Pekan lalu, saya menerima buku cetak Visi Futuristik dari penerbit sebagai sampel bukti bahwa buku telah diterbitkan. Buku sampel tersebut langsung habis “dipaksa” dibeli oleh teman-teman yang baik. Saya terpaksa menahan diri tidak membahas buku Visi Futuristik sementara waktu. Kemarin, Rabu 22 Januari 2025, saya menerima kiriman buku lebih banyak dari penerbit. Jadi, kita bisa membahas lagi buku Visi Futuristik versi cetak.

Memang mempesona buku cetak. Wajar, beberapa negara maju di Eropa mewajibkan kembali para siswa untuk membaca buku cetak. Tidak cukup hanya membaca buku digital. Daya pesona fenomena material memang spesial; beda dengan pesona digital.
1. Terjemah English Arab
2. Teori Praktis
3. Diskusi
Rujukan utama Visi Futuristik adalah buku Hikmah al-Isyraq (HI) karya Suhrawardi. Saya beruntung karena mendapatkan HI dalam dwi bahasa, yaitu, Arab-English. Dalam membaca ulang Visi Futuristik, saya mendapatkan pemahaman dan pembahasan ontologis yang teoritis kemudian bergerak sampai tataran praktis. Saya berharap pembaca akan memperoleh manfaat teoritis dan praktis.
1. Terjemah English Arab
Halaman kiri HI adalah teks dalam bahasa English; sementara halaman kanan adalah teks dalam bahasa Arab. Penerjemah, Hossein Ziai, memberi angka pada setiap paragraf yang memudahkan kita untuk menemukan keselarasan Arab dan English.
Dalam Visi Futuristik saya hanya mengutip teks English secara singkat dan mencantumkan nomor paragraf. Kemudian saya menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Meski saya merasa paham maksud buku HI tetapi tetap sulit menemukan terjemahan dalam bahasa Indonesia yang tepat. Saya perhatikan, Ziai menerjemahkan dari Arab ke English secara fleksibel. Saya meniru fleksibilitas Ziai untuk mendapatkan terjemahan Indonesia yang pas; cukup membantu; meski ada beberapa masalah lagi.
Solusi untuk masalah ini, yang tepat buat saya, adalah saya bolak-balik merujuk teks Arab dan English kemudian menerjemahkan ke bahasa Indonesia. Solusi ini berhasil bagi saya. Teks English sulit, bagi saya, karena banyak memanfaatkan ungkapan negatif secara ganda misal “not… without…” Teks Arab sedikit menggunakan ungkapan negatif ganda. Dalam terjemahan bahasa Indonesia, saya membatasi penggunaan ungkapan negatif ganda.
Anak muda bertanya: mengapa tidak pakai translator semisal Google atau GPT? Saya menggunakan translator itu. Memang translator otomatis banyak membantu; hanya saja kita butuh kualitas yang lebih bermutu.
Sebagian besar teks Visi Futuristik adalah tulisan saya sendiri dengan mengambil inspirasi kreatif dari Maha Karya Suhrawardi.
2. Teori Praktis
Dari sisi konten, saya merasa surprise karena banyak aspek praktis dibahas dalam Visi Futuristik; perkembangan sains sepanjang sejarah, penerapan teknologi sehari-hari, sampai mengembangkan kehidupan akhlak dengan moral yang tinggi.
Tentu saja, konten utama buku Visi Futuristik adalah pembahasan ontologi yang bersifat teoritis. Saya mencoba membahas dari beragam sudut pandang para tokoh kemudian berusaha memberi contoh-contoh praktis dalam kehidupan – dan kematian.
Nama Einstein, sebagai salah satu tokoh, muncul kembali dalam Visi Futuristik. Sebelumnya, nama Einstein muncul cukup dominan dalam buku Futuristik 1 (Logika Futuristik, 2023) ketika membahas sains fisika. Masih di Futuristik 1, saya menyediakan satu bab khusus membahas filsafat sains versi Einstein. Dalam Futuristik 2 (Pintu Anugerah, 2024), saya membatasi mengutip nama tokoh untuk menjaga buku agar bersifat praktis. Dalam Futuristik 3 (Visi Futuristik, 2025), nama Einstein muncul ketika kita membahas bentuk ruang non-Euclidian. Sangat mempesona bahwa Suhrawardi mengembangkan konsep ruang non-Euclidian sekitar 1000 tahun yang lalu; selaras dengan pandangan Einstein.
3. Diskusi
Bagaimana menurut Anda?
Saya menduga bahwa masyarakat masa kini membutuhkan buku yang bersifat praktis ketimbang teoritis. Benarkah begitu?
Futuristik 1 membahas logika dari aspek teoritis yang dilengkapi berbagai macam contoh praktis.
Futuristik 2 membahas anugerah-anugerah futuristik secara praktis. Aspek teoritis hanya sekilas.
Futuristik 3 membahas visi futuristik berimbang antara aspek teoritis dan praktis. Lengkap sudah trilogi Futuristik; ketika tuntas maka bergegas.
Bagaimana menurut Anda?

Tinggalkan komentar