Dana 35 000 Trilyun Karena Tidak Lockdown Corona

*Estimasi Indonesia butuh 8 000 trilyun untuk lockdown atau 20 000 trilyun untuk tidak lockdown.*

Saat ini wabah virus corona masih terus jadi masalah utama di seluruh dunia. Berapa biaya yang diperlukan untuk lockdown? Bila tidak lockdown?

Perlu ahli, berhari-hari, untuk menghitungnya dengan tepat. Tetapi kita bisa coba belajar dari beberapa negara yang telah mengambil sikap.

Presiden Amerika telah menandatangani dana 2,2 trilyun dolar untuk stimulus menghadapi pandemi corona ini. Setara dengan 35 000 trilyun rupiah. Dan setara sekitar 17 tahun atau 18 tahun APBN RI. Kita tahu Amerika tidak lockdown untuk menghadapi corona virus ini.

Belajar dari Amerika kita dapat memperkirakan biaya Indonesia bila tidak lockdown barangkali setengah dari Amerika yaitu sekitar 17 000 trilyun rupiah. Besar sekali!?

Bila kita bandingkan jumlah penduduk Amerika sekitar 330 juta jiwa sedangkan Indonesia sekitar 270 juta jiwa maka hasil perhitungan lebih besar lagi. Sekitar 28 000 trilyun rupiah untuk Indonesia. Barangkali kita tidak seboros Amerika. Setidak-tidaknya Indonesia perlu 20 000 trilyun rupiah.

Untuk estimasi lockdown kita bisa belajar dari tetangga kita, Malaysia. Telah mengucurkan dana 2 kali. Total sekitar 1 000 trilyun rupiah. Besar juga.

Penduduk Malaysia sekitar 32 juta jiwa. Indonesia sekitar 9 kali lebih besar atau 8 kali. Maka dana yang dibutuhkan Indonesia untuk lockdown kisaran 8 000 atau 9 000 trilyun. Masih besar juga!

Adakah biaya yang lebih murah untuk menghadapi corona ini?

Sepertinya tidak ada.

Tapi bisa diakali dengan samar-samar. Maksudnya seperti tidak mengeluarkan biaya tapi sebenarnya mengeluarkan biaya. Yaitu tidak perlu ada pihak tertentu yang menanggung biaya. Biarkan saja rakyat menanggung biaya masing-masing.

Anggap tidak lockdown butuh biaya 27 000 trilyun. Dibagi rata seluruh penduduk Indonesia 270 juta jiwa. Hasilnya 100 juta rupiah per jiwa. Tetapi karena beberapa rakyat tidak sanggup menanggung maka sebagian ada yang tidak sampai belanja. Anggap saja ada 50% sehingga jadi 50 juta rupiah per jiwa. Cara ini tampak ringan karena tidak ada pihak tertentu yang harus tanggung jawab.

Cara seperti itu apa pernah terjadi?

Tentu saja sering terjadi. Misal masalah kemacetan lalu lintas. Karena macet banget misal setiap pengendara rugi 10 ribu rupiah per hari – bensin dan waktu. Satu tahun rugi 3650 ribu atau dibulatkan 3 juta rupiah saja. Bila di daerah itu ada 1 juta pengendara maka kerugian total 3 juta rupiah x 1 juta pengendara = 3 trilyun rupiah. Besar juga. Tapi tak terasa karena dibagi oleh seluruh pengendara.

Apakah itu manajemen yang bagus? Apakah itu bernegara yang bagus? Apakah itu kehidupan yang bagus?

Barangkali Anda lebih tahu jawabannya.

Iklan

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Tinggalkan komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: