Hari Guru Dunia Akhirat

Guru adalah lentera dunia dan akhirat.

Masihkah berlaku seperti itu?

Dengan adanya peraturan menteri tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual, yang ditengarai, sering terjadi di lingkungan sekolah dan kampus, apakah guru tetap berhak sebagai pelita peradaban?

Saya menjawab optimis penuh keyakinan, “Benar. Guru adalah lentera dunia.”

Pemikiran Ki Hajar Dewantara Masih Tetap Relevan dan Jadi Acuan - Padang  Media

Guru adalah yang mendidik kita menjadi manusia. Guru adalah yang membimbing kita menjadi bisa. Guru adalah teladan semesta.

1. Guru Ekonomi
2. Guru Politik
3. Guru Manusia
3.1 Guru Teladan
3.2 Guru Efektif
3.3 Guru Kreatif
3.4 Guru Abadi
3.5 Guru Ensiklopedis
3.6 Guru Kaya
3.7 Guru Sabar

Bahwa terjadi penyimpangan perilaku di sana-sini memang manusiawi. Banyak hal yang masih perlu, dan bisa, untuk kita perbaiki.

1. Guru Ekonomi

Guru mengalami kesulitan yang sama sebagai manusia: menjadi manusia satu dimensi – manusia yang hanya memikirkan urusan ekonomi. Profesi guru, yang sejatinya mulia, bisa berubah menjadi profesi layaknya profesi ekonomi. Profesi yang mencari keuntungan ekonomi sebesar-besarnya dengan usaha sekecil-kecilnya.

Semua guru perlu kembali menjadi guru sejati. Guru yang menyalakan api perjuangan siswa-siswi. Membimbing generasi meraih prestasi.

2. Guru Politik

Guru terjerat dalam pusaran politik. Sejatinya, setiap orang juga terjerat dalam jaring-jaring politik. Hanya saja, posisi guru menjadi lebih penting lagi guna mencetak generasi politik yang lebih manusiawi.

Guru negeri ini, Ki Hajar Dewantara menjabat sebagai menteri pada jamanya. Beliau adalah guru politik terbaik yang pernah kita miliki. Saat ini, menteri pendidikan, justru, dipegang oleh generasi muda yang mahir di dunia industri digital. Apakah beliau juga seorang guru?

Guru memang politik.

3. Guru Manusia

Keunggulan guru adalah mereka guru merdeka. Setiap guru memiliki kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya. Berbeda dengan profesi lain, seorang guru benar-benar bebas berkreasi.

Meski ada target kurikulum, ada syarat administrasi, ada kewajiban itu dan ini, ketika di depan kelas, seorang guru benar-benar merdeka. Dia bebas mendidik putra-putrinya untuk menjadi generasi terbaik.

Di sini, saya mengusulkan tujuh karakter guru manusia yang ideal.

3.1 Guru Teladan

Guru adalah teladan bagi siswanya – dan bagi alam raya. Tidak perlu bicara apa-apa, hanya dengan kehadirannya, guru menerangi lingkungan sekitarnya.

“Ing Ngarso sung tulodho.” “Menjadi teladan yang terdepan.”

Jika Anda kebingungan menyikapi kehidupan saat ini maka lihatlah perilaku guru. Mereka adalah teladan yang patut kita tiru. Seluruh warga, mari kita berguru kepada guru.

Bagaimana dengan kasus kekerasan seksual, misalnya? Mereka tidak berhak menyandang status sebagai guru. Bagaimana dengan adanya pungutan liar di berbagai sekolah? Mereka juga tidak berhak lagi mengaku sebagai guru. Bagaimana dengan guru yang tidak tepat waktu? Mereka perlu malu mengaku sebagai guru.

Guru sejati adalah teladan bangsa ini. Mereka pelita yang senantiasa menyinari hati.

3.2 Guru Efektif

Guru memudahkan kita mempelajari sesuatu. Kemudian, memberikan arahan menyambut tantangan baru. Secara efektif, guru adalah pandu.

Guru yang mempersulit masalah maka tidak layak disebut sebagai guru. Apalagi, bila sejatinya, masalah itu mudah. Justru, dibuat rumit oleh guru. Mereka harus malu. Membuat malu profesi guru.

Guru memudahkan segala urusan. Masalah yang rumit menjadi sederhana dengan bimbingan guru. Guru benar-benar membantu.

3.3 Guru Kreatif

Guru berkreasi menghasilkan ide-ide baru. Guru mengajak seluruh generasi untuk terus maju. Guru terus melaju.

3.4 Guru Abadi
3.5 Guru Ensiklopedis
3.6 Guru Kaya
3.7 Guru Sabar

Iklan

Diterbitkan oleh Paman APiQ

Lahir di Tulungagung. Hobi: baca filsafat, berlatih silat, nonton srimulat. Karena Srimulat jarang pentas, diganti dengan baca. Karena berlatih silat berbahaya, diganti badminton. Karena baca filsafat tidak ada masalah, ya lanjut saja. Menyelesaikan pendidikan tinggi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Kini bersama keluarga tinggal di Bandung.

Tinggalkan komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: