Paling penting dari semua pikiran adalah berpikir terbuka bahwa semua adalah anugerah. Anda sedang membaca tulisan ini adalah anugerah. Anda sedang berpikir untuk memperbaiki kehidupan adalah anugerah. Bahkan, bencana dan kesulitan adalah anugerah bagi kita untuk lebih kuat berpikir terbuka. Kehidupan sehari-hari adalah anugerah. Mengejar impian adalah anugerah. Waktu senggang tanpa kegiatan adalah anugerah.
Anugerah semua dan semua memang anugerah.

Tetapi, bukankah itu cara berpikir yang terlalu optimis? Benar, berpikir optimis itu sendiri adalah anugerah. Ketika Anda berpikir pesimis, sama saja, itu juga anugerah. Memang, meski semua yang ada adalah anugerah, tidak boleh menjadikan kita bermalas-malasan. Karena kita sudah mendapat banyak anugerah, maka, kita bertanggung jawab untuk mendaya-gunakan semua yang ada. Anugerah menuntut kita untuk berpikir terbuka.
1. Hidup Adalah Anugerah
2. Anugerah Ibu
3. Anugerah Kerja
4. Anugerah Ilmu
5. Anugerah Sulit
6. Anugerah Terbesar
7. Anugerah Sempurna
Pertama, hidup adalah anugerah. Seluruh kehidupan adalah anugerah. Begitu manusia memandang hidup sebagai anugerah, maka, hidupnya makin berlimpah anugerah. Tetapi, manusia bebas untuk meyakini hidup sebagai anugerah atau bencana. Keyakinan ini, akan menjadi masa depan orang tersebut. Akibatnya, orang yang meyakini hidup sebagai bencana, maka, hidupnya bisa benar-benar jadi bencana. Karena kita bisa memilih meyakini anugerah, maka, lebih baik kita meyakini hidup sebagai anugerah dan benar-benar menjadi anugerah.
Kedua, ibu adalah anugerah bagi setiap orang. Kita menjadi hidup karena ada ibu dan bapak. Ibu mencurahkan cinta, seluruh cinta, kepada kita. Cinta ibu adalah anugerah yang menghidupi kita – dalam makna harfiah dan simbolis. Cinta dari ibu terlalu besar bagi kita. Tidak pernah bisa, kita membalas cinta ibu. Ibu telah mengandung kita selama 9 bulan dengan susah payah. Kemudian, ibu merawat kita ketika masih kecil dan nakal itu. Ibu bukan hanya mengandung dan merawat kita saja. Tetapi, ibu melakukan itu semua dengan penuh cinta. Ibu adalah anugerah utama buat kita, buat seluruh manusia. Tiba waktunya, bagi kita, untuk membalas cinta ibu.
Ketiga, kerja adalah anugerah. Setiap orang harus kerja. Setiap orang berhak kerja. Dan, setiap orang, memang bisa bekerja. Karena, kerja adalah anugerah. Maksud kerja, di sini, adalah kerja sejati. Bukan kerja sekedar mencari uang. Kerja adalah kita menebarkan kebaikan, kita berbagi anugerah. Pada gilirannya, anugerah justru berlimpah bagi kita karena kita berbagi anugerah itu. Memang, dengan bekerja, kita bisa mendapatkan uang. Dengan berkarya, kita bisa memperoleh jabatan. Tetapi poin utamanya adalah berbagi kebaikan kepada sesama. Uang dan jabatan adalah konsekuensi. Meski demikian, kita tetap perlu memikirkan mereka, uang dan jabatan itu, agar menjadi anugerah bagi seluruh semesta. Fokus utama kita adalah bekerja untuk berbagi anugerah. Karena itu, setiap orang selalu bisa bekerja, kapan saja di mana saja.
Keempat, ilmu adalah anugerah. Mencari ilmu adalah anugerah. Berbagi ilmu adalah anugerah. Dan, tentu, ilmu itu sendiri memang anugerah. Ilmu adalah anugerah yang sangat mulia, luhur. Ilmu menjadi mulia karena memuliakan ilmu dan memuliakan semua sumber ilmu.
Kelima, anugerah kesulitan. Sekilas, kesulitan bagai bencana. Tetapi, kesulitan adalah anugerah yang menjadikan kita lebih kuat. Kesulitan memicu kita untuk berpikir menemukan solusi. Kesulitan adalah anugerah yang menunjukkan arah tepat agar kita memusatkan segala perhatian, dan sumber daya, pada situasi itu. Pada akhirnya, di setiap kesulitan sesungguhnya ada kemudahan. Dari anugerah kesulitan menuju anugerah kemudahan. Bagaimana pun, kesulitan itu sendiri tetap anugerah.
Keenam, anugerah terbesar. Semua orang berhak mendapat anugerah terbesar, anugerah paling agung ini. Tetapi, tidak semua orang berhasil meraih anugerah terbesar ini. Anugerah terbesar adalah, berhubungan dengan, hampa. Benar, hampa adalah anugerah terbesar. Ketika Anda merasa hidup ini hampa, tak berdaya, tak punya makna, tidak bisa berbuat apa-apa, itu adalah anugerah terbesar. Ketika kita sadar bahwa kita bukan apa-apa itu adalah anugerah terbesar. Karena itu, kita membutuhkan Dia yang Maha Segalanya.
Ketujuh, anugerah sempurna. Kabar baiknya, semua orang akan menerima anugerah paling sempurna ini: mati. Pada saatnya, kita semua akan mati. Kematian adalah anugerah paling sempurna. Apa yang Anda siapkan untuk menerima anugerah paling sempurna yaitu datangnya kematian?
