Bapak manajemen, Peter Drucker, menekankan pentingnya karir kedua. Saya setuju. Karir kedua bahkan lebih kuat dari karir pertama.
Era digital memudahkan Anda untuk memiliki karir kedua. Menjadi pebisnis online, pedagang online, narasumber online, youtuber, selebgram dan lain-lain.
- Sebagian besar waktu Anda tetap fokus pada karir pertama Anda. Misal Anda sebagai karyawan perusahaan maka tetap bekerja di kantor 5 hari dalam seminggu.
- Di sebagian waktu di luar jam kerja, atau jam istirahat, maka bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan karir kedua.
- Karir kedua tidak bertentangan degan karir pertama. Untung-untung kalau karir kedua justru mendukung karir pertama.

Saya, misalnya, karir pertama memilih jadi guru. Karir kedua memilih sebagai penulis.
Alhamdulilah karir kedua berhasil maju. Saat ini saya sudah menulis sekitar 10 buku dan menjadi best seller di jamannya. Bahkan royalti dari buku membantu untuk membeli rumah pertama.
Tapi tampaknya karir kedua sebagai penulis berevolusi lebih cepat dari dugaan. Anak milenial bergeser membaca buku elektronik. Buku cetak mulai tidak laku. Maka saya ikut jadi penulis ebook.
Beberapa ebook berhasil saya pasarkan. Bahkan saya lengkapi dengan menulis animasi power point. Yang di luar dugaan lagi: saya jadi penulis video.
Penulis video. Produser video. Sutradara video. Dirangkap semua oleh seorang youtuber. Ya, akhirnya saya berkarir sebagai youtuber. Apakah sebagai youtuber bisa membantu beli rumah lagi?
Kisah sebagai youtuber sudah saya tuliskan di beberapa tulisan saya yang dahulu.
Karir pertama sebagai guru tetap saya jalani: guru digital. Muridnya milenial. Alamnya imajinal.
Bagaimana menurut Anda?
Assalamu’alaikum ww. Paman apiq, sy ingin meniru jejak anda dan ingin bisa membuat yuotobe namun belum mampu membuat youtobe, jika kamu lumajang menginap lah dirumah sy dan ajarilah sy pembuatan youtube. Aku juga seorang guru kok paman. Wass
SukaSuka
wa alaikum salam baik, terima kasih
SukaSuka