Ketimpangan Internet

Saat internet sangat diperlukan masyarakat luas terjadi ketimpangan internet di banyak tempat. Di Indonesia ketimpangan antar provinsi sangat parah. Sedangkan kabar baiknya, bahkan sangat baik, bila kita lihat dari perspektif ketimpangan penetrasi. Nilai ketimpangan penetrasi antar provinsi sangat baik atau tidak ada ketimpangan.

Saya mengacu data terbaru dari APJI yang terbit tahun 2019 – hasil pengolahan data survey 2018.

1.Nilai ketimpangan wilayah buruk

Dari data kontribusi pengguna per wilayah saya analisis nilai ketimpangan n = 2,7 dan rasio Gini G = 0,47. Masuk dalam klasifikasi buruk. Maka kita perlu solusi pemerataan pengguna internet ke masing-masing wilayah.

Khususnya bagi wilayah yang kontribusi pengguna masih rendah perlu ditingkatkan. Untuk wilayah yang sudah berkontribusi tinggi juga masih bisa ditingkatkan. Tampaknya kontribusi masing-masing wilayah ini berkaitan dengan porsi nilai ekonomi. Maka meningkatkan kontribusi pengguna internet juga berdampak meningkatkan nilai ekonomi wilayah tersebut.

Kita dapat mengatakan pemerataan internet berdampak kepada pemerataan ekonomi.

2.Nilai ketimpangan provinsi sangat buruk

Analisis saya menghasilkan nilai ketimpangan n = 3,7 dan rasio Gini G = 0,57 yang masuk dalam klasifikasi sangat buruk. Dibanding dengan analisis antar 5 wilayah maka antar provinsi ini lebih buruk. Hal ini wajar saja kerena kita menganalisis sekitar 30 provinsi lebih. Tentu menemukan lebih banyak ketimpangan.

Kita perlu solusi untuk meningkatkan kontribusi dari masing-masing provinsi. Khususnya untuk provinsi yang masih rendah perlu strategi khusus untuk memperbaiki. Sekali lagi, memperbaiki ketimpangan internet juga diyakini akan ikut memperbaiki ketimpangan ekonomi. Pada gilirannya juga akan memperbaiki bidang lain seperti pendidikan, kesehatan, dan peradaban secara umum.

3.Nilai ketimpangan penetrasi sangat baik atau tidak timpang

Kabar baiknya adalah ketimpangan penetrasi antar provinsi tidak terjadi di Indonesia. Nilai ketimpangan rendah, sangat baik, atau tidak ada ketimpangan.

Analisis saya menunjukkan nilai ketimpangan penetrasi internet antar provinsi di Indonesia adalah n = 1,2 setara G = 0,10 adalah sangat baik, sangat rendah. Hal ini menunjukkan tidak terjadi ketimpangan antar provinsi dalam hal tingkat penetrasi pengguna internet. Prestasi ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan.

Rata-rata penetrasi di angka 65% masih bisa ditingkatkan lagi. Meningkatkan penetrasi internet ini berdampak meningkatnya nilai ekonomi juga kesehatan dan pendidikan.

Khususnya masa pandemi seperti sekarang maka kita perlu terus meningkatkan akses internet serta mengarahkan untuk kepentingan positif yang lebih produktif.

Dari sudut pandang sebaliknya kita bisa mengatakan sekitar 35% populasi belum mengakses internet. Pertanyaan bagaimana pendidikan jarak jauh online bisa dilakukan untuk mereka? Tentu perlu jawaban yang tepat untuk menangani ini.

Mengacu data di awal, bahwa pertumbuhgan internet Indonesia sekitar 10% per tahun, maka perlu waktu 5 tahun agar seluruh provinsi dapat mengakses internet dengan penetrasi mendekati 100%. Pada kondisi ini, kita berharap terjadi peningkatan dan pemerataan ekonomi, pendidikan, dan fasilitas kesehatan.

Bagaimana menurut Anda?

Iklan

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Tinggalkan komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: