Peduli adalah Solusi Kunci

Apa pun masalah Anda maka rasa peduli adalah solusi kunci. Mengapa seseorang punya masalah ekonomi? Karena dia kurang peduli. Orang itu bisa menemukan solusi dengan cara meningkatkan rasa peduli. Dia peduli dengan situasi ekonomi; kemudian, dia menyusun strategi untuk menghadapi situasi; benar saja, orang itu berhasil mengatasi masalah ekonomi.

Dalam buku “7 Pintu Anugerah,” saya menempatkan pintu peduli sebagai pintu kedua. Rasa peduli adalah kunci solusi dan solusi kunci dalam aneka situasi.

[1] Tingkatkan rasa peduli setiap hari. Perhatikan cahaya matahari pagi; begitu indah; begitu hangat; cahaya pagi melambangkan masa depan yang cerah untuk Anda. Pedulilah dengan hal-hal kecil di sekitar Anda. Orang-orang di sekitar banyak membantu Anda, langsung atau tidak; sampaikan terima kasih kepada mereka; mulai dari dalam hati lanjutkan dengan kata kerja.

[2] Tingkatkan rasa peduli yang besar. Matahari yang berjarak ribuan kilo meter bisa menghangatkan hati Anda; begitu juga rasa peduli Anda bisa menghangatkan jiwa orang di sekitar; menghangatkan jiwa penduduk di satu kota; di satu negara; bahkan di seluruh semesta. Ingatkah Anda dengan pandemi covid? Virus covid yang teramat kecil; berasal dari pelosok Wuhan di ujung Cina; bisa menular ke Indonesia dan seluruh dunia. Demikian juga, rasa peduli Anda bisa menularkan kebaikan ke seluruh dunia.

[3] Peduli aktif dan pasif. Rasa peduli bersifat aktif dan pasif. Secara aktif, kita bisa meningkatkan rasa peduli. Secara pasif, kita merasa peduli dengan rasa sakit di kaki. Mungkin kita ingin melupakan rasa sakit di kaki tetapi rasa sakit itu tetap terasa. Bagaimana dengan rasa sakit hati?

Bagi yang pemilu presiden menang bisa merasa senang. Bagi yang kalah pilpres bisa sakit hati; hatinya patah. Rasa peduli justru menghantui. Karena itu kita perlu belajar peduli berupa sikap sabar, ikhlas, dan tawakal. Pintu solusi terbuka lebar.

Bagaimana menurut Anda?

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Join the Conversation

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Paman APiQ

3 Comments

Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan ke Paman APiQ Batalkan balasan