Anies Baswedan Vs Kang Emil: Adil?

Saya bingung juga. Reproduksi virus di Jakarta R di bawah 1. Tandanya virus mulai mereda. Pak Anies sukses.

Semoga covid-19 segera mereda.

Sedangkan di Jawa Barat, nilai R lebih dari 1. Artinya wabah masih terus berkembang. Maka Kang Emil, sebagai gubernur, belum berhasil meredakan pandemi?

Bisakah disimpulkan bahwa kondisi pandemi Jakarta lebih baik dari Jabar?

Dari sisi nilai R memang benar. DKI sudah mereda. Jabar masih membara.

Tapi dari ukuran jumlah kasus bisa beda. Di Jabar hanya ada sekitar 1800 kasus aktif. Sedangkan di Jakarta ada hampir 4000 kasus aktif. Jakarta dua kali lebih besar dari Jabar, beratnya, dalam menangani kasus aktif corona.

Jadi, saya pikir mempertimbangkan R saja tidak adil. Maka R harus disandingkan dengan besaran lain. Saya mendefinisikan,

M = masa = melandai = magnitude,

dalam satuan hari.

Misal Jakarta, R = 0,96 dan M = 185 hari. Bermakna kasus mulai mereda karena R di bawah 1. Dan dibutuhkan waktu sekitar 185 hari sampai kasus benar-benar selesai.

Sedangkan Jabar, R = 1,25 dan M = 168 hari. Bermakna wabah di Jabar memang masih membara karena R lebih dari 1. Tapi hanya dibutuhkan waktu 168 hari untuk menyelesaikan kasus agar benar-benar selesai.

Jadi, Jabar lebih baik dari Jakarta? Karena lebih cepat mereda kasus coronanya? Silakan dijawab masing-masing.

Saya menghitung M dengan asumsi bahwa wilayah tersebut berhasil menurunkan R = 0,80 secara konsisten. Kasus dianggap selesai bila hanya ada kurang dari 1 orang yang aktif covid-19 (sama saja 0 kasus aktif).

n adalah satuan waktu dalam 5 harian sesuai periode inkubasi virus corona.

Maka saya mengubahnya menjadi harian dengan besaran M,

Misal kita pilih kasus aktif a = 4000

Solusi M = 185 hari adalah mirip dengan kasus di DKI Jakarta.

Sedangkan untuk kasus aktif a = 1800, mirip Jabar,

Solusi M = 167 hari juga mirip dengan kasus Jabar.

Bagaimana menurut Anda?

Iklan

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Tinggalkan komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: