Amerika merupakan potret terburuk di dunia dalam menghadapi pandemi covid-19. Dari 12 jutaan orang di dunia terjangkit corona, ada 3 jutaan sendiri dari USA. Korban jiwa pun lebih dari 100 ribu orang.
Tapi Amerika bukan Indonesia!?
Meskipun banyak hal mirip juga antara usa dan Indonesia. Jumlah penduduk sama-sama 300 jutaan jiwa. Pada tulisan ini saya akan membahas sedikit perkembangan corona di Indonesia, usa, dan Jogja.
- Covid-19 di Indonesia masih membara
Sebagian besar wilayah di Indonesia sudah bebas. Tidak ada lagi pembatasan sosial. Maka diharapkan roda ekonomi mulai berputar. Di saat yang sama belum ada tanda-tanda corona mereda.

Awal Juli kasus positif sudah di atas 60 ribu orang. Diprediksi akan mencapai 91 ribu orang lebih di awal Agustus. Dengan angka reproduksi R = 1,10 maka wabah masih terus melanda.
Perlu manajemen perilaku untuk menurunkan parameter perilaku dari 11% menjadi 5% atau ke bawah. Semoga angka kesembuhan makin tinggi di atas 3% atau lebih. Berharap R bisa turun di bawah 1.
Seandainya R = 0,8 konsisten maka perlu waktu 232 hari untuk meredakan covid-19 di Indonesia.
2. Corona di Amerika jadi pembelajaran dunia
Warga dunia bisa belajar dari kasus usa menghadapi covid-19. Sangat mahal resiko yang harus ditanggung Amerika.

Diprediksi pada tengah Agustus akan menembus 4 juta kasus di Amerika. Dan ada 2 juta lebih yang harus dirawat. Beban yang sangat berat.
Sedangkan nilai R = 1,05 belum menunjukkan tanda-tanda menurun.
Manajemen perilaku di usa cenderung bebas akhir-akhir ini cukup mengkhawatirkan. Angka kesembuhan juga hanya 1,4% tidak terlalu tinggi.
Seandainya berhasil menurunkan R = 0,80 konsisten maka perlu waktu 320 hari untuk meredakan kasus – hampir 1 tahun penuh.
Untung saja Indonesia tidak menanggung beban seberat Amerika. Mereka masih punya dolar dalam jumlah besar.
3. Jogja miniatur Indonesia yang dinamis
Yogyakarta hampir saja berhasil menekan corona sampai pertengahan Juni. Sayang sekali R naik ke atas 1 pada awal Juli 2020 ini.

Sulit sekali memprediksi kondisi Jogja akhir-akhir ini. Tiba-tiba nilai R melompat jauh di atas 1. Maka berpotensi ada 624 kasus total di akhir Agustus 2020. Sedangkan kasus aktif ada 285 orang. Ini jauh lebih tinggi dari kasus aktif sekarang yang di kisaran 50 orang.
Padahal angka kesembuhan cukup bagus di 5% yang lebih tinggi dari nasional dan usa sekali pun.
Maka di Jogja diperlukan manajemen perilaku yang efektif menurunkan parameter perilaku P = 20% menjadi 10%. Selanjutnya turun lagi menjadi 5%. Dan berangsur wabah mereda.
Seandainya berhasil menurunkan R = 0,80 secara konsisten maka perlu waktu 86 hari untuk meredakan wabah.
Saya berharap pemerintah pusat dapat menjadikan Jogja sebagai miniatur Indonesia. Melakukan uji coba manajemen perilaku di Jogja. Jika berhasil maka bisa disebarkan ke seluruh Indonesia.
Dengan serius menangani Jogja maka kita akan memperoleh banyak data-data penting tentang corona. Kita bisa menganalisis untuk kemudian menghasilkan kesimpulan.
Jika suatu pendekatan perilaku di Jojga gagal, misalnya, maka kita bisa mengkajinya. Lalu memperbaikinya. Pengalaman menangani Jogja menjadi data nyata untuk mengambil keputusan tingkat pusat. Tidak hanya berdasar kira-kira saja.
Bagaimana menurut Anda?