Tolak AI secara total. AI berbahaya bagi manusia; lebih bahaya lagi bagi generasi muda. AI menyebabkan manusia malas berpikir. AI menyebabkan orang kecil makin terkucil; orang kaya makin kuasa. AI memperparah kesenjangan sosial. Begitulah pandangan orang-orang yang menolak AI. Benarkah?

AI adalah kemajuan teknologi paling canggih. Gunakan AI (akal imitasi atau artificial intelligence) seluas-luasnya untuk kemajuan umat manusia dan semesta. AI adalah solusi yang memudahkan setiap situasi. Hidup menjadi lebih menyenangkan dengan AI di segala bidang. Begitulah pandangan orang-orang yang mendukung AI. Benarkah?
AI adalah alat. Selesai semua masalah. Tempatkan AI sebagai alat saja. Memandang AI sebagai hanya alat adalah cara pandang paling berbahaya. Benarkah?
1. Terima Penuh
2. Terima Bagian
3. Tolak Penuh
4. Tolak Bagian
5. Diskusi
Kita akan membahas spektrum penolakan terhadap AI; termasuk spektrum penerimaan terhadap AI. Anda bisa memperkaya spektrum ini atau menyederhakannya.
Spektrum bermakna saling terhubung antara penolakan dan penerimaan AI; spektrum bukan dikotomi; spektrum adalah kesatuan dalam keragaman sikap. Spektrum adalah respon dari sikap peduli dan tanggung jawab. Orang yang tidak peduli maka bebas mau menerima atau menolak AI. Demikian juga orang yang tidak tanggung jawab bebas untuk menerima atau menolak AI. Tetapi karena kita peduli dan tanggung jawab maka kita perlu memikirkan spektrum penolakan dan penerimaan AI ini.
1. Terima Penuh
Terima AI secara penuh bila Anda menempatkan AI sebagai ide awal; kemudian, Anda mengkaji secara kritis; mempertimbangkan alternatif solusi yang lebih baik. AI adalah pemicu ide bagi Anda. Bagaimana pun, Anda perlu menjaga diri agar selamat dari kecanduan AI.
AI bagai air bening yang menyehatkan; manfaatkan AI sepenuhnya. Karena AI bagai air bening maka kita perlu menjaga wadahnya tetap bersih. Air bening menjadi kotor, berbahaya, bila wadahnya kotor atau tercampur racun. Jadi, tetap waspada kepada AI; jaga agar AI tidak bercampur dengan racun; tidak bercampur dengan penipuan; tidak bercampur dengan serakah; tidak bercampur dengan eksploitasi. Jaga air bening, jangan sampai tercemar, agar tetap bening.
P1, P2, dan P3 berikut adalah beberapa contoh skenario terima penuh AI.
P1: Sudah yakin dengan jawaban akhir.
a) Siapa presiden pertama Indonesia?
b) Hitunglah 5 x 2 =
c) Jelaskan pengertian persegi
AI berperan sebagai mesin tik yang canggih dan praktis.
P2: Jawaban akhir berupa pertanyaan
a) Buatlah lima soal tentang perkalian
b) Ajukan pertanyaan kritis tentang polusi
c) Buatlah 3 pertanyaan tentang HAM
AI berperan sebagai mesin tik yang canggih dan produktif.
P3: Jawaban Akhir jadi Ide Awal
a) Tuliskan 55 ide usaha kuliner
b) Buat kisah fiksi Bandung 100 tahun lagi
c) Buat pro kontra resiko AI
AI berperan sebagai mesin pemicu ide kreatif. Kita perlu waspada agar tetap lebih kreatif sebagai manusia.
2. Terima Bagian
Terima AI sebagian saja. Pelajari AI, kemudian, Anda memilah bagian yang bisa diterima dan bagian yang perlu ditolak. Anda bisa melakukan kajian kritis terhadap AI. Ketika AI memberi saran lebih baik naik kereta dari naik mobil maka terima saran tersebut setelah mempertimbangkan secara kritis; atau menolaknya. Ingat bahwa AI tidak memahami realitas dunia sekitar Anda.
