Pembulatan Bumi Datar: Kasus Jokowi Korupsi

Saya kaget. Apakah Anda kaget? Jokowi, mantan presiden RI, dituduh sebagai orang paling korupsi di dunia pada tahn 2024. Jokowi merespon melalui media: silakan dibuktikan saja.

Bukankah tuduhan korupsi pasti sudah ada bukti? Minimal bukti awal. Jokowi “membiarkan” anak dan menantu kompetisi pilkada dan, kemudian, mereka jadi kepala daerah di Solo dan Medan; bahkan, akhirnya jadi wakil presiden 2024. Membiarkan adiknya jadi hakim MK; kemudian, persyaratan jadi calon presiden dan wakil diubah MK. Hal-hal seperti itu adalah bukti korupsi berat menurut pihak-pihak tertentu. Benarkah? Tentu banyak pihak menolak bukti seperti itu.

Korupsi adalah pejabat publik memanfaatkan wewenangnya untuk keuntungan pribadi secara finansial. Tidak ada bukti bahwa Jokowi korupsi dengan definisi ini; bagi para pendukungnya. Misal, ilustrasi korupsi, Jokowi menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar 100 M rupiah. Hanya 70 M disalurkan kepada rakyat, sementara yang 30 M disimpan untuk kepentingan pribadi. Bila ini terjadi maka dia korupsi. Tetapi tidak ada bukti sama sekali bahwa Jokowi pernah korupsi.

Jadi, apakah Jokowi korupsi?

1. Yang Esa
2. Pembedaan Tinggi Badan
3. Prosa Kembali Esa
4. Diskusi

Mari sedikit meluaskan pandangan ke topik lain: apakah bumi bulat? Bumi adalah datar bagi pendukung teori bumi-datar. Bumi adalah bulat, mendekati bulat, bagi pendukung sains modern jaman ini.

Berapa tinggi badan Anda?

Tinggi saya adalah 157 cm, misal. Atau tepatnya 157,34 cm atau 157,34500123 cm atau 157 koma terus tanpa henti. Angka 157 cm adalah pembulatan dari tinggi saya sebenarnya. Tinggi saya sebenarnya adalah tidak bulat tetapi dibulatkan agar lebih mudah.

Tinggi badan berbeda dengan bumi-datar. Kita yakin angka tinggi badan tidak bulat kemudian dibulatkan agar mudah. Sementara, kita menyaksikan bumi-datar kemudian sains mengatakan bahwa bumi bulat; aslinya, bumi bulat hanya saja kita melihat permukaan bumi sebagai datar; kita yakin bumi-datar dalam pandangan sehari-hari.

Kembali ke masalah korupsi. Semua pejabat adalah tidak bersih alias mereka korupsi. Demi kemudahan, kita anggap mereka bersih; karena bila semua korupsi maka tidak cukup penjara untuk menampung mereka. Pandangan ini mirip dengan tinggi badan yang tidak bulat angkanya tetapi kita anggap bulat agar tampak bersih.

Atau sebaliknya? Kita melihat semua pejabat adalah lurus; semua pejabat adalah bersih; seperti melihat bumi-datar. Tetapi, pemeriksaan lebih teliti menunjukkan tidak ada pejabat yang lurus. Semua pejabat adalah melengkung seperti permukaan bumi. Jadi semua pejabat adalah korupsi. Jika ada pejabat yang lurus bersih maka itu hanya kasus khusus.

Bagaimana menurut Anda?

Kita bisa membalik perspektif dengan meyakini bahwa bumi adalah datar. Semua pejabat adalah bersih; seperti kita lihat sehari-hari. Hanya pejabat nakal saja yang tergoda untuk korupsi. Mereka bisa tobat kembali.

1. Yang Esa

Semua bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Maha Baik. Jadi, sejatinya, segala sesuatu adalah baik. Hanya pihak-pihak khusus saja yang tergoda; terpeleset dalam dosa. Mereka bisa bertobat menebus segala dosa. Seluruh realitas berawal dari Tuhan Maha Baik dan menuju lagi kepada Tuhan Maha Baik melalui perjuangan manusia menjadi manusia dengan etika baik / akhlak mulia.

Meski Tuhan adalah Esa tetapi Nama-Nama Tuhan adalah beragam. Maha Kasih dan Maha Sayang; Maha Dahir dan Maha Batin; Maha Awal dan Maha Akhir. Kita mulai mengenal pembedaan Nama Tuhan.

2. Pembedaan Tinggi Badan

Kita tahu bahwa tinggi badan adalah satu itu. Kemudian kita membedakan tinggi badan dengan angka-angka bulat agar mudah diingat. Dampak berikutnya, kita menilai ada orang jangkung, biasa, dan pendek. Semua itu adalah pembedaan belaka dari sejatinya yang satu itu.

Realitas alam raya adalah satu itu. Kemudian, kita melakukan pembedaan ada orang baik, orang nakal, orang malas, orang rajin, dan lain-lain. Sejatinya, kita adalah satu itu.

3. Prosa Kembali Esa

Kita perlu untuk kembali bersatu. Hidup bersama seni adalah media kita untuk bersatu. Kembali kepada Yang Esa. Mari tamasya bersama puisi dan prosa.

4. Diskusi

Bagaimana menurut Anda?

Ada yang meminta jawaban tegas: apakah Jokowi korupsi?

Kita bisa memilih jawaban tegas bahwa semua pejabat adalah korupsi. Karena itu, semua pejabat wajib tobat. Pilihan sebaliknya lebih sulit; yaitu berupa pandangan bahwa semua pejabat sebagai bersih. Buktikan di pengadilan ada korupsi. Jika tidak terbukti maka pejabat memang bersih. Pandangan seperti ini mudah terjebak dalam kesombongan. Justru para pejabat perlu menganggap diri banyak dosa, lalu bertobat, dan mengabdi secara tulus meringankan beban hidup rakyat jelata.

Penjara tidak cukup bila semua pejabat korupsi kena vonis. Untuk vonis penjara perlu ukuran-ukuran dan bukti yang kuat bahwa pejabat melakukan korupsi jenis tertentu. Praduga tak bersalah adalah bermaksud mengakui kesalahan masih di bawah batas tertentu; sehingga bukan masalah bagi pengadilan formal; tidak ada konsekuensi legal; tidak perlu vonis penjara.

Apakah hanya pejabat yang korupsi? Apakah diri kita tidak berdosa? Tidak bersalah? Lebih baik bagi kita untuk bertobat.

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Join the Conversation

  1. avatar Tidak diketahui

1 Comment

Tinggalkan komentar