Pilih Qabil atau Habil?

Qabil adalah manusia pertama yang melakukan pembunuhan terhadap manusia lainnya; yaitu terhadap Habil. Anda memihak Qabil atau Habil?

Sejak kecil, kita diajarkan untuk membela Habil; sang korban. Kita menolak Qabil; kita mengutuk Qabil; kita marah kepada Qabil sang pembunuh. Tetapi mengapa banyak orang meniru perilaku Qabil. Dalam Bibel, Qabil adalah Cain dan Habil adalah Abel.

1. Kisah Asli
2. Makna Futuristik
3. Memihak Korban
4. Diskusi
5. Penutup

Ketika umat manusia memilih jadi Habil maka berbagai problem sulit akan bisa kita selesaikan dengan baik. Bila US memihak Habil maka perang genosida terhadap Palestina bisa dihentikan; Israel damai dengan Palestina. Bila Rusia memihak Habil maka perang Rusia-Ukraina berakhir. Bila para pejabat dan pengusaha memilih Habil maka adil makmur bagai jamur tumbuh subur.

Mengapa justru nafsu Qabil (Cain) banyak menggoda?

1. Kisah Asli

Mari kita cermati redaksi kisah asli Qabil Habil dengan merujuk ke Bibel dan Quran.

Al Quran, Al Maidah 27 – 30:

“وَاتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَاَ ابۡنَىۡ اٰدَمَ بِالۡحَـقِّ‌ۘ اِذۡ قَرَّبَا قُرۡبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنۡ اَحَدِهِمَا وَلَمۡ يُتَقَبَّلۡ مِنَ الۡاٰخَرِؕ قَالَ لَاَقۡتُلَـنَّكَ‌ؕ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الۡمُتَّقِيۡنَ

Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.”

لَٮِٕنۡۢ بَسَطْتَّ اِلَىَّ يَدَكَ لِتَقۡتُلَنِىۡ مَاۤ اَنَا بِبَاسِطٍ يَّدِىَ اِلَيۡكَ لِاَقۡتُلَكَ‌ ۚ اِنِّىۡۤ اَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الۡعٰلَمِيۡنَ

“Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”

اِنِّىۡۤ اُرِيۡدُ اَنۡ تَبُوۡٓءَ بِاِثۡمِىۡ وَ اِثۡمِكَ فَتَكُوۡنَ مِنۡ اَصۡحٰبِ النَّارِ‌ۚ وَذٰ لِكَ جَزٰٓؤُا الظّٰلِمِيۡنَ‌

“Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka; dan itulah balasan bagi orang yang zhalim.”

فَطَوَّعَتۡ لَهٗ نَفۡسُهٗ قَـتۡلَ اَخِيۡهِ فَقَتَلَهٗ فَاَصۡبَحَ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ

Maka nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi.”

Bersumber Wikipedia dari Genesis:

“Then the Lord said to Cain, “Where is your brother Abel?” He said, “I do not know; am I my brother’s keeper?”[iv] And the Lord said, “What have you done? Listen; your brother’s blood is crying out to me from the ground! And now you are cursed from the ground, which has opened its mouth to receive your brother’s blood from your hand.[v] When you till the ground, it will no longer yield to you its strength; you will be a fugitive and a wanderer on the earth.” Cain said to the Lord, “My punishment is greater than I can bear! Today you have driven me away from the soil, and I shall be hidden from your face; I shall be a fugitive and a wanderer on the earth, and anyone who meets me may kill me.” Then the Lord said to him, “Not so! Whoever kills Cain will suffer a sevenfold vengeance.” And the Lord put a mark on Cain, so that no one who came upon him would kill him.”

