Terpeleset ke Masa Depan

Manusia mudah terpeleset. Karena Anda manusia maka Anda mudah terpeleset; seperti saya. Terpeleset ke jurang masa depan. Seperti apa itu?

Anak-anak saya sering bertanya, “Mengapa di surga Nabi Adam makan buah khuldi?”

Saya memandangi wajah anak saya yang lucu itu. Dia melanjutkan,

“Kan, kalo tidak makan buah khuldi, manusia tetap tinggal di surga. Asyik ya, berpetualang di surga?”

1. Mudah Terpeleset
2. Jurang Masa Depan
3. Melayang

Ada banyak jawaban yang saya berikan. Mengapa? Karena anak saya bertanya berulang kali. Saya perlu menyiapkan jawaban yang beragam.

“Kalau kamu tinggal di surga. Boleh makan apa saja. Boleh main apa saja. Hanya ada satu larangan yaitu dilarang mendekat, dilarang makan, buah khuldi. Apakah kamu akan makan buah khuldi?” saya balik tanya ke anak.

Anak saya malah tertawa. Lalu tertawa lagi. Tampaknya, kemudian, dia berpikir.

1. Mudah Terpeleset

Pasti. Kita mudah terpeleset. Anda saat ini pun pasti terpeleset; yaitu, terpeleset menuju masa depan; maju beberapa detik ke masa depan.

Masa depan adalah jurang yang licin. Sehingga, kita pasti terpeleset ke jurang masa depan itu.

“Masa depan kok jurang? Jadi menakutkan begitu,” Kakak protes ke saya.

“Lebih baik kita khawatir dengan masa depan dari pada terlena oleh masa lalu,” sahut saya agak serius.

Anda boleh khawatir dengan masa depan. Yang paling pasti dari masa depan adalah kita akan mati. Takut mati. Kemudian menyiapkan diri untuk berbuat baik sebagai bekal mati. Mari kita bertobat.

2. Jurang Masa Depan

“Ada apa di jurang masa depan itu?”

“Ada jurang lagi. Di depan masa depan, ada masa depan lagi. Akibatnya, kita akan terus melayang menuju masa depan.”

“Bukankah kita harus hidup di masa kini agar bahagia?”

“Tentu saja. Sungguh, masa depan itu lebih baik bagimu dari masa lalu.”

Orang yang terbebani masa lalu dan gelisah akan masa depan, dia adalah orang yang menderita. Orang bahagia adalah orang yang syukur di masa kini, mengambil hikmah masa lalu, dan besar hati menerima anugerah masa depan.

Sepercik rasa khawatir tentang masa depan adalah anugerah yang sangat bernilai.

3. Melayang

Jurang masa depan itu bisa saja dipenuhi bunga-bunga indah mewangi. Anda bisa bahagia tinggal di taman bunga yang indah itu. Tetapi, tetap terdapat jurang di sana. Anda akan terpeleset lagi. Terpeleset ke mana?

Terpeleset ke jurang masa depan lagi. Seterusnya, tanpa henti.

Kita perlu belajar terbang, belajar melayang, dari satu jurang ke lain jurang. Berdoa semoga masa depan terang benderang.

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Join the Conversation

  1. avatar Tidak diketahui

1 Comment

Tinggalkan komentar