Kulminasi Teknologi AI: Hegel sampai Pippin

Siang itu, anak saya dengan gembira berkata, “Ayah lihat ini, dengar ini, bagus sekali!”

Ia menyodorkan hp yang memutar video lagu dengan sangat lembut dan indah. Suara vokalis perempuan begitu merdu. Tampilan teks pada layar menunjukkan bait-bait puisi menyentuh hati.

“Lagu ini bikinan aku menggunakan AI,” ia melanjutkan.
“Hebat banget,” sahut saya, “kalau lirik syairnya bikinan siapa?”
“Liriknya sih, tulisan aku asli.”

Barangkali, kurang dari 15 menit, anak saya bisa menciptakan lagu yang indah dan merdu dengan bantuan AI. Apakah AI membawa kebaikan bagi umat manusia? Bagi alam raya? Yang jelas, AI adalah kulminasi teknologi; AI adalah puncak kemajuan teknologi.

Apakah saya benar-benar terkesan oleh lagu dan musik ciptaan AI? Saya lebih terkesan dengan lirik syairnya yang indah tulisan anak saya itu. Sedangkan dengan nada-nada dan alunan musiknya yang ciptaan AI, saya kagum. Apakah menyentuh hati? Dalam tulisan ini, kita akan diskusi AI sebagai kulminasi teknologi; dan teknologi adalah kulminasi dari pemikiran rasional umat manusia. Tentu, kita akan membahas plus dan minus nya.

1. Makna Teknologi
2. Kulminasi Histori
3. Puisi
4. Futuristik
5. Diskusi

Heidegger (1889 – 1976) adalah pemikir besar pertama yang mengkaji makna teknologi. Esensi teknologi adalah enframing atau pencitraan yang berbahaya. Apakah AI juga berbahaya? Hegel (1770 – 1831) adalah pemikir besar dengan konsep idealisme absolut yang menjadi kulminasi dari pemikiran rasional umat manusia. Bagaimana manusia bisa berpikir rasional absolut? Hegel menjawab, “Dengan dialektika.” Pippin (1949 – ) adalah ilmuwan pengkaji pemikiran Hegel sampai sekarang. Pippin berusaha menghadirkan pemikiran Hegel agar hidup di masa kini. Tahun lalu, Pippin menulis buku berjudul “The Culmination.” Buku The Culmination ini menjadi titik belok tajam Pippin dari, semula, murid Hegel menjadi murid Heidegger. Dalam buku Futuristik 2 yang berjudul “Pintu Anugerah,” saya membahas teknologi secara khusus di bab 4 secara detil. Teknologi memang amat penting.

1. Makna Teknologi

Apa makna teknologi? Apa hakikat teknologi? Apakah teknologi bermanfaat?

Teknologi adalah alat bagi manusia. Gunakan teknologi secara tepat maka semua bermanfaat dan mencegah mudharat; mencegah bahaya. Semua masalah selesai.

Memaknai teknologi sebagai alat adalah cara paling lemah memaknai teknologi; alat adalah makna paling basic bagi teknologi. Teknologi lebih dari sekedar alat. AI lebih dari sekedar alat. Manusia perlu membuka mata lebih lebar untuk memandang AI bukan sekedar alat semata. Teknologi adalah ideologi; teknologi adalah teman hati; teknologi adalah enframing.

Teknologi memang ada manfaatnya tetapi jauh lebih besar bahayanya. Kita perlu waspada. Bagaimana caranya?

2. Kulminasi Histori

Histori terus bergulir dari sejarah kuno sampai era kita sekarang ini. Saya menikmati kisah-kisah kuno tentang para dewa. Petualangan Hercules sang putra Dewa Zeus itu selalu seru. Kisah wayang dari Jawa dan India senantiasa mempesona.

Auguste Comte muda (1798 – 1857) paling terkenal dengan formula sejarah umat manusia terdiri tiga era. Pertama era mitologi: manusia berpikir melalui mitologi para dewa. Kisah para nabi dan kisah agama-agama sering dimasukkan pada era pertama ini.

