Siapa Main Dadu Tuhan

Einstein mengatakan, “Tuhan tidak main dadu.” Lalu, siapa yang main dadu? Siapa yang memainkan dadu Tuhan? Seperti apa dadu Tuhan?

Banyak orang yang main dadu Tuhan. Hawking main dadu dengan bigbang. Ilmuwan quantum main dadu dengan indeterministik. Darwin main dadu dengan mutasi acak. Atheis sering main dadu dengan statistik. Mistikus main dadu dengan rahasia tersembunyi. Agamawan main dadu dengan rahasia nasib. Setiap manusia main dadu dengan freedom, dengan kebebasan.

Dari semua permainan dadu, mana yang terbaik? Freedom. Kebebasan manusia adalah permainan dadu terbaik yang pernah ada. Manusia adalah freedom. Konsekuensi dari freedom maka manusia wajib tanggung jawab. Itulah yang terbaik.

Saya kagum kepada Einstein yang mampu mengungkapkan pesan metafora “Tuhan tidak main dadu.” Kita paham maksud metafora itu. Kemudian, kita sadar bahwa bahasa adalah metafora terhadap metafora. Dalam tulisan ini, Anda akan perlu memanfaatkan kemampuan bahasa metafora dengan baik.

1. Bigbang Gelap Gulita
2. Evolusi Acak-Acakan
3. Indeterministik Quantum
4. Rahasia Hati
5. Misteri Nasib
6. Sistem Chaos
7. Freedom

Tidak ada paksaan dalam agama.
Tidak ada paksaan dalam kebenaran.
Tidak ada paksaan dalam pilihan.

Manusia adalah bebas.

Karena bebas, manusia wajib tanggung jawab. Sukses atau gagal adalah tanggung jawab kebebasan manusia. Surga atau neraka; bahagia atau derita; sakit atau sehat adalah tanggung jawab kebebasan manusia.

Main dadu adalah hal biasa saja. Tetapi bagaimana ada orang keras kepala dalam main dadu? Mereka yakin bahwa dirinya benar-benar tidak tahu apa yang akan muncul dari mata dadu. Jika mereka tidak tahu, mengapa mereka begitu yakin dan keras kepala?

1. Bigbang Gelap Gulita

Alam semesta diperkirakan bermula dari bigbang, ledakan besar, yang terjadi sekitar 14 milyard tahun yang lalu; beberapa peneliti memperkirakan sekitar 27 milyard tahun yang lalu. Sebelum bigbang tidak ada apa-apa; tidak ada ruang pun tidak ada waktu; memang tidak ada apa-apa; atau, jika ada sesuatu maka sesuatu itu tidak punya arti apa pun; karena segala hukum alam runtuh ketika bigbang.

Jadi ada hukum apa ketika bigbang? Tidak ada hukum sama sekali ketika bigbang; dadu Tuhan sedang dilempar tinggi dalam peristiwa bigbang; siapa main Dadu?

Bigbang adalah gelap gulita bagi manusia. Bigbang adalah lemparan dadu tak menentu. Menariknya, kita sebagai manusia, justru mudah percaya kepada teori bigbang; karena teori bigbang adalah lemparan dadu tak menentu. Kita percaya kepada yang tidak tentu.

2. Evolusi Acak-Acakan

Teori evolusi Darwin mengguncang dunia. Apa keunggulan utama teori evolusi? Evolusi terjadi karena mutasi acak; evolusi adalah acak-acakan. Siapa yang melempar dadu evolusi?

Mengapa mutasi acak bisa acak-acakan? Karena acak itu adalah karakter sejati dari mutasi acak itu sendiri; dalam dirinya sendiri memang acak. Pikiran kita tidak bisa memahami mutasi acak; atau, jika mutasi acak bisa dipahami maka tidak lagi acak; karena ada formula atau pola tertentu. Jadi, acak memang tidak bisa dipahami.

Tetapi, mengapa manusia percaya dengan mutasi acak? Karena manusia suka dengan lemparan dadu tak menentu.

Katakanlah mutasi acak dipengaruhi oleh faktor F dan hukum alam H. Kita akan lanjut bertanya F dipengaruhi, atau ditentukan, oleh apa? F dipengauhi F1; dipengaruhi F2; dipengaruhi F3; dan seterusnya tak tentu.

Demikian juga hukum alam, misal seleksi alam, H dipengaruhi oleh H1; dipengaruhi H2; dan seterusnya tak tentu. Kita hanya puas bila jawaban akhir tersebut berupa “lemparan dadu tak tentu.” Padahal kita tahu bahwa jawaban berupa “lemparan dadu tak tentu” tidak pernah menjadi jawaban yang memuaskan.

3. Indeterministik Quantum

Fisika klasik Newton bersifat pasti secara matematika. Jika kita berhasil mengetahui posisi dan momentum alam semesta maka kita bisa memastikan seluruh nasib alam semesta. Kita bisa menentukan kapan musim panen, kapan musim hujan, kapan gerhana, dan kapan gempa lengkap dengan semua ukurannya. Termasuk, kita bisa menentukan kapan Anda membaca tulisan ini dan kapan akan berhenti. Semua bisa menjadi pasti berdasar sains fisika Newton.

Masalahnya, kita belum tahu posisi dan momentum alam semesta sampai hari ini. Andai kita sudah tahu maka semua sudah bersifat pasti. Benarkah pandangan seperti itu?

Sains fisika quantum menolak pandangan fisika klasik itu. Fisika quantum menyatakan bahwa dasar dari alam semesta adalah tidak tentu, ketidak-pastian, dan probabilitas semata. Andai, kita bisa tahu semua informasi, termasuk posisi dan momentum, maka tetap saja nasib alam semesta tidak pasti. Nasib alam raya bagai “lemparan dadu tak menentu.”


4. Rahasia Hati
5. Misteri Nasib
6. Sistem Chaos
7. Freedom

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Join the Conversation

  1. avatar Tidak diketahui

1 Comment

Tinggalkan komentar