Skepo adalah rahasia hidup bahagia kapan saja, di mana saja, dan sepanjang masa. Kita, sebagai manusia, bisa hidup bahagia sepanjang hayat. Tetapi, jebakan alam semesta telah mebelokkan fokus manusia. Sehingga, manusia lebih sering menderita dari pada bahagia. Skepo mengajak kita untuk kembali selalu bahagia.

1. Prasangka Kita
2. Fakta Bukan Fakta
3. Skepo Penuh Tawa
4. Skene Mencekam
5. Dunia bukan Proposisi
6. Dinamika Cinta
7. Akhir Bahagia
Kita selalu hidup dalam prasangka. Ketika kita membuang suatu prasangka maka kita akan masuk ke prasangka lainnya. Kita tidak bisa lepas dari prasangka. Sehingga, yang bisa kita lakukan adalah ber-prasangka baik. Hindari prasangka buruk. Dan, raih hidup bahagia selamanya – meski ada prasangka.
Fakta obyektif bukanlah fakta sejati yang terbebas dari subyektivitas. Setiap fakta tercampur, sedikit banyak, dengan subyektivitas diri kita. Karena itu, kita perlu berbesar hati bahwa apa yang kita yakini benar 100% bisa saja ada salahnya. Tidak masalah dengan adanya kesalahan. Yang terpenting, kita komitmen untuk koreksi diri. Serta menikmati setiap proses memperbaiki diri bersama masyarakat. Itulah sikap skepo.
Ciri paling jelas kita hidup bahagia, dengan sikap skepo, adalah kita mudah tertawa bahagia. Kita bahagia menertawakan diri sendiri yang begitu yakin dengan prasangka. Lebih terpingkal-pingkal lagi, ketika, kita tahu prasangka kita salah tapi kita tetap ngotot membela prasangka itu. Akhirnya, kita bisa tertawa lega karena kita bersedia mengoreksi prasangka diri yang salah itu. Merenungi perjalanan prasangka diri seperti itu mengajak kita untuk menertawakan diri sendiri – meski kadang meneteskan air mata pula.
Sebaliknya, dengan prasangka, kita juga selalu bisa bersikap negatif. Menuduh orang lain salah, mencurigai orang lain jahat, dan menduga orang lain penuh dosa. Prasangka negatif seperti itu adalah sikap skene yang mencekam. Dalam banyak hal, kita perlu mengganti skene dengan skepo agar hidup lebih bahagia.
Kita memang tidak akan mampu menilai realitas dengan kata-kata. Karena realitas tidak terbatas hanya proposisi. Manisnya gula, pahitnya kopi, dan indahnya cinta lebih dari sekedar kata-kata.
Dinamika hidup adalah dinamika cinta yang mengantar kita mencapai akhir bahagia melalui jalan cinta dengan dorongan cinta pula.
1. Prasangka Kita
2. Fakta Bukan Fakta
3. Skepo Penuh Tawa
4. Skene Mencekam
5. Dunia bukan Proposisi
6. Dinamika Cinta
7. Akhir Bahagia
Tinggalkan komentar