Cara paling mudah untuk bahagia: selalu bersyukur. Murah. Bisa kapan saja. Di mana saja.
Syukur digital. Saya alami awal kuliah menjelang lulus. Awal 90an saya kuliah di EL ITB. Ada komputer. Tapi masih mahal. Hanya orang-orang khusus yang punya. Handphone belum ada sama sekali. Internet hanya untuk penelitian.
Tugas menulis banyak sekali dan mendadak. Tugas pendahuluan praktikum biasa diberikan hari Sabtu sore. Harus dikumpulkan Senin pagi. Diketik rapi – manual. Bahkan bila dikerjakan dengan rajin selama dua hari tugas itu tidak selesai. Lembur tidak tidur sepanjang akhir pekan adalah hal yang wajar.
Semua tugas diselesaikan tanpa sentuhan digital.

Bila ada salah ketik maka tidak bisa dihapus. Harus diketik ulang. Sama sekali tidak ada copy paste – salin tempel. Murni manual.
Akhir masa kuliah, jelang reformasi, semua berbeda. Tugas akhir – skripsi – diijinkan menggunakan komputer. Empuknya keyboard komputer begitu nikmat. Menulis skripsi diiringi alunan musik.
Salah ketik tinggal hapus lalu koreksi. Mau copy paste tinggal pilih saja. Menambah gambar dan foto begitu mudah. Syukur digital.
Hari ini, syukur digital makin besar. Saya bisa menulis kapan saja. Melalui komputer atau hp. Tersimpan ke internet. Bisa diakses dari mana saja. Bisa berbagi ke siapa saja.
Bahkan saya bisa bikin video kapan saja di mana saja melalui canel youtube.com/pamanapiq. Terus berbagi terus bersyukur.
Bayangkan apa yang akan terjadi? Bila kemudahan digital ini kita manfaatkan untuk kepentingan positif. Untuk saling membantu. Saling berbagi ilmu. Saling mendukung. Sebagai ungkapan syukur kita.
Bagaimana menurut Anda?
setuju, mari kita gunakan internet untuk kepentingan positif dan berbagi ilmu
SukaSuka
siap, laksanakan…!
SukaSuka