Bagaimana cara mengentaskan kemiskinan di Indonesia? Mudah saja. Mengentaskan kemiskinan di dunia? Mudah juga. Bagaimana caranya? Biarkan saja orang miskin itu bekerja maka mereka jadi makmur dengan syarat negaranya memang adil; jadilah negara adil makmur. Beres semua urusan kemiskinan.
Bagaimana caranya menjadikan negara adil makmur? Mau cara yang mudah atau sulit?

Cara mudahnya adalah biarkan saja; negara adil makmur akan tetap adil makmur dalam rentang waktu puluhan tahun. Cara sulit adalah mengubah negara lintah darat untuk menjadi adil makmur. Apa pun usaha Anda maka lintah darat akan mengembalikan ke situasi negara lintah darat; negara yang menghisap darah rakyat jelata; atas nama demokrasi, atas nama hukum, atas nama agama, atas nama pembangunan, atau apa pun untuk menghisap darah rakyat semua.
Cara sulit itu adalah: konflik politik.
Benar, konflik politik adalah cara mengubah negara lintah darat menjadi negara adil makmur; dan sebaliknya, mengubah negara adil makmur menjadi lintah darat.
1. Contoh Nyata
2. Ekonomi Politik
3. Diskusi
3.1 Reformasi 98
3.2 Konflik 99
3.3 Solusi Adil Makmur
Kita akan coba diskusikan beberapa alternatif cara untuk mengubah Indonesia menuju adil makmur. Apakah Indonesia tidak adil makmur? Apakah Indonesia adalah lintah darat? Jika angka 100 adalah adil makmur; dan angka 1 adalah lintah darat; maka Indonesia, tampaknya, di bawah angka 50.
1. Contoh Nyata
Kita akan mengambil kisah nyata negara lintah darat dibanding adil makmur yang dipotret oleh Acemoglu, pemenang Nobel 2024 bidang ekonomi.
Acemoglu mengawali buku Why Nation Fail dengan kisah nyata sebuah kota yang terbelah utara dan selatan. Meski belahan kota ini mirip dalam banyak aspek tetapi kehidupan warga mereka berbeda secara ekstrem.
“KOTA NOGALES terbelah dua oleh pagar. Jika Anda berdiri di dekatnya dan melihat ke utara, Anda akan melihat Nogales, Arizona, yang terletak di Santa Cruz County. Pendapatan rata-rata rumah tangga di sana sekitar $30.000 setahun (sekitar 35 juta rupiah per bulan). Sebagian besar remaja masih sekolah, dan mayoritas orang dewasa adalah lulusan sekolah menengah atas. Terlepas dari semua argumen yang dibuat orang tentang betapa buruknya sistem perawatan kesehatan AS, penduduknya relatif sehat, dengan harapan hidup yang tinggi menurut standar global. Banyak penduduk berusia di atas enam puluh lima tahun dan memiliki akses ke Medicare. Itu hanyalah salah satu dari banyak layanan yang disediakan pemerintah yang dianggap remeh oleh sebagian besar orang, seperti listrik, telepon, sistem pembuangan limbah, kesehatan masyarakat, jaringan jalan yang menghubungkan mereka dengan kota-kota lain di daerah tersebut dan ke seluruh Amerika Serikat, dan, yang terakhir, hukum dan ketertiban. Warga Nogales, Arizona, dapat menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa takut akan keselamatan atau nyawa mereka dan tidak terus-menerus takut akan pencurian, perampasan, atau hal-hal lain yang dapat membahayakan investasi mereka dalam bisnis dan rumah mereka. Yang sama pentingnya, warga Nogales, Arizona, menganggap bahwa, dengan segala inefisiensi dan korupsi yang terjadi, pemerintah adalah agen mereka. Mereka dapat memilih untuk mengganti wali kota, anggota kongres, dan senator mereka; mereka memilih dalam pemilihan presiden yang menentukan siapa yang akan memimpin negara mereka. Demokrasi adalah sifat alami bagi mereka.
Kehidupan di selatan pagar, hanya beberapa kaki jauhnya, agak berbeda.