AI bagai vitamin yang menyehatkan; manfaatkan AI sesuai kebutuhan. Bila Anda butuh vitamin C silakan konsumsi vitamin C; tidak perlu vitamin D; karena vitamin D sia-sia sebagai pemborosan. Bila Anda butuh AI untuk menulis iklan maka pakailah AI untuk menulis iklan; tidak perlu belajar matematika pakai AI. Karena pakai AI adalah pemborosan yang sia-sia. Silakan memilah dan memilih.
B1, B2, dan B3 berikut adalah contoh skenario “terima sebagian” AI.
B1: Jawaban Akhir Tidak Yakin
a) Siapa presiden paling sukses?
b) Sebutkan semua nama siswa SMA 1
c) Berapa laba maksimum warung bakso?
Kita hanya bisa menerima sebagain kecil jawaban AI setelah mengkajinya dengan kritis.
B2: Jawaban Akhir berupa Fakta
a) Siapa presiden Indonesia tahun 1966?
b) Sebutkan sebuah nama siswa SMA 1 Bandung
c) Idul Fitri 2020 hari Jumat?
Kita hanya bisa menerima sebagain kecil jawaban AI setelah mengkajinya dengan kritis. Fakta sudah jelas tapi AI bisa halusinasi.
B3: Jawaban Akhir berupa Saran
a) Minum apa di malam dingin ini?
b) Apakah usaha pertanian lebih prospek?
c) Tips memilih pasangan ideal?
AI tidak paham konteks dan tidak paham realitas; saran AI bisa halu tapi ada potensi berguna. Jadi, kita hanya bisa menerima sebagian kecil setelah kritis mengkaji.
3. Tolak Penuh
Tolak AI sepenuhnya karena AI membuat manusia malas berpikir. Resiko ketimpangan sosial dan pengangguran mengancam seluruh dunia dampak dari AI. Pengembangan AI merusak lingkungan karena memerlukan energi listrik yang sangat boros. Penggunaan AI hanya memperkaya para elit penguasa dan pengusaha. Tolak AI dari awal sampai akhir.
AI bagai ganja atau narkoba; tolak sepenuhnya penyalah-gunaan ganja narkoba; biarkan hanya spesialis yang menanganinya.
T1, T2, dan T3 berikut adalah beberapa contoh skenario “tolak penuh” AI.
T1: Resiko Malas Berpikir
a) Malas usaha
b) Malas mencoba
c) Malas berpikir
Tolak AI sepenuhnya bila resiko memicu kemalasan di suatu aspek.
T2: Resiko Merugikan Pihak Lemah
a) Resiko PHK
b) Resiko turun omset
c) Resiko bangkrut usaha kecil
Tolak AI sepenuhnya bila resiko merugikan pihak lain secara langsung atau tidak; meski ada justifikasi keuntungan pada pihak tertentu.
T3: Resiko Menguatkan Dominasi
a) Resiko dominasi kuasa
b) Resiko dominasi ekonomi
c) Resiko hegemoni meluas
Tolak AI sepenuhnya bila resiko hanya menguntungkan pihak elit; meski ada tawaran menggiurkan.
4. Tolak Bagian
Tolak sebagian besar AI atau tolak AI sepenuhnya kecuali pada situasi tertentu. Anda bisa menggunakan AI sekedar untuk menunjukkan sisi bahaya dari AI. Secara umum tolak AI.
AI bagai doping; tolak doping. Hindari doping sepenuhnya, kecuali darurat, terpaksa, Anda memakai doping. Skenario AI bagai doping adalah skenario terbaik tetapi sangat sulit pelaksanaannya.
Anda akan kompetisi lari cepat atau tinju. Lawan Anda, bernama Lawa, minum doping sembunyi-sembunyi. Siapa yang menang tinju antara Anda dengan Lawa? Menang Lawa karena ia pakai doping.
