Kita membutuhkan filsafat teknologi. Para mahasiswa perlu belajar filsafat teknologi; baik mahasiswa S1, S2, S3, mau pun diploma. Bahkan, masyarakat umum juga perlu mengenal filsafat teknologi. Mengapa?

Kita butuh filsafat tekonologi beda dengan konsep teknologi; beda dengan etika teknologi; beda dengan filsafat spesialisasi teknologi. Karena hanya filsafat teknologi yang berhak membahas teknologi secara luas dan mendalam; secara kreatif dan kritis; secara santai dan serius; secara nyata dan fiksi; secara histori dan futuristik; dan lain-lain.
1. Teknologi Tiap Hari
2. Pertanyaan Fundamental
3. Menteri Pendidikan
Klise: kita hidup bersama teknologi setiap hari di era digital ini. Di jaman kuno pun, setiap manusia selalu hidup bersama teknologi sehingga dikenal sebagai homo faber: makhluk yang mengembangkan teknologi. Hanya saja, di jaman sekarang, penggunaan teknologi makin kuat; makin dahsyat. Perkembangan teknologi berupa AI (artificial intelligence / akal imitasi) adalah anugerah sekaligus bencana bagi manusia dan alam semesta.
1. Teknologi Tiap Hari
Nenek moyang kita mengenakan baju sesuai jamannya. Baju adalah teknologi yang kita pakai setiap hari. Leluhur kita mengendarai kereta kuda adalah teknologi. Kita membaca media sosial secara online adalah teknologi.
Tetapi media sosial adalah berbeda, mengapa?
Nenek moyang kita menciptakan teknologi baju dengan berinteraksi alamiah bersama alam; demikian juga, kereta kuda adalah interaksi alamiah. Tetapi media sosial adalah interaksi artifisial; interaksi manipulasi; interaksi tidak alamiah.
Masalah dari interaksi artifisial, misal media sosial atau judi online, adalah terjadi kecanduan akibat manipulasi oleh bandar untuk keuntungan bandar dan merugikan warga dunia.
2. Pertanyaan Fundamental
Apa hakikat teknologi?
Hakikat teknologi berbeda dengan penampakan teknologi. Hakikat teknologi tidak bersifat teknologis. Hakikat teknologi adalah enframing; pengemasan atau pencitraan.
Hakikat teknologi adalah alat. Gunakan alat untuk kebaikan dan cegah bahayanya. Memaknai hakikat teknologi sebagai alat adalah cara memaknai teknologi paling dasar, paling sederhana, atau paling banal. Kita butuh memaknai teknologi dengan lebih tinggi.
Apa hakikat teknologi judi online? Apa hakikat judol? Hakikat judol adalah media atau alat untuk berjudi. Judol lebih dari sekedar alat judi. Hakikat judol, judi online, adalah enframing: manipulasi kemasan untuk menjerat orang ketagihan judol sehingga mereka rugi finansial dan bandar untung besar dari judol.
Di sisi lebih besar, bandar judol sendiri terjerat oleh teknologi yang lebih besar, misal, teknologi finansial. Bandar terjebak, oleh enframing, godaan keuntungan uang besar; lalu dia membuat program judol untuk menjebak masyarakat. Bandar mau pun penjudi, sama-sama, terjebak oleh teknologi.
Apa perbedaan judol dengan judi biasa misal lempar dadu? Dalam judi lempar dadu, siapa pun bisa menang dan bisa kalah; secara alamiah. Karena lemparan dadu berperilaku secara alamiah. Dalam judol, perilaku dadu alamiah dimanipulasi oleh bandar sesuai kepentingan bandar. Bisa saja, setiap pemain judol pasti kalah dan bandar pasti menang; terutama dalam rentang waktu cukup panjang.
Adakah solusi? Kita perlu belajar filsafat teknologi.
3. Menteri Pendidikan
Di mana kita bisa belajar filsafat teknologi. Kita bisa belajar filsafat teknologi melalui kuliah filsafat teknologi. Jadi solusi sederhana adalah menteri pendidikan menetapkan mata kuliah filsafat teknologi sebagai mata kuliah wajib untuk mahasiswa S1, S2, S3, dan diploma.
Alternatif belajar filsafat teknologi adalah melalui buku-buku; baik buku cetak mau pun buku digital. Anda juga bisa belajar melalui video dan tulisan saya tersebar di berbagai media.
4. Diskusi
Bagaimana menurut Anda?
Tantangan besar ada di depan kita. Teknologi lebih dari sekedar alat. Kita butuh memahami teknologi dari kaca mata filsafat teknologi.

Tinggalkan komentar