Kaca 3: Waktu

Sungguh masa depan itu
Lebih baik bagimu
Dari yang berlalu

Waktu akan menjadi saksi
Waktu akan menjadi bukti
Masa membentang
Mendatang, terdahulu, terkini

Tak perlu memusuhi waktu
Jadikan waktu berpihak padamu
Beri masa depan kesempatan
Menyinari masa lalu sampai menghadapmu

Masa depan adalah peluang
Masa depan adalah kebebasan
Masa depan adalah kesungguhan
Masa depan menyapu segala keadaan

Masa lalu adalah hikmah
Masa kini adalah amanah
Masa depan adalah rahmah
Bentangan masa adalah anugerah

Tak perlu memusuhi waktu
Jadikan waktu berpihak padamu
Beri masa depan kesempatan
Menyinari masa lalu sampai menghadapmu

Dan sungguh masa depan itu
Lebih baik bagimu
Dari yang berlalu

Ringkasan

(1) Kita, sebagai manusia, berpikir dengan logika masa. Maksudnya, kita selalu mempertimbangkan waktu. Dengan adanya waktu, kita bisa memikirkan perubahan. Tanpa ada waktu, semua menjadi mandeg tanpa perubahan. Yang paling utama dari logika masa adalah masa depan. Masa depan memberi makna, hikmah, kepada masa lalu Anda. Masa depan memberi arti kepada masa kini yang sedang Anda jalani. Bagaimana pun, totalitas masa adalah bentangan waktu: masa depan, masa lalu, dan masa kini.

(2) Waktu kita terbatas 24 jam sehari atau terbentang dari lahir sampai mati. Sementara, kepentingan kita, dan beban kerja, tampak seperti tak terbatas. Karena itu, kita perlu manajemen waktu dan manajemen kerja yang tepat agar memperoleh hasil optimal. Dua konsep manajemen waktu kerja adalah kuadran waktu dan pronam waktu.

(3) Kita bisa membagi waktu kerja menjadi 4 kuadran. Kuadran 1 adalah penting dan mendesak, maka, Anda harus mengerjakannya. Kuadran 2 adalah penting tetapi tidak mendesak. Sebagian besar pekerjaan kita harus ada di kuadran 2 ini. Kuadran 3 adalah tidak penting tetapi mendesak. Kita perlu mengurangi kegiatan kuadran 3 dan menggantinya dengan kuadran 2, agar, meringankan kuadran 1. Kuadran 4 adalah tidak penting dan tidak mendesak. Kurangi kuadran 4 sampai taraf minimal.

(4) Manajemen waktu bisa dengan membagi 6 pronam. Kita perlu bergeser dari pronam ganjil (1, 3, 5) yang bersikap lalai menuju pronam genap (2, 4, 6) dengan bersikap peduli. Kemudian, kerja dan waktu kita fokus untuk membuka peluang-peluang baru, yang bebas dan membebaskan, serta mengembangkan komitmen tinggi.

(5) Akhirnya, waktu adalah segalanya. Waktu yang akan menjadi saksi bagaimana Anda mempersembahkan maha karya terbaik Anda kepada semesta. Waktu yang akan menjadi saksi bagaimana Anda menjalani segalanya bersama Sang Maha Cinta. Selamat menapaki waktu bersama maha karya Anda dan Maha Cinta.

Saran Praktis

(1) Selalu pikirkan waktu dalam hidupmu. Sadari waktu itu terbatas dari lahir sampai matimu. Pertimbangkan masa depan. Apa cita-cita masa depan Anda? Apa prestasi yang ingin Anda raih ketika mati? Bagaimana nasib Anda setelah mati? Dari perspektif masa depan itu lalu ambil pelajaran masa lalu, dan, modifikasi masa kini Anda. Yakini, Anda memiliki masa depan.

(2) Catat waktu Anda, analisis penggunaan waktu Anda. Apa saja kegiatan Anda dalam 24 jam? Dalam 1 pekan? Dalam 1 bulan? Kegiatan apa yang tidak bernilai? Pikirkan cara mengurangi, atau menghilangkan, kegiatan yang tidak berguna.

(3) Perhatikan catatan Anda yang ada di kuadran 3: kegiatan tidak penting tetapi mendesak. Kurangi kuadran 3 Anda. Gunakan waktu Anda yang ada untuk mengerjakan kuadran 2: penting dan tidak mendesak. Nikmati hidup Anda yang lebih banyak di kuadran 2.

(4) Tingkatkan peduli Anda. Perbanyak kegiatan Anda di pronam genap (2, 4, 6) yang selalu peduli. Tingkatkan peduli terhadap peluang baru. Apa saja yang bisa meningkatkan kebebasan Anda, kebebasan umat manusia dan alam raya? Tingkatkan selalu komitmen Anda terhadap masa depan, hikmah masa lalu, dan aktif di masa kini.

(5) Pastikan masa depan berpihak kepada Anda. Pilih selalu masa depan terbaik untuk Anda, untuk orang-orang di sekitar Anda, dan untuk alam semesta.

Iklan

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Ikuti Percakapan

1 Komentar

Tinggalkan komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: