Saya menerima dua eksemplar buku Visi Futuristik kemarin, Selasa 14 Januari 2025. Visi Futuristik adalah buku final dari trilogi Futuristik tulisan saya.

Membaca buku cetak memang mempesona. Saya sudah membaca Visi Futuristik di layar komputer barangkali puluhan kali. Baru kali ini membaca versi cetak: indah dan seru.
Secara prinsip, Visi Futuristik terdiri dari 8 wacana; kemudian, saya menambahkan wacana awal dan wacana lanjutan; bukan wacana akhir. Anda bisa menduga bahwa “wacana lanjutan” meski menjadi akhir wacana tetapi mengundang wacana untuk terus berlanjut. Saya membandingkan pemikiran Suhrawardi dengan Hegel, Zizek, McDowell, dan lain-lain.
Buku satu Logika Futuristik terbit 2023; buku dua Pintu Anugerah terbit 2024; dan buku tiga Visi Futuristik terbit 2025.
Wacana awal menegaskan bahwa Visi Futuristik mengambil inspirasi kreatif dari maha karya Suhrawardi yang ditulis sekitar 1000 tahun yang lampau; sekaligus Visi Futuristik adalah buku ketiga, buku final, dari trilogi Futuristik. Salah satu kontribusi penting Visi Futuristik adalah mengutamakan ilmu huduri lebih dari ilmu husuli.
Wacana 1.1 sampai 1.3 membahas logika dan wacana 2.1 sampai 2.5 membahas ontologi cahaya.
Pembahasan logika singkat saja karena buku satu, yaitu Logika Futuristik, sudah membahas lebih luas dan dalam. Pembahasan ontologi cahaya merupakan bagian terbesar dari Visi Futuristik. Saya menambahkan beragam kasus-kasus kontemporer: filsafat sains, filsafat teknologi, asal mula kejahatan, paradoks hukum, hirarki kebenaran, dan lain-lain. Berbagai macam kasus ini, kita selidiki secara ontologis kemudian kita mengajukan beberapa alternatif solusi.
Wacana lanjutan sengaja memancing diskusi lebih lanjut. Setelah menekankan kontribusi Visi Futuristik (sains huduri, simbolisasi cahaya, simplifikasi logika), kita membahas perbandingan dengan pemikir lain termasuk Ghazali, Ibnu Arabi, Mulla Sadra, Popper, Zizek, dan McDowell. Anda boleh beda pendapat dengan saya dalam perbandingan pemikira para tokoh ini. Justru keragaman pemikirann ini perlu kita tumbuh-suburkan.
Di bagian akhir, saya mengusulkan prospek dari Visi Futuristik. Masa depan cemerlang adalah masa depan seluruh umat manusia. Sebagian orang khilaf merusak masa depan. Di saat yang sama, kerusakan ini justru menjadi peluang untuk perbaikan agar lebih cemerlang masa depan. Sejatinya, masa depan umat manusia adalah menuju realitas cahaya sejati yang bertabur pesona.
Selamat membaca…!
Bagaimana menurut Anda?

Tinggalkan komentar