“Lalu Tuhan berfirman kepada Kain, “Di mana Habel, adikmu?” Jawabnya, “Aku tidak tahu; apakah aku penjaga adikku?”[iv] Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang telah kaulakukan? Dengarlah, darah adikmu berseru kepada-Ku dari tanah! Dan sekarang, terkutuklah engkau, karena tanah telah mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu dari tanganmu.[v] Ketika engkau mengolah tanah, tanah itu tidak akan lagi memberikan kekuatannya kepadamu; engkau akan menjadi pelarian dan pengembara di bumi.” Kain berkata kepada Tuhan, “Hukumanku lebih besar daripada yang dapat kutanggung! Hari ini Engkau telah mengusir aku dari tanah, dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu; aku akan menjadi pelarian dan pengembara di bumi, dan siapa pun yang bertemu denganku akan membunuhku.” Lalu Tuhan berfirman kepadanya, “Tidak demikian! Siapa pun yang membunuh Kain akan mengalami pembalasan tujuh kali lipat.” Dan Tuhan memberi tanda pada Kain, sehingga tidak seorang pun yang bertemu dengannya akan membunuhnya.”

Kitab suci menceritakan Qabil dan Habil secara jelas dan mengutuk perilaku Qabil yang jahat.

2. Makna Futuristik

Mengapa persembahan kurban dari Qabil (Cain / Kain) ditolak?

Qabil marah karena persembahannya ditolak; kemudian, Qabil mengancam akan membunuh Habil (Abel).

Habil menjelaskan bahwa Tuhan hanya menerima persembahan kurban dari orang yang “benar-benar bertakwa” (muttaqin). Qabil memahami itu. Mereka sepakat: Habil adalah orang bertakwa sehingga diterima Tuhan; Qabil adalah bukan orang bertakwa sehingga tidak diterima.

Apa itu orang bertakwa? Makna orang bertakwa, dalam kisah di atas, adalah sudah jelas. Habil bertakwa dengan menjaga ternak domba agar domba berkembang dengan baik. Habil mengambil susu domba dan daging domba sekedar keperluan; dan agar populasi domba harmonis dengan alam sekitar; Habil memberikan yang terbaik kepada masyarakat.

Qabil hanya bertopeng saja; Qabil bisa mengaku memberi persembahan tetapi hanya topeng atau kedok belaka. Qabil eksploitasi bumi untuk nafsunya; menyisakan sisa-sisa, yang rusak, untuk alam dan masyarakat. Persembahan Qabil yang hanya topeng ini ditolak.

Tetapi kita butuh informasi lebih tegas: apa makna orang bertakwa? Makna-futuristik mempertegas makna orang bertakwa. Kisah selanjutnya mempertegas makna takwa ini.

Habil adalah orang bertakwa: Habil tidak menyerang Qabil meski Qabil menyerang Habil. Tentu, Habil bisa mempertahankan diri tetapi Habil tidak pernah menyerang.

Habil adalah solusi untuk semua problem kita di bumi ini. Jadilah bertakwa; jadilah Habil; jangan pernah menyerang siapa pun.

Andai Israel jadi Habil; tidak menyerang; maka tidak ada perang dengan Palestina. Andai US tidak menyerang maka tidak ada perang. Andai Hamas tidak menyerang maka tidak ada perang. Andai Rusia tidak menyerang maka tidak ada perang.

Tetapi banyak pihak tidak berpihak ke Habil. Mereka malah melakukan serangan. Mereka sepihak dengan Qabil yang terkutuk. Jika setiap pihak menjadi Qabil maka pasti terjadi perang karena saling serang. Anehnya, mereka sadar bahwa diri mereka salah. Tetapi mereka bertopeng tetap mengaku melakukan persembahan kepada Tuhan. Tentu ditolak.

Dalam dunia bisnis, perang dagang sering terjadi; mereka saling serang; mereka menjalankan bisnis bagai Qabil. Lihatlah persaingan teknologi AI (akal imitasi / artificial intelligence). Mereka sama-sama ingin mendominasi melalui kompetisi AI. Mengapa nafsu Qabil bisa menular jauh sampai masa kini?

3. Memihak Korban

Jelas kita harus memihak korban; kita harus memihak Habil; kita harus memihak orang yang bertakwa.