Sementara penduduk Nogales, Sonora, tinggal di bagian Meksiko yang relatif makmur, pendapatan rata-rata rumah tangga di sana sekitar sepertiga dari pendapatan di Nogales, Arizona. Sebagian besar orang dewasa di Nogales, Sonora, tidak memiliki ijazah sekolah menengah atas, dan banyak remaja tidak bersekolah. Para ibu harus khawatir tentang tingginya angka kematian bayi. Kondisi kesehatan masyarakat yang buruk membuat tidak mengherankan bahwa penduduk Nogales, Sonora, tidak berumur panjang seperti tetangga mereka di utara. Mereka juga tidak memiliki akses ke banyak fasilitas umum. Jalan-jalan dalam kondisi buruk di selatan pagar. Hukum dan ketertiban dalam kondisi yang lebih buruk.
Kejahatan tinggi, dan membuka usaha adalah kegiatan yang berisiko. Anda tidak hanya berisiko dirampok, tetapi mendapatkan semua izin dan menyuap semua orang hanya untuk membuka usaha bukanlah usaha yang mudah. Penduduk Nogales, Sonora, hidup dengan korupsi dan ketidakmampuan politisi setiap hari. Berbeda dengan tetangga mereka di utara, demokrasi merupakan pengalaman yang sangat baru bagi mereka. Hingga reformasi politik tahun 2000, Nogales, Sonora, seperti wilayah Meksiko lainnya, berada di bawah kendali korup Partai Revolusioner Institusional, atau Partido Revolucionario Institucional (PRI).
Bagaimana mungkin dua bagian dari kota yang pada dasarnya sama bisa begitu berbeda? Tidak ada perbedaan dalam geografi, iklim, atau jenis penyakit yang umum di daerah tersebut, karena kuman tidak menghadapi batasan apa pun untuk berpindah-pindah antara Amerika Serikat dan Meksiko. Tentu saja, kondisi kesehatan sangat berbeda, tetapi ini tidak ada hubungannya dengan lingkungan penyakit; ini karena orang-orang di selatan perbatasan hidup dengan kondisi sanitasi yang buruk dan tidak memiliki perawatan kesehatan yang layak.” (Acemoglu; 2012).
Tentu saja, ada penjelasan yang sangat sederhana dan jelas untuk perbedaan antara dua bagian Nogales yang mungkin sudah lama Anda duga: perbatasan yang membatasi kedua bagian tersebut. Nogales, Arizona, berada di Amerika Serikat. Penduduknya memiliki akses ke lembaga ekonomi Amerika Serikat, yang memungkinkan mereka memilih pekerjaan dengan bebas, memperoleh pendidikan dan keterampilan, serta mendorong pemberi kerja mereka untuk berinvestasi dalam teknologi terbaik, yang menghasilkan upah yang lebih tinggi bagi mereka. Mereka juga memiliki akses ke lembaga politik yang memungkinkan mereka untuk mengambil bagian dalam proses demokrasi, memilih wakil mereka, dan menggantinya jika mereka berperilaku buruk. Akibatnya, politisi menyediakan layanan dasar (mulai dari kesehatan masyarakat hingga jalan raya hingga hukum dan ketertiban) yang dituntut oleh warga.
Penduduk Nogales, Sonora, tidak seberuntung itu. Mereka hidup di dunia yang berbeda yang dibentuk oleh lembaga yang berbeda. Lembaga-lembaga yang berbeda ini menciptakan insentif yang sangat berbeda bagi penduduk kedua Nogalese dan bagi para pengusaha dan bisnis yang ingin berinvestasi di sana.
Insentif yang diciptakan oleh berbagai lembaga di Nogalese dan negara-negara tempat mereka berada merupakan alasan utama perbedaan kemakmuran ekonomi di kedua sisi perbatasan. Mengapa lembaga-lembaga Amerika Serikat jauh lebih kondusif bagi keberhasilan ekonomi daripada lembaga-lembaga di Meksiko atau, dalam hal ini, negara-negara Amerika Latin lainnya? Jawaban atas pertanyaan ini terletak pada cara masyarakat yang berbeda terbentuk selama periode kolonial awal. Perbedaan kelembagaan terjadi saat itu, dengan implikasi yang bertahan hingga saat ini. Untuk memahami perbedaan ini, kita harus mulai dari dasar koloni-koloni di Amerika Utara dan Amerika Latin.
