Kualitas guru paling penting untuk meningkatkan pendidikan Indonesia. Bisakah Mendikbud Nadiem meningkatkan kualitas guru? Berkaca dari masa-masa sebelumnya sudah dilakukan beragam program peningkatkan kualitas guru. Tapi kita tidak melihat ada peningkatan kualitas guru yang signifikan.
Cara sederhana adalah meningkatkan kualitas sejak rekrutmen awal guru. Hanya mereka yang berkualitas tinggi yang bisa lolos sebagai calon guru. Ideini bagus tetapi terdapat tantangan yang cukup besar. Apakah mereka yang bertalenta terbaik berminat memilih jadi guru? Mereka punya alternatif karir yang banyak, yang bahkan secara finasial barangkali lebih mengagumkan. Beruntunglah kita bila memiliki guru-guru berkualitas yang idealis, yang tetap memilih jadi guru meski mereka punya pilihan karir lebih cemerlang di tempat lain.
Berikut ini beberapa ide kreatif agar kita dapat meningkatkan kualistas guru.

- Menaikkan gaji merupakan cara mudah untuk meningkatkan kualitas guru. Tapi juga tidak terlalu mudah karena perlu tepat sasaran agar kenaikan kesejahteraan efektif.
a) Menawarkan gaji tinggi kepada calon guru baru yang memiliki kualitas tinggi. Hal ini bisa menarik talenta-talenta terbaik sesuai ide mendikbud. Tetapi kualitas guru tidak bisa hanya dilihat dari catatan masa lalu. Maka perlu program berkelanjutan agar talenta terbaik menjadi pelopor kualitas guru.
b) Memberikan insentif bagi guru yang berprestasi. Saat ini kita sudah punya program sertifikasi. Kita perlu lebih fokus bahwa insentif “gaji” ini mengarah pada peningkatan kualitas guru bukan pada bukti administrasi berupa punya sertifikat dan memenuhi beban administrasi.
c) Menambah “gaji” bagi prestasi “un-structured”. Berbeda dengan sertifikasi yang cenderung terstruktur maka kita perlu mengapresiasi guru-guru yang berkualitas tinggi secara tidak terstruktur. Guru-guru dapat mengembangkan kreativitas mereka tanpa batas. Teknologi digital memudahkan kita untuk mengukur yang tidak terstruktur ini. Dan kabar baiknya mendikbud, yang bos gojek, sangat mahir dalam hal data “structured” dan “un-structured”. - Beri pelatihan atau training yang tepat. Pelatihan sudah sejak dulu kala kita lakukan tetapi bagaimana hasilnya? Maka kita perlu merumuskan pelatihan yang efektif.
a) Berikan pelatihan praktis ilmu-ilmu yang bisa diterapkan oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Saya berpengalaman memberikan pelatihan guru-guru di penjuru negeri ini. Masalah utama pelatihan adalah konten pelatihan bersifat normatif tidak berdampak meningkatkan kualitas guru. Begitu saya berikan konten praktis maka guru-guru menjadi semangat untuk menerapkan di kelas.
b) Pelatihan guru yang terus-menerus memotivasi memberikan pengabdian terbaik untuk generasi Indonesia. Perlu dijaga bahwa menjadi guru bukan untuk mengumpulkan kekayaan tetapi untuk mengabdi di saat yang sama mendapat penghidupan selayaknya.
c) Pelatihan secara online digital yang menarik dan dapat diakses oleh guru kapan saja di mana saja. - Memberikan teknologi digital pendidikan yang tepat sasaran. Saya sendiri membuat apk free myapiq. Beberapa guru memanfaatkan myapiq untuk belajar di kelas. Maka kualitas guru meningkat sesuai standar myapiq. Potensi teknologi digital untuk pendidikan sangat besar. Dan lagi kita beruntung mendikbud Nadiem sangat mahir dalam hal teknologi digital.
Bagaimana menurut Anda?