Ketika Anda ikut seleksi pegawai negeri sipil, atau karyawan baru, Lawa juga ikut bersaing. Dalam menyelesaikan tes, Anda tidak pakai AI; Lawa nyontek pakai AI bagai doping. Siapa yang lolos tes bila dipilih hanya 1 orang dengan nilai tertinggi? Anda atau Lawa? Tentu, Lawa yang lolos dengan nilai lebih tinggi karena pakai AI.
Apa yang harus kita lakukan bila lawan curang dengan pakai doping AI? Apakah kita juga perlu pakai doping AI? Skenario AI bagai doping adalah “tolak sebagian” sehingga boleh menerima sebagian AI dalam kondisi tertentu. Jadi, Anda harus benar-benar mempelajari situasi dengan jeli untuk mengambil keputusan: pakai doping AI atau tolak doping AI. Meski secara umum tolak doping AI.
Ilustrasi bayi yang tidur dilindungi klambu atau kojong bisa membantu untuk memahami skenario “tolak sebagian” AI. Nyamuk bisa menggigit bayi yang tanpa perlindungan. Ketika bayi tidur maka dipasang klambu sebagai pelindung. Nyamuk tidak bisa menembus klambu sehingga bayi aman. AI adalah bagai nyamuk yang bisa menggigit Anda (sebagai bayi). Kita perlu perlindungan berupa klambu agar nyamuk AI tidak bisa menembus untuk menggigit kita. Skenario “tolak sebagian” AI adalah klambu pelindung itu.
Pada situasi tertentu, ibu membuka klambu karena akan memberikan ASI ke bayi. Nyamuk punya kesempatan menggigit bayi. Tetapi ibu selalu mengawasi dan menjaga bayi agar tidak digigit nyamuk sambil memberinya ASI. Demikian halnya dengan AI, kita perlu membuka perlindungan pada situasi tertentu sehingga bisa akses AI. Tetap perlu waspada karena nyamuk AI sewaktu-waktu bisa menggigit Anda.
C1, C2, dan C3 berikut adalah beberapa contoh skenario “tolak sebagian” AI.
C1: Hanya Falsifikasi
Tolak AI kecuali hanya untuk falsifikasi.
a) AI gagal menemukan bilangan prima tertentu
b) AI gagal mengingat kajian 2 hari lalu
c) AI gagal revisi fakta
Kita memanfaatkan AI terbatas hanya untuk menunjukkan kesalahan dan kegagalan AI.
C2: Hanya Limitasi
Tolak AI kecuali hanya untuk mengenali batas kemampuan AI (limitasi).
a) AI gagal menemukan jumlah bilangan prima 3 digit maka akan gagal 3 digit atau lebih.
b) AI gagal revisi fakta yang dilakukan 2 hari lalu maka akan gagal revisi asumsi 2 hari ke depan.
c) AI hanya mampu manipulasi data 1 sesi maka akan gagal manipulasi, atau gagal managemen, untuk data lebih panjang.
C3: Hanya Riset
Tolak AI kecuali hanya untuk riset tentang AI itu sendiri.
a) Apa manfaat AI?
b) Apa resiko AI?
c) Bagaimana masa depan AI dan semesta?
Gunakan AI hanya terbatas, secara ketat, dan tolak sebagian besar AI.
5. Diskusi
Bagaimana menurut Anda?
Barangkali pilihan tolak sebagian dan terima sebagian adalah bijak untuk menyikapi AI. Bagaimana pun, kita perlu mempertimbangkan perspektif yang lebih luas. Kita perlu mempertimbangkan situasi spesifik yang sedang kita hadapi dan prospek, serta resiko, masa depan.
Alternatif yang menarik adalah memilih ayunan bandul spektrum penolakan AI.

[1] Terima penuh AI; [2] terima bagian saja AI; memilah dan memilih dari AI; [3] tolak bagian AI kecuali yang diperlukan saja; [4] tolak penuh AI 100%. Kemudian terjadi ayunan 4-3-2-1-2-3-4… Atau berulang 1-2-3-4-1-2-3-4…
Jadi, bagaimana menurut Anda?

Tinggalkan komentar