Efisiensi adalah salah arah. Efisiensi adalah sesat. Efisiensi adalah tipuan mesin-mesin industri.
Manusia adalah makhluk yang tidak efisien. Atau, Anda bisa jadi manusia karena tidak efisien. Hanya karena tidak efisien maka Anda bisa menjadi manusia sejati. Menolong tetangga adalah tidak efisien; mendengarkan curhatan istri adalah tidak efisien; bercanda dengan anggota keluarga adalah tidak efisien; membaca puisi adalah tidak efisien; olah raga juga tidak efisien. Begitulah, manusia memang tidak efisien.
Bagaimana dengan pemotongan anggaran demi efisiensi sebuah negara? Apakah karena efisien maka pejabat berubah tidak lagi jadi manusia? Apakah rakyat tidak lagi jadi manusia dampak efisiensi?

“Pemerintah mengalihkan hasil pemangkasan anggaran ke program-program unggulan dengan total hampir Rp 240 triliun. Program terbesar adalah ketahanan pangan (Rp 144,6 triliun), disusul MBG (Rp 71 triliun), renovasi sekolah (Rp 20 triliun), dan pemeriksaan kesehatan gratis (Rp 3,2 triliun). Program-program ini dirancang dengan pendekatan ganda: selain memberi manfaat langsung ke masyarakat, juga diharapkan menggerakkan ekonomi lokal melalui keterlibatan UMKM dalam rantai pasoknya. Dari penyediaan bahan makanan untuk MBG hingga material renovasi sekolah, UMKM ditempatkan sebagai mitra utama dalam implementasi program.”
1. Efisien vs Hemat
2. Energi Kekal bukan Imajinasi
3. Diskusi
Presiden Prabowo dikabarkan telah melakukan efisiensi. Bu Menteri mengumumkan pemotongan anggaran di berbagai tempat. Raja-raja kecil, diberitakan, melakukan perlawanan. Apa manfaat positif bagi rakyat?
1. Efisien vs Hemat
“Kita tidak perlu efisien tapi perlu hemat,” kata Iwan.
“Apa bedanya?” Prabu malah bertanya.
Hemat adalah memanfaatkan sumber daya secukupnya saja. Efisien adalah ingin mendapat hasil sebesar-besarnya dengan biaya sekecil-kecilnya.
“Berikan contoh nyata,” Prabu mengejar.
“Anda butuh berkunjung ke daerah menghabiskan bensin 50 liter pakai mobil mewah. Tapi hanya menghabiskan 20 liter pakai mobil biasa. Anda berlaku hemat bila memilih pakai mobil biasa yang 20 liter itu.”
“Apakah yang 50 liter pakai mobil mewah bisa efisien?”
“Bisa efisien. Karena mobil mewah itu adalah sponsor. Anda tidak perlu membayar. Sebagai raja Gemaripa Anda sudah promosi mobil mewah cukup sekedar memakainya. Pejabat-pejabat Anda, dan rekanan pengusaha, akan membeli mobil mewah yang sama.
Mobil mewah itu lebih efisien karena semua biaya ditanggung oleh kerajaan Anda; kemudian anggaran kerajaan Gemaripa itu diganti oleh pabrik mobil mewah. Hanya alam semesta yang rugi karena makin berat menerima polusi 50 liter bensin. Rakyat Gemaripa makin miskin karena gaji mereka, yang sudah kecil, disedot oleh mobil mewah itu,” Iwan menjelaskan.
Prabu mencoba mencerna penjelasan Iwan si cendekiawan.
2. Energi Kekal bukan Imajinasi
Postulat sains fisika dengan tegas menyatakan bahwa energi (dan massa) adalah kekal. Artinya, kita tidak bisa melakukan efisiensi energi; tetapi bisa melakukan penghematan energi.
Energi dan materi itu terbatas karena kita tidak bisa menciptakannya; mereka kekal. Sementara imajinasi, pengetahuan, nilai-nilai, apresiasi, karya seni adalah tak terbatas; bisa terus-menerus diciptakan yang baru. Jadi, kita perlu lebih fokus untuk mengembangkan produktivitas imajinasi dengan energi yang hemat; bukan efisiensi.
3. Diskusi
Bagaimana menurut Anda?
Tidak efisien adalah boros. Tidak hemat adalah boros. Kita perlu menghindari boros. Kita perlu mencegah pemborosan dengan hemat energi bukan dengan efisiensi energi.
“Mengapa Anda membentuk kabinet yang kecil?” tanya Iwan.
“Karena saya ingin hemat dan fokus melayani rakyat Gemaripa,” jawab Prabu.
“Saya setuju,” balas Iwan.
Prabu melakukan penghematan besar-besaran dengan membentuk kabinet yang terdiri hanya 19 menteri padahal penduduk Gemaripa sekitar 300 juta jiwa. Nyaris tidak ada wakil menteri mau pun staf khusus. Kabinet yang kecil menjadikan Prabu lebih lincah mengabdi kepada rakyat.
“Bagaimana pendapatmu tentang Indonesia?” tanya Prabu.
“Aku masih mencermatinya,” Iwan tampak bingung.
“Bukankah MBG (makan bergizi gratis) adalah bagus?”
“Bagus. Tapi ada yang mengeluh: anaknya dapat makan siang gratis, bapaknya kena PHK, sekeluarga tidak bisa lagi makan.”
Uang Modern
Problem dari uang modern, uang masa kini, adalah: fleksibel, efisien, dan hegemoni.
Uang itu fleksibel karena uang bisa membeli apa saja. Atau, sebaliknya, segalanya bisa dibeli oleh uang. Anda butuh makan, mobil, rumah mewah atau apa saja maka bisa Anda beli asal ada uang.
Kedua, uang itu efisien yaitu uang itu menuntut kita untuk menghasilkan uang lebih besar lagi; secara absolut. Ketika Anda mendapat hadiah uang 2 juta atau 5 juta maka Anda akan memilih 5 juta karena lebih besar. Gaji, tunjangan, bonus dan lain-lain, kita memilih yang lebih besar. Uang adalah efisiensi absolut.
Ketiga, hegemoni segala sesuatu ditentukan oleh uang. Jabatan, sekolah, kesehatan, kesenangan, kecantikan, dan lain-lain ditentukan oleh uang. Orang yang memiliki uang banyak adalah sukses. Orang yang tidak punya uang adalah tidak sukses. Uang adalah segalanya.
Mengapa tiga hal itu jadi masalah? Mengapa uang yang fleksibel, efisien, dan hegemoni jadi masalah?
Semua itu jadi masalah karena semua itu hanya ilusi belaka.

Tinggalkan komentar