Presiden 3 Periode: Jokowi Vs Trump

Konstitusi membatasi presiden menjabat hanya 2 periode; maksimal. Presiden Jokowi pernah pro-kontra karena dicurigai tertarik untuk 3 periode. Tahun ini, 2024-2025, Trump bercanda ingin menjabat 3 periode. Perwakilan Partai Republik mulai bergerak mencari celah untuk 3 periode.

“Trump jokes about running for a third term.”

Mengapa berminat 3 periode? Mengapa dibatasi 2 periode? Mengapa?

1. Makin Lama Korupsi
2. Tongkat Estafet
3. Pak Nomo Penguasa
4. Diskusi

Putin beruntung karena bisa mengubah konstitusi sehingga dia 3 periode; dan 3 periode x 6 tahun = 18 tahun. Diduga, sebelum habis 18 tahun, Putin bisa mengubah konstitusi lagi agar lebih tepat bagi dirinya.

1. Makin Lama Korupsi

Argumen utama: makin lama presiden berkuasa maka makin kuat untuk korupsi.

Presiden Soeharto berkuasa 1960an. Banyak orang yakin, waktu itu, Soeharto adalah presiden yang baik bagi Indonesia. Soeharto berhasil menjadi bapak pembangunan Indonesia. Setelah berkuasa lebih dari 20 tahun, terjadi KKN: korupsi kolusi nepotisme oleh kroni-kroni Soeharto. Terpaksa, Soeharto lengser karena reformasi pada tahun 1998 setelah berkuasa 32 tahun. Berkuasa terlalu lama, mengubah seorang pejuang yang baik terjebak dalam pusaran politik dengan aroma korupsi.

2. Tongkat Estafet

Batasan 2 periode menjamin setiap presiden merencanakan pembangunan negara dengan bertahap melalui estafet presiden.

Presiden Jokowi dipaksa harus berpikir estafet, bertahap, untuk membangun IKN. Jika membangun IKN butuh waktu 10 tahun, misal, maka periode akhir jabatan Jokowi tidak cukup untuk menyelesaikannya. Jokowi perlu berpikir bahwa presiden pengganti komitmen melanjutkan IKN. Konsekuensinya, proyek IKN harus transparan. Siapa pun presiden pengganti, petahana atau pesaing, bisa melanjutkan estafet IKN. Apakah proyek IKN transparan? Kita butuh perjalanan waktu untuk menyaksikannya. Hanya saja, batasan 2 periode memaksa presiden harus siap melepaskan tongkat estafet.

3. Pak Nomo Penguasa

Pak Nomo bisa mengubah konstitusi. Pak Nomo bebas menetapkan aturan 2 periode atau 3 periode atau tanpa batas; semua sah sesuai konstitusi.

Mengapa Pak Nomo bisa mengubah konstitusi? Karena Pak Nomo adalah Pak Nomo.

Pelanggaran konstitusi adalah pelanggaran berat. Tetapi mengubah konstitusi adalah sah; bukan pelanggaran. Ketika Pak Nomo mendukung Putin mengubah konstitusi menjadi 3 periode maka sah, bagi Putin, untuk menjabat presiden 3 periode.

Andai waktu itu, Pak Nomo mendukung untuk amandemen UUD 45 agar presiden boleh 3 periode maka sah, bagi Jokowi atau SBY, untuk jadi presiden 3 periode. Tapi Pak Nomo tidak setuju dengan amandemen UUD 45 agar 3 periode itu.

4. Diskusi

Bagaimana menurut Anda?

Mengapa Nomo bisa mengubah konstitusi? Bagaimana cara mengubahnya? Mengapa presiden boleh mengikuti konstitusi baru atau konstitusi lama?

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Tinggalkan komentar