Sulit dipercaya!
Dalam kondisi pandemi covid seperti sekarang, ancaman resesi ekonomi mudah saja untuk diatasi. Fokus hanya pada dua hal saja. Tingkatkan konsumsi rumah tangga dan investasi. Hasilnya pun tidak perlu terlalu tinggi. Cukup ekonomi tumbuh 0% saja, kuartal III, maka sudah tidak resesi sampai Maret 2021.

1.Tersedia Anggaran dan Strategi
Bu Menkeu dengan tegas sudah mengetahui strategi untuk mencegah resesi.
“Ia menyebut kontraksi pertumbuhan terbesar pada kuartal sebelumnya disumbang oleh sisi konsumsi dan investasi akibat pembatasan aktivitas selama pandemi virus corona.
Oleh karena itu, ‘jurus’ yang digunakan untuk menyelamatkan Indonesia dari resesi akan menyasar kedua komponen tersebut,” dikutip dari CNN Indonesia.
Hebatnya lagi Bu Menkeu benar-benar ahli untuk mendapatkan anggaran yang dibutuhkan. Lengkap sudah: anggaran tersedia dan strategi tepat sekali. Maka dari sini kita boleh optimis bahwa resesi tidak akan terjadi.
2.Resesi Makin Nyata
Tidak semua orang sepakat bahwa resesi bisa dihindari. Pak Menko Mahfud Md justru menyarankan untuk terbuka: resesi ekonomi bukan krisis ekonomi.

Dengan semangat dan bersatu kita cegah resesi. Toh seandainya resesi tetap terjadi, karena kita sudah di ambang resesi, itu bukanlah suatu krisis ekonomi. Resesi hanya data matematis yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi minus berturut-turut dalam 6 bulan (dua kuartal). Beda jauh dengan krisis ekonomi.
3.Solusi agar selamat dari resesi
Berikut saya coba rumuskan beberapa cara mengatasi resesi. Semoga bisa bermanfaat.
a) Perhitungan sederhana
Kuartal II, meski Indonesia minus 5,2% maka hanya perlu kuartal III 0% saja. Tetapi kuartal III sudah hampir berjalan 2 bulan: Juli dan Agustus. Asumsi dua bulan itu masing-masing minus 5% cukup berat untuk kompensasi September agar jadi 0%. Butuh tumbuh 10% di bulan September 2020 (yoy).
Akibatnya, Juli -5, Agustus, -5, dan September +10 total jadi 0%. Selamat dari resesi.
b)Tingkatkan konsumsi rumah tangga
Meningkatkan daya beli secara serempak dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Sedangkan ketimpangan ekonomi diyakini menghambat pertumbuhan.
Pemerintah perlu memicu daya beli masyarakat dengan menyalurkan bantuan tunai kepada 250 juta penduduk Indonesia sebesar 500 ribu rupiah per kepala. Total 250 juta orang x 500 ribu rupiah = 125 T rupiah saja.
Dampak ganda 500 ribu rupiah per kepala ini menggelindingkan roda ekonomi. Semua penerima diwajibkan membelanjakan semua dana yang diterima di awal September untuk konsumsi (plus dana lainnya bila ada).
Kita bisa membayangkan tukang bakso gerobak laris manis karena semua pelanggan setia bisa beli bakso seperti biasa. Tukang bakso belanja bahan ke pasar. Pedagang pasar laris pula seperti biasa. Roda ekonomi bangkit seperti biasa.
Tukang jualan mainan anak-anak yang menjerit selama masa pandemi bisa mulai tersenyum. Dagangan mainan anak laris manis dengan dijual keliling dari rumah ke rumah. Anak-anak bergembira bisa beli mainan dari uang yang tersedia. Bapak dan Ibunya ikut bahagia. Imunitas masyarakat meningkat.
Para pejabat dan presiden ikut bahagia. Indonesia bangkit kembali.
c)Pacu investasi
Sudah pasti pemerintah memacu investasi besar-besaran. Pihak swasta juga bergairah untu investasi di Indonesia yang terus menggeliat.
d)Mengentaskan kemiskinan otomatis
Kemiskinan di Indonesia menjadi 0%. Tidak ada orang miskin di Indonesia saat itu.
BPS menetapkan, “Garis Kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar Rp454.652,-/ kapita/bulan.”
Ada 26 juta penduduk Indonesia di bawah garis kemiskinan. Dengan bantuan tunai 500 ribu per bulan maka mereka terentas dari kemiskinan secara otomatis.
Karena bantuan mencakup 250 juta penduduk maka hampir semua penduduk dapat bagian. Barangkali bisa dikecualikan sedikit orang meliputi pejabat dan orang supe kaya yang tidak dapat bantuan tunai. Toh apa artinya 500 ribu rupiah bagi pejabat dan orang spuer kaya? Tapi 500 ribu sudah berhasil mengangkat si miskin dari jurang kemiskinan.
e)Resiko terburuk
Resiko terburuk adalah tidak terjadi peningkatan ekonomi padahal pemerintah sudah mengetaskan kemiskinan seluruh penduduk Indonesia. Kemiskinan sudah terhapus dari bumi pertiwi.
Seandainya resiko ini terjadi maka ini adalah resiko terburuk yang paling baik sepanjang sejarah.
Penutup
Strategi seperti di atas perlu segera dilakukan karena kita hanya punya sisa waktu bulan September saja untuk mencegah resesi.
Beberapa program pendukung tentu bisa kita kembangkan. Misal pendanaan 500 ribu per bulan direncanakan dalam jangka waktu 3 bulan. Barang siapa sudah membelanjakan 500 ribu sebelum pertengahan September maka akan dikirim 500 ribu berikutnya pada tanggal 20 September. Rakyat berlomba-lomba meningkatkan konsumsi – memang tersedia dananya.
Penyaluran dana total 125 T ini perlu dikawal KPK untuk menjaga kelancaran. Data penerima bantuan pun mudah didapat karena mencakup hampir seluruh penduduk Indonesia atau bisa saja diperluas untuk seluruh penduduk Indonesia.
Roda ekonomi Indonesia akan berputar dengan cepat dan majulah Indonesia!
Bagaimana menurut Anda?