Dikabarkan, dengan efisiensi berhasil menghemat anggaran 200 T rupiah; bahkan sampai 700 T rupiah. Untuk apa berpikir rumit? Bukankah efisiensi sudah memberi hasil dengan jelas?
Anak-anak tidak perlu sekolah SMA karena lulusannya tidak siap kerja; harus melanjutkan sekolah lagi; tidak efisien. Anak-anak cukup sekolah SMK karena lulusannya siap kerja; efisien. Bila ada yang minat lanjut kuliah silakan di berbagai perguruan tinggi.
Pilih efisien atau berpikir?

Jawabannya: pilih keduanya yaitu efisiensi sambil berpikir.
Politikus dan pejabat bisa saja memilih keduanya. Tetapi di banyak kasus, kita harus mengutamakan salah satu saja dan menempatkan lainnya di urutan kedua. Jadi, pilih efisiensi atau berpikir?
Utamakan berpikir dan tempatkan efisiensi pada urutan kedua atau lebih bawah lagi.
1. Teknologi
2. Tugas Manusia
3. Perang Kompetisi
4. Tangan Gaib
5. Diskusi
Bagi mereka yang tidak siap kompetisi maka mereka akan kalah. Bagi yang mengejar kompetisi maka mereka akan kalah semua kecuali yang sampai babak final; dan hanya 1 saja yang klaim jadi juara. Pada waktunya, juara itu akan kalah juga dalam kompetisi. Jadi, pada tahap akhir, semua pihak akan kalah dalam kompetisi. Bagaimana dengan kompetisi teknologi AI?

