Akal Imitasi (AI): Telaah Pustaka Artificial Intelligence

Kajian tentang AI berkembang pesat akhir-akhir ini. Beberapa berupa buku, jurnal, artikel, diskusi-diskusi, dan lain-lain. Menariknya, AI sendiri bisa “mengkaji” AI (akal imitasi / artificial intelligence / kecerdasan buatan). Anda bisa memerintahkan AI: “Buatlah buku dan artikel dengan tema manfaat AI untuk dunia pendidikan.” Kurang dari 1 menit, Anda akan memperoleh jawaban dari AI.

Berikut saya mencoba membuat catatan tentang buku-buku yang membahas AI; terutama yang berbahasa Indonesia atau English.

1. Panduan Penggunaan Gen AI (Kementrian)
2. Buku Pegangan AI untuk Guru (Onno Purbo)
3. Memahami AI, Sebuah Panduan Etis (Agus Sudibyo)
4. Filsafat Kecerdasan Buatan (Martin Sanjaya dkk)
5. Mengoptimalkan Pembelajaran (Djoko Sutrisno dkk)
6. Teori dan Penerapan AI di Berbagai Bidang (Sehan dkk)
7. Buku Ajar Kecerdasan Buatan (Singgih)
8. Artificial Intelligence (Joseph Santoso)
9. 19 Narasi Besar AI (Mahayana & Nggermanto)
10. Co-Intelligence (Ethan Mollick)
11. Diskusi

Kita akan mencoba diskusi dari beberapa perspektif: optimis, kritis, dan alternatif kreatif.

1. Panduan Penggunaan Gen AI

“Buku panduan ini disusun untuk membantu dosen, mahasiswa, dan seluruh civitas akademika untuk memahami dan menerapkan etika penggunaan Generative AI dalam pembelajaran perguruan tinggi. Kami berharap buku panduan ini dapat menjadi pedoman dalam memastikan proses pembelajaran di perguruan tinggi memperhatikan berbagai aspek etis, seperti integritas, keamanan dan privasi data, transparansi, serta inklusivitas.”

Buku panduan ini bagus, ringkas, dan resmi. Buku ini membatasi kajian hanya sebagai panduan yang bersifat positif saja yang cenderung optimis. Ketika membahas risiko AI, buku ini akan memandu langkah-langkah solusinya. Apakah selalu ada solusi bagi risiko yang diakibatkan oleh AI?

2. Buku Pegangan AI untuk Guru

Oleh Prof Onno Purbo sangat menarik dan luar biasa. Kaliber Prof Onno di dunia AI dan internet sangat mengagumkan. Ketika saya kuliah di ITB, Prof Onno adalah dosen wali saya yang sangat terbuka dalam pemikiran.

“Buku ini hadir sebagai panduan praktis dan reflektif bagi guru dari semua jenjang—TK hingga SMK—untuk memahami, mengeksplorasi, dan mengintegrasikan AI dalam aktivitas sehari-hari: dari merancang materi ajar dan evaluasi pembelajaran, hingga mengelola administrasi dan menganalisis perkembangan siswa.

Kami ingin menegaskan sejak awal:
AI bukanlah pengganti profesionalisme guru.
AI adalah katalisator efisiensi, inovasi, dan inklusi.

Seperti halnya alat bantu lainnya, AI hanya akan berdampak positif jika berada di tangan guru yang berpikir kritis dan bertindak etis. Maka dari itu, guru masa depan bukanlah yang tergantikan oleh AI, tetapi yang tahu cara menggunakannya secara bijak dan bertanggung jawab.”

Pesan Prof Onno di atas sangat tegas dan menjadi tantangan bagi kita semua. Bagaimana cara menjadi guru yang tak tergantikan oleh AI?

3. Memahami AI, Sebuah Panduan Etis

“Agus Sudibyo menyatakan euforia terhadap AI seharusnya dibarengi dengan sikap waspada terhadap dampak, anomali, kontradiksi serta residu yang ditimbulkannya. Melalui buku ini ia berharap menjadi kontribusi positif terhadap gerakan literasi AI di Indonesia dan memberikan masukan berharga untuk para pengambil kebijakan. Teknologi AI generative memang telah mengguncang dunia, seperti mukjizat yang turun dari langit, mahasiswa, dosen, penulis, peneliti, wartawan hingga konten kreator sangat dimudahkan dalam pekerjaannya. Ketika Chat GPT telah menjadi populer di masyarakat, sejumlah kalangan mulai mencemaskan dampak negatifnya.”

Buku ini memberi masukan yang penting agar AI sesuai dengan nilai-nilai etika. Apakah AI itu sendiri bernilai etika?

4. Filsafat Kecerdasan Buatan

“Buku ini mengkaji hubungan antara filsafat dan kecerdasan buatan (AI) dari berbagai perspektif. Di bagian pertama, buku ini mencoba mengeksplorasi isu-isu ontologis, seperti apakah AI dapat memiliki “kognisi paramanusia” atau kecerdasan setara manusia, serta tantangan terhadap pemahaman filosofis tentang qualia serta implikasinya terhadap filsafat akal budi dan meta-etika. Tidak hanya itu, pada konteks filsafat hermeneutika teologis muncul pertanyaan apakah AI dapat memahami dan menafsirkan makna secara mendalam seperti manusia.”

