Hidup itu menyala. Urip iku urup.
Kita juga bisa memahami bahwa Cahaya Maha Cahaya terus-menerus memancarkan cahaya ke alam semesta. Akibatnya, alam menjadi terus menyala dengan bertabur cahaya. Dan, jiwa manusia juga terus menyala. Urip iku urup.
Bagaimana jika manusia sudah meninggal? Manusia sudah tidak hidup dunia ini ketika meninggal. Apakah jiwa manusia masih menyala? Kita akan membahas ini di bagian berikutnya.
Catatan
Pintu 6 (Urip Iku Urup) merupakan ringkasan praktis dari seluruh pintu. Sehingga, jika Anda menjalankan Pintu 6 dengan baik, maka, Anda seperti sudah menjalan 5 pintu sebelumnya juga. Tentu saja, masing-masing pintu memiliki detilasi yang lebih konkret.
Pintu 6 mengajak kita menjalani hidup dengan konkret, bijak, dan penuh semangat sehingga menebarkan lebih banyak kebaikan. Tetapi, realitas tidak terbatas hanya semasa hidup kita. Sejarah sudah berlangsung ribuan tahun sebelum kita lahir. Dan, barangkali, sejarah masih berlangsung sampai ribuan tahun ke depan. Lagi pula, bagaimana karir diri kita setelah hidup di dunia selesai? Pintu 7 akan membahas lebih detil: Warisan Sejarah Cinta.
Tinggalkan komentar