Cara mudah: bela dulu korban; kemudian berpikir untuk mencari solusi yang adil bagi banyak pihak.

Konflik pengusaha yang memecat buruh (PHK): kita memihak siapa? Bela dulu buruh, sang korban; kemudian cari solusi terbaik bagi buruh dan pengusaha.

Konflik antara pejabat dan rakyat: kita memihak yang mana? Bela dulu rakyat kecil; selamatkan hidup mereka; kemudian berpikir mencari solusi terbaik buat rakyat dan pejabat.

Konflik lulusan SMA tidak tertampung di universitas: memihak mana? Bela dulu lulusan SMA agar semua lulusan, yang minat, mendapat kursi universitas. Kemudian cari solusi terbaik bagi siswa dan universitas.

Menyalahkan korban adalah terlalu mudah. Lulusan SMA itu tidak mendapat kursi universitas karena tidak berprestasi. Rakyat Palestina menjadi korban karena tidak mengungsi. Buruh dipecat karena tidak profesional. Rakyat jelata jatuh miskin karena malas. Pembenaran selalu tersedia untuk menyalahkan korban. Tetapi, menyalahkan korban adalah jebakan logika bagi banyak orang. Kita justru perlu membela korban.

Makna pesan dari Habil jelas: kita perlu mempertimbangkan perspektif luas; Habil memahami mengapa persembahan Habil diterima dan mengapa persembahan Qabil tidak diterima. Kemudian, Habil menolak serangan agresif; kita tidak mendukung tindakan kekerasan; kita menolak berlaku agresif; meski pihak lain menyerang. Habil tetap menjadi orang bertakwa; kita tetap komitmen ikhlas di jalan takwa.

4. Diskusi

Bagaimana menurut Anda?

Tentu kita setuju: semua problem rumit di bumi bisa selesai, mengarah selesai, ketika semua pihak menjadi orang bertakwa, orang yang baik, dan tidak menyerang pihak lain.

Tetapi problem rumit makin rumit ketika banyak pihak meniru Qabil: mereka agresif menyerang pihak lain dengan topeng-topeng persembahan. Mereka adalah pengikut Qabil, orang zalim, orang tersesat, dan menyesatkan orang lain.

4.1 Siapa Menang?

Qabil atau Habil yang menang?

Dari penampakan mata, tampak, Qabil yang menang karena membunuh Habil. Bahkan, Habil tidak ingin menyerang Qabil. Jadi, Habil memang tidak ingin mengalahkan Qabil; Habil tidak ingin merugikan siapa pun.

Dalam perang Israel lawan Palestina, siapa yang menang?
Dalam perang Rusia Ukraina, siapa yang menang?
Dalam perang ekonomi, pengusaha besar lawan pedagang kecil, siapa yang menang?

4.2 Menang Sejati

Tetapi apa makna menang sejati? Habil yang menang sejati. Qabil, secara hakikat, adalah kalah. Qabil menderita di sisa umurnya; Qabil takut dibunuh orang sewaktu-waktu; Qabil tersiksa di neraka.

Habil istirahat dengan damai di alam kubur; pada waktunya, Habil hidup bahagia di surga. Umat manusia mengirimkan salam dan doa kepada Habil sebagai teladan manusia mulia.

Ada orang, misal Polan, mengatakan, “Biarlah saya kalah di di kehidupan nanti; yang penting saya menang berposta-pora di hari ini.”

Bagi Polan, menang adalah sukses berlimpah harta dan kuasa di dunia ini. Polan dalam hal ini masuk anggota Qabil. Polan merespon, “Biar saja saya jadi anggota Qabil, yang penting saya menikmati kesenangan dunia ini.”

Bisa saja Polan terus terang mengaku sebagai anggota Qabil. Tetapi, justru, ada Polan yang sembunyi-sembunyi memilih jadi Qabil, sementara, di depan umum, mengaku jadi Habil. Bagaimana pun, Polan tetap sadar bahwa dia adalah Qabil; terutama ketika dia dalam sunyi.