Buku yang ditulis oleh pemikir-pemikir muda asal Indonesia ini unik dan menarik. Penulis memberi kritik tajam di beberapa tempat terhadap AI. Apakah dominasi oleh AI bisa dibenarkan?

5. Mengoptimalkan Pembelajaran

“Buku ini hadir untuk menjawab kebutuhan para pendidik, orang tua,
pengambil kebijakan, peneliti, dan pemangku kepentingan pendidikan
lainnya yang ingin memahami beragam penerapan AI dalam dunia
pendidikan. Melalui 14 bab yang mencakup berbagai subtopik, buku ini
membahas secara mendalam mengenai teknologi, implementasi,
peluang, dan tantangan dari adopsi AI dalam pembelajaran dan
pengelolaan institusi pendidikan.”

Djoko Sutrisno dkk, para penulis, memberi kontribusi penting untuk memanfaatkan AI secara optimal. Apakah AI bisa mencapai optimal?

6. AI: Teori dan Penerapan AI di Berbagai Bidang

Ditulis oleh lebih dari 10 penulis, buku ini membahas AI dari berbagai bidang. Pembahasan yang ringkas memudahkan pembaca untuk memahami AI. Apakah AI bisa dipahami?

“Buku “Artificial Intelligence : Teori dan Penerapan AI di Berbagai Bidang” memberikan pemahaman mendalam tentang kecerdasan buatan (AI) dan aplikasinya dalam berbagai sektor. Dimulai dengan pengantar dan sejarah AI, buku ini mengulas konsep dasar, jenis sistem AI, teknik pengolahan data, pembelajaran mesin, jaringan saraf tiruan, algoritma genetika, serta pengolahan bahasa alami dan citra. Bagian khusus membahas etika dan tanggung jawab dalam penggunaan AI, memastikan teknologi ini digunakan secara bijak. Buku ini juga mengeksplorasi penerapan AI dalam bisnis, kesehatan, pendidikan, dan instansi pemerintah. Dengan wawasan tentang masa depan AI dan tren teknologi yang berkembang, buku ini menjadi referensi penting bagi pembaca yang ingin memahami dan memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi dalam berbagai bidang.”

7. Buku Ajar Artificial Intelligence

“Dalam penulisan buku ini, saya berusaha untuk menyajikan
materi yang mudah dipahami, dengan menyertakan berbagai
contoh aplikasi AI yang relevan dalam konteks pendidikan.
Diharapkan buku ini dapat menjadi pegangan yang bermanfaat
tidak hanya bagi dosen pengampu mata kuliah Artificial
Intelligence, tetapi juga bagi mahasiswa dan para praktisi
pendidikan yang tertarik untuk mengeksplorasi potensi AI dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.”

Singgih, penulis, memberi kontribusi penting dengan menulis buku ajar. Teman-teman dosen dan mahasiswa bisa memanfaatkan buku ajar ini untuk bahan kuliah barangkali setara 2 sks. Bagaimana kontribusi AI terhadap pembelajaran di ruang kelas?

8. Kecerdasan Buatan (AI)

Joseph T Santoso menulis, “AI adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut Arficial Intellegence atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Dalam buku Arficial Intelligence dimulai dengan membantu para pembaca memahami AI, terutama apa yang dibutuhkan AI untuk bekerja dan mengapa AI gagal di masa lalu. Pembaca juga menemukan perbaikan untuk beberapa masalah dan mempertimbangkan ke mana para ilmuwan menggunakan AI untuk mencari jawaban. Jadi salah satu alasan untuk membaca Arficial Intelligence adalah untuk mengetahui bagaimana teknologi ini saling berhubungan.”

Buku karya Santoso ini membantu kita memahami AI, sampai tingkat teknis tertentu, mengapa AI kadang gagal dan kadang sukses. Apakah benefit sukses AI layak dikejar ketika risiko gagal cukup besar?

9. 19 Narasi Besar AI

“Buku 19 Narasi Besar Akal Imitasi ini berusaha menjawab perkembangan narasi tentang masa depan Artificial Intelligence (AI). Buku yang ada di tangan Anda ini ingin mengupas berbagai narasi masa depan AI. Di antaranya yang paling hangat, barangkali, adalah narasi singularitas AI, ASI (Artificial Super Intelligence), dan mesin spiritual.

Harapannya adalah meluaskan wawasan para pembaca tentang narasi-narasi AI juga kekritisannya, serta mengajukan beberapa narasi alternatif agar AI lebih ramah dan manusiawi. Wacana dalam buku ini diharapkan dapat memberikan pengantar perjalanan intelektual saintis dan insinyur dalam memahami masalah-masalah mendasar yang di luar jangkauan sains itu sendiri yang terkait dengan perkembangan AI.”

Mahayana dan Nggermanto, penulis buku, mengakui peran besar AI dalam mendorong dinamika umat manusia. Selanjutnya, Mahayana mengungkap beragam narasi besar dari AI. Teknologi AI lebih dari sekadar teknologi. AI adalah narasi yang membuka masa depan umat manusia. Bagaimana narasi masa depan umat manusia?

10. Co-Intelligence

Terdapat banyak literatur dalam bahasa Inggris yang membahas AI; salah satunya adalah Co-Intelligence.

“Dalam Co-Intelligence, Mollick mendorong kita untuk terlibat dengan AI sebagai rekan kerja, rekan pengajar, dan pelatih. Ia menilai dampak mendalamnya pada bisnis dan pendidikan, menggunakan lusinan contoh AI yang sedang beraksi. Co-Intelligence menunjukkan apa artinya berpikir dan bekerja sama dengan mesin pintar, dan mengapa penting bagi kita untuk menguasai keterampilan itu.

Mollick menantang kita untuk memanfaatkan kekuatan AI yang luar biasa tanpa kehilangan identitas kita, untuk belajar darinya tanpa disesatkan, dan memanfaatkan bakatnya untuk menciptakan masa depan manusia yang lebih baik. Co-Intelligence yang luas, sangat menggugah pikiran, optimis, dan jernih, mengungkapkan janji dan kekuatan era baru ini.”

Masih banyak buku lain yang menarik tetapi kita sudah membahasnya di tulisan yang lain. Di antaranya: Nexus (Harari); Singularity (Kurzweil); Deep Utopia (Bostrom); Brain Abstracted (Chirimuutha); Progress and Power (Acemomglu); Neganthropy (Stiegler); Machine Sovergnity (Hui) dan lain-lain.

11. Diskusi

Bagaimana menurut Anda?

Untuk memudahkan diskusi, kita bisa mengelompokkan kajian AI sebagai: praktis; optimis; kritis; kreatif; dan alternatif. Satu buku AI bisa saja masuk ke seluruh kelompok kajian di atas dengan bobot yang beragam. Jadi pengelompokan ini bukan untuk memisahkan tetapi untuk memetakan demi kemudahan kajian.

A. Praktis

Aspek praktis membahas AI untuk kehidupan praktis sehari-hari. Prof Onno menunjukkan cara guru memanfaatkan AI untuk menyusun bahan ajar yang menarik. Kementrian, Panduan Gen AI, menunjukkan berbagai macam cara memanfaatkan AI untuk riset ilmiah. Termasuk panduan praktis adalah, di saat-saat tertentu, kita tidak menggunakan AI sama sekali. Narasi AI, Mahayana, menunjukkan lebih baik menulis kata sambutan manual untuk mengungkapkan rasa cinta kepada anak kandung; jangan menggunakan AI untuk rasa cinta yang mendalam ini. Buku ajar AI juga bersifat praktis untuk dosen dan mahasiswa.

B. Optimis

Optimis meyakini bahwa AI mampu memberi kontribusi positif untuk saat ini dan masa depan. Kementrian, Panduan Gen AI, menunjukkan bahwa AI mendorong efisiensi dalam kampus. Prof Onno menunjukkan bahwa AI menguatkan peran guru bukan pengganti bagi guru. Optimis masa depan melangkah lebih jauh. Mollick, Co-Intelligence, yakin bahwa AI akan menjadi teman kerja sejati bagi umat manusia di masa depan.

C. Kritis

Analisis kritis menunjukkan keunggulan AI dan, sekaligus, batasan-batasan AI. Mahayana, dalam Narasi AI, membahas analisis kritis ini dalam 7 bab tersendiri. Filsafat Kecerdasan Buatan, Sanjaya dkk, memberi kritik tajam kepada AI dan kepada sikap manusia kepada AI itu sendiri. Meski kritik ini kadang terasa pedas tetapi tujuan kritik adalah menempatkan AI dan peradaban manusia ke arah masa depan yang lebih baik.

D. Kreatif

Seluruh buku AI yang kita bahas menunjukkan aspek kreativitas dengan cara masing-masing yang unik.

E. Alternatif

Pemikiran alternatif terhadap AI berkembang subur dalam buku Narasi AI (Mahayana & Nggermanto) dan Filsafat Kecerdasan Buatan (Sanjaya dkk). Kita perlu mengkaji dengan cermat untuk memahami beragam alternatif yang diajukan karena alternatif-alternatif itu kadang sulit diterima oleh pikiran pada umumnya.

Skala 0 sampai 100

Tabel berikut meringkas pemetaan dari seluruh buku yang kita kaji.

PraktisOptimisKritisKreatifAlternatif
1) Panduan Gen AI8080406030
2) Buku Pegangan 8080606050
3) Memahami AI7080504030
4) Filsafat KB
4040807080
5) Mengoptimalkan
6060305030
6) Teori & Penerapan

5060405040
7) Buku Ajar6070405030
8) Artificial Intelligence6060405030
9) Narasi AI5060909090
10) Co-Intelligence6080405030

Bagaimana menurut Anda?

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Join the Conversation

  1. avatar Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd
  2. avatar Tidak diketahui

2 Comments

Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan ke Wijaya Kusumah Batalkan balasan