Kedua era metafisika: manusia berpikir secara rasional spekulasi. Pemikir Yunani Kuno semisal Plato dan Aristo adalah tokoh-tokoh pemikir metafisika. Manusia mulai berpikir secara rasional. Sejarah makin berkembang. Metafisika lebih maju dari mitologi.

Ketiga era ilmiah: manusia berpikir secara ilmiah atau saintifik dengan mengembangkan sains dan teknologi. Era ilmiah adalah kulminasi dari sejarah manusia. Era ilmiah menggantikan era mitologi mau pun metafisika. Tentu saja, ilmuwan semisal Newton dan Einstein adalah tokoh utama di era sains dan teknologi ini. Era ilmiah berkembang sampai abad 21 ini. Teknologi, misal AI, adalah kulminasi.

Hegel

Dua atau tiga dekade lebih awal dari Comte, Hegel telah merumuskan kulminasi sejarah pemikiran umat manusia. Hegel menggunakan pendekatan filosofis idealisme absolut berbeda dengan Comte. Sehingga, klaim oleh Hegel ini juga bersifat absolut. Jadi, Hegel adalah kulminasi sejati secara absolut. Apakah klaim ini benar? Klaim idealisme absolut Hegel berupa: spirit absolut atau rasionalisme absolut. Dengan kata lain, seluruh alam raya mencapai kulminasi dengan menjadi rasional absolut; atau akal absolut.

Comte melakukan klaim secara histori sosiologis. Data histori sosiologi sewaktu-waktu bisa berubah. Akibatnya klaim Comte bisa berubah sesuai data dan teori. Kenyataannya, Comte memang berubah pikiran di usia tua. Di usia 40an, Comte adalah seorang duda berkenalan dengan janda muda yang cantik jelita. Comte jatuh cinta. Mereka tidak bisa menikah karena aturan agama menyatakan sang janda belum sepenuhnya resmi menjadi janda. Tidak lama dari jatuh cinta itu, sang janda meninggal dunia. Comte berduka bersama cinta.

Peristiwa itu berpengaruh kepada pandangan Comte: semula mitologi – metafisika – sains; berubah menjadi sains – metafisika – spiritual. Atau, ketiganya berpadu di era sekarang ini; mereka sejajar. Bahkan ada kecenderungan, Comte tua menempatkan agama/spiritual lebih tinggi dari metafisika mau pun sains.

Berbeda dengan Comte, klaim absolut oleh Hegel tidak bisa berubah. Atau, setiap perubahan sudah dirangkul oleh idealisme absolut Hegel. Jadi, rasionalisme absolut adalah kulminasi dari seluruh sejarah alam raya; puncak absolut.

Bagaimana rasionalisme atau akal bisa menjadi kulminasi? Melalui proses dialektika. Akal berlawanan dengan alam; akal merangkul alam; terjadi sintesis akal dan alam terbentuk spirit lebih tinggi. Sejatinya, spirit lebih tinggi adalah akal lebih tinggi. Selanjutnya, akal berlawanan dengan alam lagi. Berulang sampai mencapai akal absolut atau spirit absolut.

Jalur dialektika bisa saja berbeda. Sains berlawanan dengan bukan-sains; misal sains berlawanan dengan seni; sains merangkul seni; terbentuk sintesa sains yang lebih tinggi berupa filosofi. Tetapi, filosofi ini adalah sains itu sendiri. Selanjutnya sains berdialektika sampai terbentuk filosofi absolut. Filosofi absolut adalah akal absolut atau rasionalisme absolut itu sendiri.

Kita bisa menyusun dialektika yang beragam misal agama lawan politik; bisnis lawan hukum; rakyat lawan negara; orang miskin lawan orang kaya; dan lain-lain. Semua dialektika ini akan mengantar kepada, akhirnya, rasionalisme absolut atau akal absolut.

Yang menarik dari dialektika adalah mereka saling merangkul untuk meraih akal yang lebih tinggi; mereka saling membutuhkan; meski tampak saling berlawanan; sejatinya, dialektika hanya bisa terjadi karena ada perbedaan yang menciptakan ketegangan kemudian saling merangkul.

