Cahaya adalah yang paling sempurna. Cahaya begitu mempesona. Cahaya, dalam segala suasana, tetap bercahaya. Tetap bersinar. Dalam sukses, cahaya bersinar. Dalam kesulitan, cahaya tetap bersinar. Dalam suka atau duka, cahaya lagi-lagi, tetap bersinar. Dan kita, manusia, adalah cahaya di antara cahaya-cahaya.
Warna-warni cahaya menambah indahnya pesona cahaya. Pelangi menambah langit lebih berseri. Setiap warna, mereka, berbeda frekuensi. Mereka saling mengisi dalam harmoni masa lalu, masa kini, dan masa depan nanti.

Setiap ilmu adalah cahaya. Setiap pengetahuan adalah cahaya. Sains adalah cahaya. Sains telah berhasil menerangi peradaban manusia. Sains mendorong lahirnya teknologi – sampai teknologi informasi. Kita bisa menikmati kemajuan sains sampai pelosok bumi.
Tetapi cahaya sains bisa membutakan mata. Sehingga menggelapkan jiwa manusia. Peradaban hancur lebur akibat sains dan teknologi. Moral tersisih ke sudut yang sepi. Manusia saling memangsa demi birahi. Tirani tidak bisa lagi berhenti. Semuanya, akibat dari sains dan teknologi.
Bagaimana pun, kita bisa mengembalikan sains sebagai cahaya yang menerangi kemanusiaan. Kita bisa bergandeng tangan memanfaatkan sains untuk kebaikan bersama. Tentu, bukan tugas mudah. Tetapi, tugas besar kita sebagai umat manusia.
1. Revolusi Sains
2. Filosofi Positif
2.1 Filosofi August Comte
2.2 Filosofi Schelling
2.3 Filosofi Negatif
3. Esensi Teknologi
4. Induksi Falsifikasi
5. Sains Tanpa Filosofi
5.1 Efisiensi
5.2 Pertumbuhan Ekonomi
5.3 Penguatan Birahi
6. Sains Murni Suci
6.1 Sains Manusiawi
6.2 Sains Semestawi
6.3 Sains Filosofi
7. Dinamika Sains: Tiada Henti
Tinggalkan komentar