Negara yang sukses, misal Nogales utara, adalah Negara inklusif; yaitu Negara yang terbuka dan membuka potensi warganya untuk maju. Negara yang gagal, misal Nogales selatan, adalah Negara ekstraktif; yaitu Negara yang menyedot dan menindas warga mereka. Institusi Negara ini membentuk putaran yang makin menguatkan seiring waktu; Negara sukses akan makin sukses; Negara miskin makin miskin. Jarang sekali, atau sulit sekali, terjadi perubahan mendadak.
Untuk bisa menjawab bagaimana posibilitas masa depan peradaban manusia, kita perlu mencermati ciri-ciri Negara inklusif yang sukses. Negara yang sukses adil makmur. Secara singkat kita akan memperhatikan tiga poin berikut.
(a) Kemakmuran dan kemiskinan ditentukan oleh insentif yang diciptakan oleh lembaga, dan politik menentukan lembaga apa yang dimiliki suatu negara. Lembaga ekonomi berperan secara konkret. Warga yang berbuat baik maka memperoleh keuntungan ekonomi. Warga yang berbuat buruk maka memperoleh kesulitan ekonomi. Konsekuensinya, warga bersemangat untuk berbuat baik dan memajukan kepentingan bersama. Tetapi lembaga ekonomi ini ditentukan oleh lembaga politik. Bila pemain politik jahat maka lembaga ekonomi jadi buruk. Agar lembaga ekonomi baik maka dibutuhkan lembaga politik yang baik juga. Bagaimana pun lembaga ekonomi dan politik memiliki relasi timbal balik.
(b) Lembaga berubah melalui konflik politik dan bagaimana masa lalu membentuk masa kini. Konflik politik justru menjadi harapan untuk perubahan. Tentu saja, perubahan ini bisa mengarah kepada lebih baik atau, sebaliknya, lebih buruk. Pengalaman masa lalu ikut menentukan dan wawasan masa depan memberi harapan.
(c) Lembaga yang mendorong kemakmuran menciptakan lingkaran umpan balik positif yang mencegah upaya elit untuk melemahkannya. Lembaga yang sukses, ekonomi atau politik, akan cenderung makin sukses seiring waktu bergulir. Warga secara umum berpendidikan cukup bagus sehingga bila ada pihak elit yang mengganggu lembaga maka warga akan berjuang untuk mencegah mereka dan berusaha memperbaiki lembaga tersebut.
2. Ekonomi Politik
Bagaimana sistem ekonomi politik di Indonesia? Adil makmur atau lintah darat? Inklusif adalah adil makmur terbuka bagi setiap warga untuk berjuang menjadi orang sukses. Ekstraktif adalah lintah darat yaitu negara dan penguasa-pengusaha menghisap darah rakyat sampai rakyat jatuh miskin.
Sebagai ilustrasi, Finlandia adalah negara inklusif adil makmur dengan angka 90; Brunei adil makmur dengan nilai 81; Indonesia tidak adil makmur karena angka di bawah 50.
Di Finlandia, seorang ibu bekerja di kantin sekolah: menyiapkan makanan dan bersih-bersih serta pembukuan mendapat gaji 60 juta rupiah per bulan. Setelah potong pajak dan mempertimbangkan daya beli di Finlandia; barangkali gaji ibu itu setara dengan 20 juta rupiah bila di Indonesia; sebuah gaji yang besar. Suami dari ibu itu bekerja secara profesional gaji 30 juta rupiah per bulan; sudah potong pajak dan pertimbangan daya beli. Jadi mereka total penghasilan 50 juta per bulan. Gaji yang sangat besar untuk Indonesia atau di mana pun. Lebih dari itu, setiap warga bisa mendapat gaji yang mirip juga asal mereka mau bekerja.
Bagaimana situasi Indonesia? Berjubel pengangguran. Jutaan orang cari kerja, dengan gaji UMR yang hanya 3 juta rupiah per bulan saja, susah. Karena Indonesia bukan negara adil makmur; angka Indonesia di bawah 50. Sedangkan Finlandia adil makmur dengan angka 90. Tentu saja, di Finlandia ada orang yang sakit, cacat, atau lanjut usia. Mereka tidak bisa bekerja; mereka perlu ditolong. Ada juga orang yang malas tidak mau bekerja; mereka juga perlu ditolong. Hanya saja, sebagian besar orang mau bekerja sehingga memperoleh gaji yang memadai, lebih dari cukup, dan adil makmur.