Pippin

Pippin mendukung dialektiga Hegel sejak Pippin muda sampai tua. Karena dialektika merangkul segala perbedaan; merangkul segala ketegangan; maka dialektika mengantar kepada puncak kulminasi. Dalam realitas nyata, kulminasi itu berupa teknologi.

Di usia tua, sekitar 70an tahun, Pippin melihat dari puncak kulminasi Hegel bahwa kulminasi ini cacat; rasionalisme absolut adalah cacat. Kita membutuhkan penawar dari kulminasi Hegel. Apa penawar itu?

3. Puisi

Puisi adalah penawar kulminasi. Puisi mengubah kulminasi menjadi inspirasi. Puisi menebarkan, membangunkan, dan menumbuhkan suara hati.

Teman-teman Pippin kecewa. Mereka adalah murid-murid Hegel di abad 21 ini. Karena akal absolut adalah kulminasi maka mereka, pendukung rasionalisme absolut, adalah orang-orang rasional paling cerdas dalam sejarah. Mereka memberi kritik tajam kepada Pippin agar Pippin kembali mendukung kulminasi Hegel.

Pippin menjawab bahwa kulminasi Hegel kita perlukan untuk menyadari bahwa kulminasi itu hanya ilusi.

4. Futuristik

Bagaimana masa depan saya? Masa depan orang-orang di sekitar saya? Masa depan lingkungan saya? Pertanyaan futuristik adalah pertanyaan otentik.

Hegel salah; bukan sekadar kulminasi adalah jawaban yang salah. Tetapi, masalah utamanya, Hegel tidak pernah bertanya; tidak pernah mengajukan pertanyaan yang tepat. Kita perlu mengajukan pertanyaan paling penting: apa yang paling penting? Mengapa penting? Bagaimana itu penting? Mengapa penting untuk mengajukan pertanyaan? Apa makna-penting? Apa makna itu semua?

Pertanyaan ini akan mengarahkan kita untuk membuka posibilitas futuristik. Anda penting karena Anda memiliki masa depan. Tanpa masa depan maka tidak ada yang penting. Anda membaca tulisan ini adalah penting karena masa depan Anda terkait dengan tulisan ini.

Apakah AI itu penting? Mengapa AI penting? Apa yang lebih penting dari AI? Bagaimana dunia ini menjadi lebih baik tanpa AI? Mengapa menolak AI adalah sikap paling penting? Mengapa AI harus dibuang?

Mengapa kita harus bertanya? Keutamaan manusia adalah mampu untuk bertanya. Manusia memiliki posibilitas untuk mengajukan pertanyaan. Kucing yang Anda temui di dekat rumah itu tidak akan bertanya: apa pentingnya AI? Kucing memang bisa meminta makanan ke Anda. Tetapi kucing tidak bertanya dari mana Anda mendapat makanan kucing itu. Jadi, posibilitas untuk mengajukan pertanyaan adalah posibilitas penting bagi manusia. Setiap pertanyaan akan memantik masa depan.

5. Diskusi

Bagaimana menurut Anda?

Teknologi adalah kulminasi; yang mengekang manusia dalam jeruji; alam raya sama juga terpenjara teknologi. Sudah tersedia solusi: berteman dengan teknologi untuk serasi menulis puisi; membaca puisi; mengalun serasi; menjadi puisi. Apakah puisi menjadi kulminasi?

5.1 Kulminasi Teknologi

Teknologi adalah kulminasi dari seluruh histori umat manusia; dari perspektif rasional. Apakah itu kabar baik?

5.2 Solusi Puisi

Berpikir puitis adalah solusi bagi manusia untuk mengalami realitas konkrit. Apakah puisi bisa menjadi solusi?

5.3 Masa Depan Konkrit

Bukan angan-angan; bukan abstraksi; kita menghadapi masa depan yang konkrit di sini dan di sana.

Bagaimana menurut Anda?

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Join the Conversation

  1. avatar Tidak diketahui

1 Comment

Tinggalkan komentar