Sebaliknya, orang yang berpikir maka dia akan menang. Makin banyak orang berpikir maka makin banyak pemenang. Realitasnya, hanya sedikit orang yang bersedia berpikir karena berpikir itu memang berat.
1. Teknologi
Hakikat teknologi adalah framing yang bertujuan untuk mencapai efisiensi absolut. Orang yang mengutamakan teknologi adalah orang yang mengutamakan efisiensi. Kampus yang mengutamakan teknologi adalah mengutamakan efisiensi. Pendidikan yang mengutamakan teknologi adalah mengutamakan efisiensi. Apa masalahnya? Itu adalah masalah besar!
2. Tugas Manusia
Tugas manusia adalah untuk berpikir. Ketika Anda berpikir maka Anda menjadi manusia. Teknologi tidak bisa berpikir maka teknologi tidak jadi manusia. AI tidak bisa berpikir sampai saat ini maka AI tidak jadi manusia. Andai singa bisa berpikir, misal singa bernama Simba atau Mufasa, maka singa itu jadi manusia. Tetapi singa yang bisa berpikir baru ada dalam dongeng pemicu imajinasi.
Sudahkah Anda berpikir hari ini?
Tentu saja, makna berpikir bisa sangat luas. Aku berpikir maka saya ada.
3. Perang Kompetisi
Perang adalah bentuk kompetisi yang menuntut efisiensi tingkat tinggi. Dari pada ada resiko kalah dalam medan tempur, Amerika dan sekutu menjatuhkan bom atom ke Hiroshima Nagasaki. Bom atom adalah senjata efisien pemusnah massal. Sungguh ngeri dan memilukan. Tragedi kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah.
4. Tangan Gaib
Ketika terjadi pasar bebas maka akan datang “tangan gaib” atau “invisible hand” yang mendorong sistem ekonomi politik adil makmur.
Pasar bebas terbuka luas saat ini; mengapa tidak terjadi adil makmur?
Karena pasar bebas berubah menjadi pasar kompetisi. Hanya penguasa besar yang akan menang; yang lain kalah semua. Yang kalah menjadi korban ketidak-adilan. Yang menang, akhirnya, seiring waktu akan kalah juga menjadi korban ketidak-adilan. Pasar bebas mendorong situasi tidak adil. Kapan datang tangan-gaib agar adil makmur?
Tangan-gaib akan datang ketika pasar-bebas mau berpikir; ketika pelaku pasar-bebas berpikir secara mendalam. Adil makmur terwujud bersama pasar-bebas yang mampu berpikir itu.
5. Diskusi
Bagaimana cara berpikir?
Cara berpikir adalah reflektif; memantul; bercermin. Cara berpikir adalah berpikir itu sendiri. Sampai titik tertentu, pikiran akan sadar bahwa berpikir adalah anugerah besar dari Sang Pemberi Anugerah.
Singkatnya: manusia harus berpikir dengan cara memikirkan cara berpikir itu sendiri; tidak ada formula pasti bagaimana cara berpikir yang tepat; formula mau pun konten dari berpikir justru harus dipikirkan oleh manusia itu sendiri.
A. Negara Efisien
Trump melakukan efisiensi besar-besaran dengan membatalkan beragam program bantuan pendidikan; menunjuk Elon Musk sebagai “menteri efisiensi” kabinet. Trump akan tampak menang dalam jangka pendek; dalam jangka panjang, Trump akan kalah. Untung saja, kali ini, Trump sudah periode 2 maka tidak akan diperpanjang masa jabatan. Jadi, Trump yakin akan menang.
Prabowo juga melakukan efisiensi besar-besaran terhadap APBN. Dalam jangka pendek, Prabowo akan menang. Kabarnya, Prabowo berhasil menyelamatkan anggaran sampai ratusan trilyun rupiah. Dalam jangka panjang? Kita semua akan mengalami kekalahan. Untungnya, Prabowo akan ikut pilpres 2029. Kita berharap Prabowo akan mengembangkan pemikiran jangka panjang demi rakyat Indonesia.
Jika efisiensi akan merugikan negara itu maka mengapa negara-negara itu melakukan efisiensi? Karena efisiensi menguntungkan dalam jangka pendek. Tipu muslihat efisiensi begitu menggoda dalam hati kita.
B. Pendidikan Efisien
Di Indonesia dan di belahan dunia, sistem pendidikan juga mengarah kepada efisiensi. Hanya pendidikan STEM yang boleh berkembang: sains, teknologi, engineering, math. Anak-anak muda berebut kursi universitas jurusan informatika dan kedokteran; sangat efisien.
Kabarnya, di Indonesia, sulit untuk membuka kampus baru berupa fakultas sosial, humaniora, sastra, budaya, ekonomi, agama, seni, dan lain-lain. Hanya diijinkan membuka kampus baru di bidang STEM. Sangat efisien.
C. Perusahaan Efisien
Perusahaan berlomba-lomba efisiensi dengan menerapkan teknologi termasuk AI (akal imitasi). Penggunaan AI yang luas akan meningkatkan efisiensi perusahaan berdampak PHK besar-besaran.
Tahun 2022, openAI meluncurkan AI berupa chatGPT-3 yang mendominasi pasar. Disusul pesaing-pesaing lain asal Amerika. Tahun 2025, Deepseek meluncurkan versi terbaru mengguncang dominasi pasar. Persaingan AI dari US lawan Tiongkok makin memanaskan bumi. Perang dagang, perang ekonomi, perang teknologi, perang politik dan perang jenis lain mudah terjadi. Berbahaya bagi seluruh bumi. Apa usulan solusi?
Selama semua pihak, semua orang, semua negara mengejar efisiensi maka hasilnya adalah perang.
Solusi: tinggalkan efisiensi dan memperkuat berpikir.
Salah satu fokus penting untuk dipikirkan adalah berpikir kreatif memperkaya diferensiasi berupa kekayaan lokal. Indonesia mengembangkan keunikan Indonesia; Tiongkok mengembangkan keunikan Tiongkok; US mengembangkan keunikan US. Mereka tidak perlu perang; tidak perlu kompetisi; tidak perlu efisiensi; masing-masing adalah unik. Mereka justru bisa saling membantu melalui diplomasi.
Bagaimana menurut Anda?

Tinggalkan komentar