Kita pasti berhadapan dengan spekulasi. Bisa saja orang lain spekulasi, lalu, kita menanggung resiko; atau, bisa juga, kita berada dalam situasi, terpaksa harus spekulasi. Apakah spekulasi itu baik?

Kita berhadapan dengan kata “spekulasi” yang maknanya bisa saling kontradiksi; bisa bermakna sangat buruk; bisa sangat baik; bisa juga biasa-biasa saja.
But the origins of speculate lie not in thinking but in looking—the word comes from Latin specere, meaning “to look,” or “to look at.” (merriam-webster.com)
1. Melihat
2. Berpikir
3. Spekulasi Peluang
4. Spekulasi Pemikiran
5. Resiko vs Keunggulan
5.1 Berpikir Logis
5.2 Berpikir Kritis
5.3 Berpikir Aturan
5.4 Berpikir Reflektif
5.5 Menjadi Berpikir
Asal kata spekulasi adalah specere yang bermakna “melihat” bukan “berpikir.” Spekulasi adalah melihat realitas; kemudian, berpikir dan mengambil sikap tertentu berdasar realitas yang dilihat. Berbeda dengan penggunaan secara umum kata spekulasi akhir-akhir ini; spekulasi adalah berpikir terhadap sesuatu yang tidak dilihat; spekulasi semacam suatu dugaan; bahkan spekulasi adalah taruhan semacam judi.
1. Melihat
Spekulasi adalah “melihat realitas apa adanya.”
Spekulasi adalah melihat realitas dengan seksama; melihat yang benar sebagai benar; melihat yang salah sebagai salah. Spekulasi adalah melihat realitas dengan ikhlas; tanpa prasangka; apakah bisa?
Kemudian, berpikir.
2. Berpikir
Spekulasi adalah “melihat dan berpikir.”
Karena melihat saja, tanpa berpikir, adalah sia-sia. Atau, bahkan, melihat selalu beriringan dengan berpikir. Jadi tugas melihat adalah pasti juga tugas berpikir.
Pada tahap berpikir ini, makna spekulasi menjadi beragam; dari makna sangat negatif, netral, sampai sangat positif.
3. Spekulasi Peluang
Apakah Biden akan menang pilpres lagi lawan Trump di 2024? Ataukah, Trump akan menang untuk membalas kekalahan di 2020?
Anda bisa menjawab dengan spekulasi, “Biden akan menang lagi di 2024.”
Ditambah taruhan 1 juta dolar; tebakan yang benar akan menerima imbalan 1 juta dolar; tebakan yang salah kehilangan 1 juta dolar. Cara berpikir atau menebak seperti ini sering disebut sebagai spekulasi. Pandangan umum, berpikir spekulasi semacam ini adalah buruk.
4. Spekulasi Pemikiran
Anda seorang petani yang peduli untuk meningkatkan pertanian di Indonesia. Di saat yang sama, Anda tahu bahwa situasi pertanian di Indonesia adalah sedang sulit. Kemudian, Anda mengkaji seluruh informasi yang ada dengan cara seksama dan memutuskan bahwa Anda akan mengabdikan diri untuk memperbaiki pertanian di Indonesia; membela nasib para petani kecil; meningkatkan kesejahteraan para petani; meningkatkan ilmu para petani; tentu saja, meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil pertanian.
Anda bisa saja sukses; tetapi, Anda bisa juga gagal total. Anda telah berpikir spekulasi dengan mengkaji seluruh situasi. Berpikir spekulasi jenis ini adalah baik; bahkan sangat baik. Berpikir spekulasi lebih baik dari berpikir sekedar “menjalankan tugas”; spekulasi lebih baik dari sekedar berpikir ikut suara orang banyak; berpikir spekulasi lebih baik dari tidak berpikir.
Tentu saja, kita perlu waspada, “Apa resiko spekulasi?”
5. Resiko vs Keunggulan
Resiko spekulasi adalah Anda wajib tanggung jawab atas spekulasi Anda. Keunggulan spekulasi adalah spekulasi menjadikan Anda sebagai manusia sejati.
Tanpa spekulasi, Anda dikalahkan oleh kalkulator dalam berhitung. Anda dikalahkan oleh google dalam menemukan informasi. Anda dikalahkan oleh AI dalam menjawab soal. Anda kalah dalam banyak bidang.