4.3 Perang

Perang masih terjadi di dunia. Apa solusi yang tersedia?

Perang tetap terjadi karena ada pihak Qabil; yang melakukan serangan atas dalih apa pun itu. Untuk mencegah Qabil menyerang maka kita perlu komitmen membela Habil secara pribadi, sosial, negara, planet bumi, sampai alam semesta. Lembaga negara perlu bersikap sebagai Habil yaitu menjaga keamanan seluruh warga dari serangan pihak luar maupun pihak dalam. Menjaga keamanan terbatas hanya untuk pertahanan; tidak boleh menyerang.

4.4 Tanpa Memihak

Bisakah tidak memihak Qabil mau pun Habil? Bukankah orang adil tidak memihak? Bukankah perlu bersikap ikhlas?

Dalam kasus ini, tidak memihak bermakna sebagai memihak Qabil. Jadi, sikap diam adalah sikap setuju terhadap Qabil. Kita harus mendukung Habil untuk membela kebenaran.

Setiap orang adalah Qabil dan Habil sekaligus. Hanya saja, Qabil lebih aktif dalam diri setiap orang dewasa. Ketika seseorang diam maka dia adalah Qabil; kecuali dia menolak Qabil. Hanya jika seseorang menolak Qabil maka dia menjadi Habil. Kita, sebagai manusia, menghadapi beragam masalah; dari satu masalah ke masalah berikutnya; Qabil aktif lebih awal; kemudian kita menolak Qabil agar diri kita menjadi Habil. Proses ini terjadi berulang terus-menerus.

Bisakah kita langsung jadi Habil? Tidak bisa. Habil hanya bisa hadir setelah Qabil hadir kemudian kita menolak Qabil. Memang berat tugas kita menjadi manusia.

Jadi, pertanyaan pilih Qabil atau Habil bisa kita sederhanakan menjadi hanya 1 pilihan saja:

a) Apakah Anda menolak Qabil?
b) Apakah Anda menolak kejahatan?
c) Apakah Anda menolak jadi agressor?

Jawabannya hanya 1 dengan tegas: “Ya, saya menolaknya.”

Jawaban ragu-ragu atau tidak menjawab sudah berkonsekuensi memilih Qabil. Apalagi, orang sengaja memilih Qabil.

4.5 Jam Rusak

Perhatikan jam dinding yang berputar menunjukkan waktu dengan tepat; simbol untuk Habil. Sewaktu-waktu, jam bisa rusak sehingga menunjuk waktu yang meleset; tidak tepat; simbol untuk Qabil.

Aslinya, jam dinding adalah meleset, menunjuk waktu yang tidak tepat. Kemudian, kita mengoreksi jarum jam dinding agar tepat dan mengganti batere dengan yang baru. Tiba-tiba, jam dinding bisa meleset lagi. Kita perlu terus-menerus menjaga jam dinding agar tidak meleset; agar tetap tepat. Kita perlu terus-menerus menjaga diri agar menjadi Habil agar tidak terpeleset jadi Qabil.

Jam dinding yang tepat menjadi berguna karena jam dinding tersebut, dalam banyak situasi, punya potensi bisa meleset. Jika setiap jarum jam selalu tepat maka apa gunanya jam dinding? Jika setiap jarum jam selalu meleset apa gunanya jam dinding? Jam dinding berguna karena dalam banyak keadaan jarum jam bisa meleset dan hanya pada kondisi tertentu saja bisa tepat. Ketepatan jarum jam dinding menjadi bernilai tinggi karena sewaktu-waktu ada resiko bisa meleset.

5. Penutup

Setiap manusia bisa menjadi baik yaitu menjadi Habil dengan cara menolak kejahatan; menolak Qabil. Proses untuk menjadi manusia baik adalah proses perjuangan terus-menerus tanpa henti.

Bagaimana menurut Anda?

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Join the Conversation

  1. avatar Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd
  2. avatar Tidak diketahui

2 Comments

Tinggalkan komentar