Problema waktu selalu muncul dari waktu ke waktu. Apa makna waktu? (1) Waktu adalah ukuran dari gerak. Atau, (2) waktu adalah penyebab dari gerak.

Bagaimana aliran waktu? (1) Presentisme: waktu adalah present, atau sekarang, yang terus bergulir. Atau, (2) eternalisme: waktu adalah abadi dari masa lalu, masa sekarang, dan masa datang. Atau, (3) waktu adalah 4 dimensi: potongan 3 dimensi tertentu [ruang-waktu] yang bergulir terus-menerus. Atau, (4) waktu adalah persegi dinamis: waktu adalah abadi yang setiap saat disedot masa kini lalu dibentangkan abadi lagi.
1. Eternal
2. Persegi Sempurna
3. Persegi Dinamis
4. Bigbang Persegi
5. Freedom
Tulisan kali ini fokus waktu dengan perspektif terakhir: persegi dinamis.

1. Eternalisme
Konsep waktu sebagai eternal sering bermakna spiritual. Budi lahir tahun ini, misalnya. Ketika lahir itu, Budi sudah ditetapkan umurnya sampai 70 tahun. Apa pun yang terjadi, Budi akan menyusuri waktu sejak lahir sampai usia 70 tahun kemudian wafat.
2. Persegi Sempurna
Waktu sebagai persegi sempurna memodifikasi eternalisme menjadi lebih dinamis, meski sedikit.
Ketika lahir, Budi ditetapkan umurnya akan sampai 70 tahun.
Umur 10 tahun, Budi sakit kemudian sembuh maka umurnya akan sampai 70 tahun.
Umur 20 tahun, Budi jatuh dari motor, terluka, sembuh lagi maka umurnya akan sampai 70 tahun.
Dan seterusnya, Budi wafat pada usia 70 tahun.
Ilustrasi tentang Budi di atas, bila kita gambarkan akan membentuk persegi sempurna 70 x 70. Horisontal adalah umur Budi dari 0 sampai 70. Vertikal, bisa ke atas atau ke bawah, adalah kejadian-kejadian penting 0 sampai 70 tahun.
3. Persegi Dinamis
Dari persegi sempurna, kita bisa modifikasi lebih jauh menjadi persegi dinamis.
Budi lahir, ditetapkan sesuai situasi, umurnya akan sampai 70 tahun.
Umur 10 tahun, Budi sakit. Saat itu, Budi menyedot 10 tahun masa lalu ditambah 60 tahun sisa umurnya menjadi hanya 1 titik masa kini. Kemudian, Budi membentangkan titik waktu itu ke masa lalu 10 tahun ditambah ke masa depan, misal, 50 tahun. Jadi, Budi akan meninggal pada usia 10 + 50 = 60 tahun. Peristiwa sakit mengurangi usia Budi.
Umur 20 tahun, Budi menjalani pola hidup sehat. Saat itu, Budi menyedot masa lalu 20 tahun ditambah 40 tahun sisa umurnya menjadi hanya 1 titik waktu. Kemudian, Budi membentangkan titik waktu itu ke masa lalu pasti 20 tahun ditambah ke masa depan, misal, 55 tahun. Jadi, Budi akan meninggal pada usia 75 tahun.
Bila kita menggambarkan perjalanan umur Budi maka akan membentuk persegi dinamis. Awalnya, seperti persegi. Tetapi persegi ini kadang berubah ukuran sehingga dinamis.

Di satu sisi, waktu adalah abadi: sudah ditetapkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Di sisi lain, waktu adalah dinamis: setiap saat bentangan waktu disedot menjadi 1 titik, kemudian, dibentangkan lagi. Terbuka peluang untuk freedom.
4. Bigbang Persegi
Teori Bigbang menyatakan bahwa alam semesta bermula dari ledakan besar sekitar 14 milyard tahun yang lalu. Mari kita coba menerapkan waktu-persegi-dinamis terhadap alam semesta sesuai teori bigbang.
Bigbang terjadi, alam muncul akan bertahan sampai 100 milyard tahun.
Umur 10 M, alam evolusi: menyedot 10 M dari masa lalu ditambah 90 M masa depan. Dihembuskan lagi menjadi 10 M masa lalu dan 90 M masa depan. Evolusi wajar.
Umur 15 M, terjadi perang nuklir: menyedot 15 M masa lalu dan 85 M masa depan. Dihembuskan menjadi 15 M masa lalu dan 5 M masa depan. Kiamat makin dekat: 5 M lagi.
Umur 16 M, terjadi perdamaian nuklir: menyedot 16 M masa lalu dan 4 M masa depan. Dihembuskan menjadi 16 M masa lalu dan 14 M masa depan. Kiamat sedikit tertunda.
Waktu bersifat obyektif ketika kita menerapkan kepada bigbang. Waktu bersifat subyektif ketika kita menghubungkan dengan pengalaman personal. Secara total, waktu adalah obyektif dan subyektif. Waktu adalah reality-in-the-world. Atau sebaliknya, reality-in-the-time.
5. Freedom
Persegi dinamis mengakui bahwa nasib alam semesta sudah ditetapkan sejak awal. Umur manusia juga sudah dipastikan sejak awal. Barangkali, jodoh juga sudah ditetapkan.
Persegi bagaikan nafas yang mampu menyedot dan menghembuskan lagi. Menyedot seluruh masa lalu dan masa depan menjadi 1 titik kritis. Kemudian dihembuskan.
(a) Hembusan masa lalu relatif konstan, sama dengan sedotan. Meski demikian, hembusan masa lalu bisa saja memiliki makna jauh berbeda setelah disatukan dengan masa depan. [Ilustrasi warna merah].
(b) Hembusan masa depan bersifat terbuka. Bisa lebih besar dari semula yang bermakna lebih berumur panjang. Bisa juga lebih kecil. [Ilustrasi warna hijau].
(c) Masa kini adalah dinamika menghirup masa lalu dan masa depan. Persatuan menjadi 1 titik dari bentangan waktu. Kemudian, menghembuskan 1 titik menjadi bentangan waktu: masa depan, masa lalu, dan masa kini. [Ilustrasi warna kuning].
Dinamika waktu adalah freedom bagi alam raya dan umat manusia. Freedom, sudah pasti, menuntut tanggung jawab kita.
Bagaimana menurut Anda?

Tinggalkan komentar