Solusi Pendidikan P3: Philosophy, Politik, dan Profesionalisme

Sepakat bahwa pendidikan sangat penting untuk kemajuan umat manusia. Sementara, problem dunia pendidikan begitu banyak. Saya mengusulkan solusi P3: philosophy, politik, dan profesionalisme.

1. Profesionalisme
2. Politik
3. Philosophy

Solusi P3, kali ini, fokus kepada konten dan proses pendidikan. Sementara, solusi anggaran pendidikan, solusi instrumentasi, dan lain-lain akan dibahas di tulisan yang berbeda.

Profesionalisme adalah pendidikan mencetak manusia-manusia unggul yang profesional. Politik adalah pendidikan mengajarkan para siswa pemahaman politik: semua bidang profesional bersifat politis; apa pun profesi Anda maka saling berpengaruh dengan profesi orang lain di seluruh dunia. Philosophy atau filosofi adalah pendidikan membuka wawasan yang luas dan mendalam secara filosofis.

1. Profesionalisme

Profesionalisme adalah standar minimal bagi semua solusi, termasuk, pendidikan. Pendidikan yang profesional mampu bersaing dan adaptasi dalam setiap kesulitan. Argumen negatif lebih kuat lagi: jika pihak T adalah tidak profesional maka solusi apa pun terhadap T akan berujung gagal. 

Solusi paling dasar adalah jadikan diri kita, dan lembaga kita, sebagai profesional. Kemudian, melangkah ke solusi yang lebih luas.

2. Politik

Politik lebih dari sekedar politik praktis; lebih dari sekedar aktif di partai politik mau pun jabatan politik. Apa pun sikap Anda; apa pun pendidikan Anda adalah politis. Dalam arti, secara politis, karir Anda selalu berpengaruh dan dipengaruhi pihak lain.

Pertanyaannya: apakah Anda memberi pengaruh positif kepada pihak lain?

Sebaliknya juga penting untuk dicermati: apa pengaruh pihak lain kepada kita? Jika pengaruh mereka kepada kita adalah positif maka baik-baik saja. Tetapi, bagaimana jika pengaruh mereka adalah negatif? Tentu, jangan mau jadi korban mereka; lindungi diri Anda, dan lembaga pendidikan Anda, dari kerusakan mereka. Perkuat posisi Anda secara politik.

3. Philosophy

Jangan tertipu oleh penampilan; jangan tertipu oleh data statistik; apa lagi, jangan tertipu imbalan ekonomis. Kita perlu mengkaji sampai tataran filosofis.

Diskusi

Bagaimana menurut Anda?

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Join the Conversation

  1. avatar Tidak diketahui

1 Comment

Tinggalkan komentar