3. Diskusi
Bagaimana menurut Anda?
Perlu konflik politik untuk mengubah negara lintah darat menjadi adil makmur. Indonesia pernah konflik politik dengan baik; tanpa pertumpahan darah. Kita perlu waspada bahwa konflik politik jangan sampai menjadi perang pertumpahan darah.
3.1 Reformasi 98
Reformasi 1998 adalah konflik politik damai tanpa pertumpahan darah. Terjadi kerusuhan di beberapa tempat tetapi itu ulah provokator. Sementara, reformasi 1998 berjalan dengan damai. Di satu sisi, mahasiswa dan tokoh reformasi mengajukan tuntutan politik damai. Di sisi lain, presiden Soeharto bersedia lengser dari kursi presiden dengan damai juga.
3.2 Konflik 99
1998 – 1999: presiden Habibie menjaga transisi reformasi damai.
1999 – 2001: konflik politik membuahkan presiden baru Gusdur; peluang mengubah negara lintah darat menjadi adil makmur.
2001 – 2004: konflik politik membuahkan Mega jadi presiden menggantikan Gusdur; peluang mengubah lintah darat menjadi negara adil makmur.
Tentu, hampir mustahil, hanya dalam waktu 6 tahun bisa mengubah negara lintah darat orba menjadi negara adil makmur reformasi. Jadi, di tahun 2004, Indonesia belum adil makmur; barangkali sedang dalam proses menuju adil makmur. Indonesia masih membutuhkan lebih banyak konflik politik bukan sekedar dinamika politik.
Sayangnya, 2004 sampai 2025, tidak pernah ada konflik politik sehingga kita masih belum adil makmur; angka masih di bawah 50.
Era SBY, Jokowi, dan Prabowo tidak mengalami konflik politik tetapi hanya dinamika politik.
2019 berpotensi terjadi konflik politik tetapi batal karena setelah Jokowi menang, Jokowi merangkul Prabowo jadi menteri. Bagaimana bisa ada konflik? Bahkan Rieke, politikus PDIP, pernah cerita bahwa Jokowi mengatakan tidak perlu bahas ideologi; yang penting kerja. Tanpa diskusi ideologi maka tidak ada konflik politik. Lintah darat tidak akan berubah jadi adil makmur.
2024 berpeluang terjadi konflik politik tetapi hanya dinamika politik. Apalagi Prabowo, di 2025, bersikap merangkul semua pihak untuk Persatuan Indonesia.
Apakah kasus dugaan ijazah palsu Jokowi bisa menjadi konflik politik? Sulit sekali. Tampaknya akan menjadi sekadar dinamika.
3.3 Solusi Menuju Adil Makmur
Konflik politik 1998 yang damai perlu diulang berkali-kali untuk mengubah lintah darat mejadi negara adil makmur Indonesia. Konflik memuncak 1999 dengan damai; dan konflik lagi 2001 dengan damai. Jadi, Indonesia cukup berpengalaman dengan baik menghadapi konflik politik secara damai.
Konflik politik terbaik adalah konflik intelektual penuh respek. Indonesia perlu menyuburkan pertumbuhan intelektual bagi seluruh warga; memberikan fasilitas gratis, sepenuhnya tanpa biaya, bagi setiap warga untuk menempuh pendidikan berkualitas sampai tingkat sarjana/diploma. Wajib belajar cukup sampai SMA saja. Tetapi beasiswa sampai sarjana bagi warga yang berminat.
Ketika generasi Indonesia cerdas secara intelektual dan moral (saling respek dengan hikmah kebijaksanaan) maka mereka menggulirkan konflik politik untuk mengubah lintah darat menjadi Indonesia adil makmur. Masih menunggu bertahun-tahun dong? Ya, hasilnya menunggu beberapa puluh tahun tetapi prosesnya mulai hari ini, di sini, oleh saya yang membaca ini, yang menyongsong masa depan: logika futuristik.
Bagaimana menurut Anda?

Tinggalkan komentar