Presiden Prancis Macron melangkah begitu jauh dengan menyatakan Islam adalah agama dalam kiris di seluruh dunia. “Islam is a religion that is in crisis all over the world today, we are not just seeing this in our country,” Mr. Macron said.
Pernyataan Macron dapat respon keras dari berbagai kalangan. Salah satunya seruan boikot produk Prancis. Tentu saja bahaya bagi Prancis.
Saya melihat pernyataan Macron di atas, Islam dalam krisis di seluruh dunia, tidak bisa dibuktikan validitasnya. Tetapi justru mudah dibuktikan kesalahan pernyataan Macron itu.

Tetapi editorial The Print memuat analisis yang lembut berbahaya menyesatkan pikiran.
Berjudul, “5 Alasan yang menunjukkan crisis di Islam Global.” Paragraf awal sudah menguatkan pendapat Macron bahwa Islam dalam krisis di dunia.
Menyesatkan Pikiran
Editorial The Print tidak salah tapi menyesatkan. Mari kita perhatikan tiga pernyataan berbeda berikut.
A. Islam dalam krisis di seluruh dunia (Pernyatan Macron)
B. Ada 5 alasan menunjukkan krisis di Islam (Judul The Print)
C. Islam TIDAK dalam krisis di sebagian dunia
Sesuai judulnya, The Print, menguraikan 5 alasan yang mereka maksud, dengan lembut. Pertama, Islam adalah agama yang paling dipolitisir. Kedua, adanya ketegangan antara nasionalisme dan pan-nasionalisme di negara-negara berpenduduk muslim. Ketiga, ironi munculnya teroris pan-islami semisal Al Qaeda dan ISIS. Keempat, ada kontradiksi parah di mana negara muslim kaya tidak mau berbagi dengan negara muslim miskin. Kelima, terjadi defisit demokrasi.
5 alasan di atas tampak masuk akal dan, sementara, asumsikan benar. Maka terbukti pernyataan B, judul editorial, adalah benar: Ada 5 alasan menunjukkan krisis di Islam.
Dan secara halus, pembaca menyimpulkan bahwa pernyataan Macron juga benar. Tentu saja tidak sah. Cara berpikir yang sesat itu. Pernyataan Macron beda dengan judul editorial. (Pernyataan A beda dengan B).
Pernyataan Macron, pernyataan A, tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Kita tidak mungkin bisa, sulit sekali bisa, menunjukkan bahwa semua dunia Islam sedang dalam krisis. Bagaimana kita bisa menguji keadaan dunia islam satu demi satu?
Tetapi pernyataan Macron ini justru lebih mudah diuji dengan falsifikasi gaya Karl Popper. Misalnya dalam bentuk pernyataan C: Islam TIDAK dalam krisis di sebagian dunia.
Ambil contoh negara Brunei tidak dalam keadaan krisis. Maka pernyataan C benar, ada wilayah Islam yang tidak krisis. Dengan demikian pernyataan Macron salah.
Meski dengan asumsi judul editorial benar, kita tetap bisa menunjukkan bahwa pernyataan Macron salah.
Apakah media sengaja membangun cara berpikir yang menyesatkan? Tampaknya The Print yang harus menjawabnya.
Bagaimana menurut Anda?
Bagus sdh dipaparkan alasannya
SukaSuka
Siap
SukaSuka