Uang Segunung untuk Apa

Kapal Titanic sangat mewah mengarungi samudera. Wisata romantis untuk memadu cinta. Bikin semua orang iri kepada mereka. Akhirnya bagaimana?

Titanic karam, tenggelam, di samudera Atlantic tahun 1929. Ratusan jiwa melayang. Umat manusia berduka.

Tahun 2023, kapal selam super mewah Titan disediakan khusus untuk orang kaya. Dengan Titan, Anda bisa tamasya ke dasar laut. Melihat indahnya dunia ikan dan karang. Lebih dari itu, Anda bersama Titan bisa mengunjungi lokasi Titanic. Melihat sisa-sisa kapal Titanic di dasar samudera; yang tenggelam hampir 100 tahun lalu. Untuk itu semua, Anda harus jadi orang super kaya; Anda harus berlimpah uang.

1. Uang untuk Apa
2. Tidak Sadar
3. Menuju Ujung

Titan hanya mengangkut 5 orang super kaya di dunia yang terpilih; menuju dasar laut yang indahnya tiada tara. Nasib, siapa bisa menduga. Titan remuk di dasar laut. Memang Titan tidak bisa meledak. Karena tekanan air di dasar laut sangat besar. Titan hanya bisa remuk seluruhnya. Penumpang dan semua yang ada dalam Titan ikut remuk tanpa bentuk. Duka umat manusia di ujung dunia.

1. Uang untuk Apa

Jadi, uang segunung untuk apa? Kasihan orang-orang super kaya yang uangnya segunung. Mereka ingin menambah gunung-gunung uang; tapi tidak juga memuaskan. Kehilangan segunung uang? Mereka tak bisa membayangkan. Sangat menakutkan karena sewaktu-waktu gunung uang bisa hilang.

Berpetualang jadi pilihan mereka; keliling dunia bersama kapal Titanic; menyelam ke dasar laut bersama Titan. Tetapi maut bisa mengancam mereka.

Tahun 2024 ini, 2 orang astronot berpetualang ke stasiun luar angkasa ISS. Mereka mendarat di ISS. Tingginya sekitar 450 km di atas bumi; seperti jarak Jakarta ke Jogja; tetapi ke arah atas menuju langit. Setelah mendarat di ISS terjadi kerusakan pesawat luar angkasa. Dua astronot itu tidak bisa pulang ke bumi; menunggu jemputan sekitar tahun 2025 di bulan Februari.

Berapa biaya untuk terbang ke luar angkasa? Kabarnya, tidak kurang dari 50 trilyun rupiah; uang segunung itu. Rencananya, beberapa tahun ke depan, penerbangan ke angkasa luar bersama Starliner ini dibuka untuk umum secara komersial. Bukan hanya astronot, siapa pun orangnya bisa ke luar angkasa asal mampu membayar.

2. Tidak Sadar

Mengapa orang berpetualang jauh ke tempat yang berbahaya? Mereka sadar tetapi tidak sadar.

Freud (1856 – 1939) yakin bahwa manusia dikendalikan oleh hasrat bawah sadar. Anda sadar membaca tulisan ini. Kesadaran Anda itu, sejatinya, dikendalikan oleh alam bawah sadar. Jadi, pada analisis akhir, Anda tidak sadar.

Orang-orang berlayar bersama Titanic, menyelam bersama Titan, ke angkasa bersama pesawat Starliner. Mereka merasa sadar tetapi dikendalikan oleh alam bawah sadar yang tidak sadar. Lalu, Freud bertanya, “Apa yang mengendalikan alam tak sadar itu?”

Hasrat atau birahi. Libido cinta yang mengendalikan alam bawah sadar menurut Freud muda. Kadang-kadang orang tanpa sadar mimpi sedang bercinta dalam tidurnya. Mimpi adalah ekspresi bawah sadar yang murni tidak sadar.

Jadi, orang berlayar bersama Titanic karena dikendalikan oleh hasrat libido? “Benar,” jawab Freud. Memang, orang mengumpulkan uang segunung agar bisa membeli tiket Titanic. Kemudian, dia naik kapal Titanic. Kemudian, dia bercinta sebagai tujuan akhir tanpa sadar. Barangkali, bercinta di atas samudera dengan fasilitas Titanic yang mewah memang indah.

Mengapa Anda sekolah? Mengapa Anda bekerja? Mengapa Anda mengejar karir? Mengapa Anda korupsi? Semua, menurut Freud muda, digerakkan oleh hasrat libido bawah sadar.

Apakah benar klaim Freud muda itu? Freud tua, setelah dewasa, menolak pandangan Freud muda. Freud tua merevisi Freud muda.

3. Menuju Ujung

Bawah sadar bukan dikendalikan oleh hasrat tetapi dikendalikan oleh keinginan menuju mati. Tentu saja, Anda tidak sadar sedang ingin menuju mati; meski sesekali sadar juga.

Freud bingung. Banyak orang yang tidak mengejar hasrat; tidak mengejar birahi. Meski mereka memiliki hasrat libido tetapi mereka tidak mengutamakan libido. Ada orang yang berpetualang ke hutan alam bebas tidak peduli dengan hasrat libido; ada orang berkreasi dalam seni sastra tidak peduli dengan hasrat libido; ada orang mengejar hobi lupa libido. Tetapi mereka semua sama; mereka semua makin dekat menuju mati.

Freud tua meyakini alam bawah sadar manusia dikendalikan oleh hasrat ingin menuju mati.

Heidegger (1889 – 1976) sampai kepada perspektif mirip dengan Freud tua. Manusia menjadi otentik dengan peduli sebagai sedang menuju mati: being-toward-death. Peduli terhadap mati menjadikan manusia gelisah. Untuk menghilangkan gelisah, sebagian orang, berpetualang bersama kapal Titanic, Titan, atau Starliner. Sebagian yang lain menyibukkan diri dengan kerja atau hobi agar lupa sedang menuju mati. Tetapi, manusia otentik justru peduli bahwa dirinya sedang menuju mati kemudian mengambil sikap yang sesuai.

Jadi, untuk apa uang segunung? Untuk menuju mati. Apakah memang perlu uang segunung? Tidak perlu. Berlebih-lebihan justru mengakibatkan Anda terlena. Hidup sederhana mendorong Anda lebih bijaksana.

Uang segunung berpotensi menjadi dosa menggunung. Dari mana asal uang segunung? Apakah prosesnya melibatkan dosa bergunung? Apakah penggunaannya berdampak dosa menggunung? Bersyukurlah dengan uang yang sedikit. Bertambah sedikit ikut bertambah syukur. Tidak punya uang tetap punya masa depan. Orang yang tidak bisa bahagia dengan kekayaan yang sedikit maka dia tidak pernah bisa bahagia dengan kekayaan yang banyak. Sedikit atau banyak tetap bahagia; tetap bersyukur atas semua karunia.

Leluhur kita berpesan, “Sangkan paraning dumadi.” Setiap diri kita berasal dari Tuhan dan sedang menuju kepada Tuhan. Bersiaplah dengan bekal terbaik: taubat, amal, membantu tetangga, membantu saudara, dan mencegah kerusakan. Tujuan kita sudah jelas yaitu meraih akhir yang baik atau husnul khatimah.

Bagaimana menurut Anda?

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Join the Conversation

  1. avatar Tidak diketahui

1 Comment

Tinggalkan komentar