19 Great Narrations of Artificial Intelligence (AI)
Menjadi 19 Narasi Besar Akal Imitasi dari sebelumnya 17 Narasi. “Merangkai Narasi Indonesia Emas bersama AI” menjadi subjudulnya.
Awalnya, Prof Dim mengajak saya untuk menulis buku “Narasi AI”. Dalam diskusi, tersusun 12 narasi; seperti foto di bawah yang merupakan tulisan tangan Prof Dim.
“Mas Angger, nanti bisa menambah atau menguranginya,” saran Prof Dim.
“Saya coba kelompokkan agar lebih sederhana dan menambah beberapa narasi,” jawab saya.
Hasilnya, beberapa hari kemudian, saya usul menjadi 17 narasi dalam 3 kelompok besar: kelas optimis, kelas kritis, dan kelas alternatif. Saya sampaikan ke Prof Dim ide 17 narasi itu. Prof Dim menambah lagi narasi lebih banyak. Terjadi diskusi, akhirnya, sepakat dengan 19 narasi besar.
…
Kita menghadapi AI (artificial intelligence atau akal imitasi) tiap hari. Akan ke arah mana sejarah manusia bergerak maju bersama AI?
Tulisan ini membahas 19 narasi besar dari AI. Masing-masing narasi menawarkan peta perjalanan umat manusia menuju masa depan. Tentu saja, setiap narasi menawarkan peta perjalanan dan pengalaman yang berbeda-beda. Untuk memudahkan, kami klasifikasikan 19 narasi ini menjadi tiga kelas: optimis, kritis, dan alternatif.

Narasi kelas optimis adalah narasi-narasi yang memandang AI secara optimis; AI akan membawa kebaikan bagi manusia; AI akan meringankan kerja manusia; AI akan menyehatkan manusia dan lain-lain. Kurzweil, Bostrom, Andreessen adalah beberapa tokoh dalam kelas narasi optimis ini.
Prolog: Hidangan Narasi AI
1. Singularitas dari Kurzweil
2. Deep Utopia dari Bostrom
3. Data Berbicara dari Anderson
4. Teknopoli dari Andreessen
5. Bom Atom Kemanusiaan dari Hinton
6. Pernikahan Robot Manusia dari Mahayana
7. Nexus Homo Homini Lupus dari Harari
8. Teknologi Instrumen dari Habermas
9. Omong Kosong dari Frankfurt
10. Disparitas dari Acemoglu
11. Mesin Manipulasi dari Chirimuuta
12. Autofill Cerdas dari Chomsky
13. Simulakra dari Baudrillard
14. Masyarakat Teknik dari Ellul
15. Teknologi Hermeneutik dari Gadamer
16. Organ Memori dari Derrida
17. Farmakon dari Stiegler
18. Kedaulatan Mesin dari Yuk Hui
19. Kisah Kosmis dari Taylor dan Rakhmat
Epilog: Narasi AI untuk Indonesia Emas
Narasi kelas kritis memandang AI penuh waspada; AI memang bisa bermanfaat tetapi resiko AI amat besar; AI makin berkembang efisien tetapi aktor jahat bisa eksploitasi AI yang merugikan umat. Hinton, Harari, dan Elon Musk adalah beberapa tokoh dalam kelas narasi kritis.
Narasi kelas alternatif menawarkan paradigma alternatif untuk memandang AI. Teknologi, semisal AI, adalah sebuah titik dari jaringan besar realitas alam raya. Kita perlu mengembangkan alternatif-alternatif pandangan sehingga mampu mengkaji AI secara luas dan mendalam. Chomsky, Derrida, dan Stiegler adalah beberapa tokoh dalam kelas narasi alternatif.
Kami menghidangkan narasi-narasi ini bagai menu di restoran Padang. Anda bisa memilih narasi yang paling sesuai untuk situasi dan konteks tertentu. Atau, Anda bisa meramu beberapa narasi untuk menghasilkan narasi baru. Bahkan, bisa juga, muncul inspirasi dari Anda tentang narasi AI yang benar-benar baru. Jadi, hidangan narasi-narasi ini bersifat terbuka. Termasuk, Anda boleh membuat klasifikasi yang berbeda dengan hidangan restoran Padang kami ini.
Di bagian akhir, kami mengajukan pertanyaan: narasi AI apa yang tepat untuk menyambut Indonesia Emas 2045?
Anda bisa mengajukan jawaban berupa beragam narasi terbaik. Sebagai pertimbangan, kami menawarkan tiga narasi utama bagi AI. Pertama, narasi AI bagai vitamin memandang AI sebagai penguat bagi manusia, menyehatkan, dan memudahkan. Vitamin AI memang mengandung racun tetapi hanya kecil. Sementara, manfaat AI jauh lebih besar. Kedua, narasi AI bagai doping yang memandang AI sebagai benar-benar bermanfaat memacu kinerja manusia. Tetapi, resiko doping amat besar; resiko AI amat besar yaitu bisa menghancurkan peradaban manusia. Karena itu AI membutuhkan regulasi ketat. Ketiga, narasi AI bagai ganja yang memabukkan umat manusia. Tentu saja, kita membutuhkan regulasi sangat ketat ketika AI mirip ganja. Bagaimana pun, ganja tetap bermanfaat bagi alam raya.
Dalam setiap narasi, kami menguraikan secara singkat ide-ide utama narasi AI, kemudian memberi beberapa kritik bila diperlukan, dan menawarkan beberapa rekomendasi.
Selamat menikmati…!

mantap dan keren bukunya
SukaSuka