Presiden menyatakan bahwa PPKM tidak efektif. Saya kira itu benar adanya. Selanjutnya, solusi apa yang tersedia untuk menjaga Indonesia?

Solusi menangani pandemi ada di depan mata. Tidak mudah. Tetapi bisa dilakukan, bisa dikerjakan.
Pemerintah Membaik
Pernyataan presiden, menurut saya, menunjukkan adanya perbaikan dari pemerintah. PPKM tidak efektif karena pengawasan dan pelaksaan tidak tegas. Pernyataan semacam itu sudah lama saya tunggu, hampir 1 tahun, sejak awal pandemi.
Sebelum-sebelumnya, pemerintah sering menyatakan bahwa pandemi terus membara karena masyarakat tidak taat prokes. Masyarakat masih banyak berkumpul. Masyarakat banyak yang tidak pakai masker. Mobilitas masyarakat masih tinggi. Maka wajar pandemi, angka penularan, terus tinggi. Sikap menyalahkan perilaku masyarakat seperti ini tidak akan memberikan perbaikan penanganan pandemi. Dan benar memang belum tampak perbaikan.
Tetapi, beberapa hari ini, presiden menyatakan bahwa pengawasan yang kurang tegas. Itu pernyataan yang bagus. Artinya, pemerintah fokus kepada usaha apa saja yang bisa dilakukan pemerintah untuk memperbaiki – bukan fokus menyalahkan perilaku masyarakat. Langkah selanjutnya, kita perlu menyusun formula dan strategi yang tepat.
Dua solusi
Saya membuat model yang mengusulkan dua solusi terpenting menangani pandemi covid di Indonesia dan dunia. Solusi pertama adalah manajemen perilaku dan solusi kedua adalah percepatan penyembuhan. Dari model yang saya buat, kita perlu mendeteksi, mengukur dampak perilaku secara realtime.
Saat ini, kita melakukan update data covid secara harian. Itu adalah awal yang baik. Tetapi data harian tidak memadai untuk mengendalikan perilaku dan pandemi. Hipotesis saya, kita memerlukan data per jam. Tentu saja data per jam ini tidak perlu dipublish. Data ini hanya untuk kajian internal. Kita mengolah data internal ini, misal untuk menghitung dinamika R, sesuai model yang saya buat. Kemudian kita bisa mengambil langkah-langkah nyata mengendalikan pandemi. Dan kita memperoleh feedback data tiap jam sebagai perbaikan.
Tipping Point
Sistem dinamik, semisal pandemi, tampak jelas tidak linear. Maka solusi linear tidak akan efektif. Solusi yang menganggap semua masyarakat sebagai sama, atau mirip, tidak akan berhasil meredakan pandemi. Dari model yang kita buat, justru kita perlu mengidentifikasi daerah mana saja yang paling rawan dan daerah mana saja yang aman.
Untuk daerah yang aman, misal daerah pedalaman, maka penerapan pengendalian pandemi bisa lebih longgar. Sementara daerah yang rawan, misal hiburan malam, perlu penerapan pengendalian yang lebih ketat. Semua uji coba penerapan ini kita pantau per jam dari model yang kita buat. Sehingga kita bisa memperbaiki hal-hal yang diperlukan. Kita perlu mencegah lonjakan tipping point.
Kita tidak punya pengetahuan apriori dalam kasus pandemi ini. Maka kita tidak bisa menebak-nebak atau analisis rasional belaka. Semua perlu data nyata. Perlu eksperimen. Perlu data spesifik masing-masing wilayah. Perlu data masing-masing perilaku masyarakat.
Kepala Daerah Pening
Peran kepala daerah tentu penting. Meski bisa bikin pening. Saya kira, kepala daerah bisa meniru sikap kepala negara dalam hal ini.
PPKM tidak efektif karena pengawasan tidak tegas. Penerapan tidak tegas. Maka perlu kita perbaiki dengan strategi yang lebih tepat.
Jangan sampai ada kepala daerah, atau anggota kabinet, atau pejabat lainnya, yang menyatakan bahwa penyebab pandemi adalah masyarakat yang tidak taat prokes. Masyarakat indonesia cenderung bersedia mengikuti aturan. Perhatikan warga Indonesia ketika di Singapura, warga kita juga disiplin. Perhatikan warga kita ketika di Arab, warga kita juga disiplin. Masyarakat memang bisa salah. Tetapi masyarakat bisa dipimpin. Tugas para pemimpin untuk memimpin masyarakat.
Dari sudut pandang masyarakat pun, tidak dibenarkan warga hanya nyinyir kepada pemimpin. Masyarakat perlu mendukung program-program perbaikan yang digulirkan oleh pimpinan. Setiap warga perlu berpartisipasi aktif sesuai kapasitas masing-masing. Semoga kita bisa menangani pandemi dengan baik.
Bagaimana menurut Anda?