Tetapi, hanya manusia yang mampu spekulasi; hanya manusia yang mampu melihat realitas sebagaimana adanya; hanya manusia yang mampu mempertimbangkan segala situasi; kemudian, dengan peduli, berpikir spekulasi. Di saat yang sama, berpikir spekulasi adalah yang menjadikan Anda sebagai manusia. Bagaimana menurut Anda?
5.1 Berpikir Logis
Matematika adalah contoh berpikir logis.
(L) 12 + 1 = 13
Berpikir (L) 12 + 1 = 13 adalah benar secara logis matematis dalam sistem bilangan asli, misalnya. Spekulasi perlu untuk mampu berpikir logis, kemudian, bergerak lebih jauh dari sekedar logis.
Mengapa memilih bilangan asli? Mengapa tidak memilih bilangan real? Mengapa tidak memilih bilangan jam dinding? Pada bilangan jam dinding tidak ada angka 13 sehingga L berubah menjadi (D) 12 + 1 = 1.
5.2 Berpikir Kritis
Apa saja batas-batas kemampuan berpikir logis? Logika matematika berlaku pada sistem tertentu, misal, sistem formal. Tetapi, matematika tidak berlaku pada sistem sosial; atau, matematika sistem bilangan asli tidak memadai untuk sistem sosial; kita perlu lebih banyak koreksi kritis terhadap berpikir logis. Spekulasi perlu untuk mampu berpikir kritis, kemudian, berpikir lebih jauh lagi.
Mengapa berpikir kritis menetapkan batas-batas logika seperti itu? Spekulasi mengkaji aksioma dan postulat sistem berpikir kritis, kemudian, mengkaji ragam konsekuensi masa depan.
5.3 Berpikir Aturan
Tentu, kita perlu berpikir sesuai aturan; berpikir sesuai kesepakatan; berpikir sesuai tugas masing-masing. Berpikir spekulatif perlu untuk berpikir sesuai aturan, kemudian, melangkah lebih jauh.
Mengapa kita sepakat dengan aturan yang seperti itu? Kapan aturan harus ditaati dan kapan boleh dilanggar karena situasi? Anda butuh berpikir spekulasi.
5.4 Berpikir Reflektif
Berpikir reflektif sangat penting yaitu berpikir mendalam ke dalam diri kita; dan berpikir mendalam ke luar diri kita. Kemudian, semakin dalam kita berpikir ke dalam diri maka makin sadar bahwa kita perlu berpikir spekulasi; demikian juga, semakin jauh dan mendalam, kita berpikir tentang luar diri kita maka makin sadar bahwa kita perlu berpikir spekulasi. Berpikir reflektif menemui batas-batas; berpikir spekulasi bertanya, “Perlukah batas meluas?”
5.5 Menjadi Berpikir
Berpikir spekulasi adalah yang menjadikan diri Anda berpikir sebagai manusia sejati. Tentu, kita wajib bertanggung jawab atas semua pemikiran spekulasi itu. Apakah Anda siap tanggung jawab?
Whitehead (1861 – 1947) dan Russell (1872 – 1970) menyatakan bahwa berpikir spekulatif adalah berpikir yang mempertimbangkan segala sesuatu; mempertimbangkan semua perspektif; membuka pikiran seluas-luasnya; dan menjadi landasan untuk pemikiran lainnya.
” “Speculative philosophy” for Whitehead is a phrase he uses interchangeably with “metaphysics.” However, what Whitehead means is a speculative program in the most scientifically honorific sense of the term. Rejecting any form of dogmatism, Whitehead states that his purpose is to, “frame a coherent, logical, necessary system of general ideas in terms of which every element of our experience can be interpreted” (PR 3). “
” “Filsafat spekulatif” bagi Whitehead adalah frasa yang ia gunakan secara bergantian dengan “metafisika.” Akan tetapi, yang dimaksud Whitehead adalah program spekulatif dalam pengertian ilmiah yang paling terhormat dari istilah tersebut. Menolak segala bentuk dogmatisme, Whitehead menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk “membingkai sistem ide-ide umum yang koheren, logis, dan penting yang dengannya setiap elemen pengalaman kita dapat ditafsirkan” (PR 3). “
Apakah Anda pernah berpikir spekulatif?

Tinggalkan komentar