Kita akan fokus membahas tujuh anugerah di atas. Meski pun, sejatinya, ada lebih banyak lagi anugerah. Karena, semua adalah anugerah. Saya berharap kita bisa mengkaji tujuh anugerah di atas sampai tataran praktis. Untuk kemudian, anugerah bisa berkembang lebih luas dan lebih mendalam.
1. Hidup Adalah Anugerah
Hidup adalah anugerah. Seluruh kehidupan adalah anugerah. Begitu manusia memandang hidup sebagai anugerah, maka, hidupnya makin berlimpah anugerah. Tetapi, manusia bebas untuk meyakini hidup sebagai anugerah atau bencana. Keyakinan ini, akan menjadi masa depan orang tersebut. Akibatnya, orang yang meyakini hidup sebagai bencana, maka, hidupnya bisa benar-benar jadi bencana. Karena kita bisa memilih meyakini anugerah, maka, lebih baik kita meyakini hidup sebagai anugerah dan benar-benar menjadi anugerah.
Hidup adalah anugerah yang bernilai sangat besar. Meski, nilai hidup sangat besar, tetapi, kita memperoleh hidup ini secara gratis. Kita tidak perlu membeli hidup. Kita tidak perlu membayar hidup. Kita perlu senantiasa bersyukur atas anugerah hidup ini.
Memang benar kita memperoleh hidup secara gratis. Tetapi, orang di sekitar kita sudah banyak berkorban demi kita hidup. Ibu mengandung kita selama 9 bulan. Bapak memenuhi seluruh kebutuhan hidup kita sejak dalam kandungan ibu. Alam raya menyediakan seluruh yang kita butuhkan untuk hidup: makanan, minuman, udara, tempat tinggal, dan kehidupan sosial. Sekarang, giliran kita untuk membalas pengorbanan mereka dengan bakti terbaik.
1.1 Terbuka Menerima Hidup
Anugerah hidup menjadikan kita bahagia. Mengapa? Mengapa hidup adalah kebahagiaan? Mengapa derita adalah hanya ilusi semata?
Hidup menjadi anugerah penuh bahagia ketika kita bersikap terbuka. Waktu masih kecil, kanak-kanak, kita sangat bahagia dengan kue buatan ibu. Kita sangat bahagia dengan gendongan ayah yang mengguncang-guncang badan. Kita bahagia dengan saudara-saudara yang mengajak main bersama. Mengapa? Karena, kita selalu berpikir terbuka kepada mereka.
Saat ini, detik ini, pun Anda menjadi bahagia dengan berpikir terbuka. Anda bahagia karena membaca tulisan ini. Anda bahagia karena muncul percik-percik semangat dalam diri. Anda bahagia karena Anda terbuka menerima anugerah hidup ini.
Sebaliknya juga bisa. Pilihan ada di tangan Anda. Mungkin, Anda bisa jengkel saat ini karena masalah tertentu. Kejengkelan bisa makin meluas ke masalah-masalah lain. Hidup, saat ini, memang menjengkelkan. Tetapi, Anda tetap punya pilihan membalik kejengkelan itu menjadi anugerah. Sebuah anugerah yang menunjukkan sedang ada masalah untuk bisa dihadapi. Kita bersyukur karena rasa jengkel itu menunjukkan masalah, yang semula, tersembunyi. Langkah berikutnya, kita mencoba beberapa solusi.
Rasa jengkel bisa saja berubah menjadi amarah atau frustasi. Penderitaan-penderitaan seperti itu hanya ilusi. Kita perlu mengubah frustasi menjadi inspirasi dengan cara berpikir terbuka menerima anugerah hidup ini.
Semua adalah anugerah. Menerima hidup adalah anugerah.
Secara profesional, posisi Anda saat ini adalah anugerah. Barangkali Anda seorang karyawan, guru, direktur, pengusaha, seniman, ustad, petani, pedagang, atau lainnya adalah anugerah. Secara personal, semua hidup Anda adalah anugerah. Anda terlahir dari ibu dan ayah Anda adalah anugerah. Pasangan Anda, istri atau suami, adalah anugerah. Anak-anak Anda adalah anugerah. Tetangga-tetangga Anda dan teman-teman Anda adalah anugerah.
1.2 Menjalani Hidup
Anugerah berikutnya adalah menjalani hidup. Setelah kita berpikir terbuka dengan menerima hidup sebagai anugerah, selanjutnya adalah, menjalani hidup sebagai anugerah. Hidup itu sendiri adalah menjalani proses. Hidup adalah masa depan yang dinamis. Masa depan, future, terus-menerus memercikkan harapan agar masa kini bergerak maju menuju masa depan cemerlang. Ketika kita sampai ke masa depan itu, di saat yang sama, masa depan sudah bergerak maju lagi. Sehingga, hidup kita, terus-menerus, bergerak maju menuju masa depan cemerlang sebagai anugerah.
Tentu saja, seseorang bisa memandang masa depan sebagai masa depan yang suram. Akibatnya, dia menjalani hidup penuh derita. Tetapi, masa depan adalah posibilitas, peluang luas, untuk meraih cita-cita. Lagi pula, kita, sebagai manusia, bebas memilih masa depan yang cemerlang. Kemudian, kita penuh komitmen untuk meraih masa depan cemerlang itu. Menjalani hidup adalah anugerah yang disinari cahaya cemerlang masa depan.
Masa depan cemerlang, dalam menjalani hidup, terbuka dalam semua bidang: personal, profesional, sosial, bahkan internasional. Jelas, Anda bisa memilih masa depan pribadi Anda yang cemerlang, kemudian, Anda menjalaninya dengan penuh komitmen. Secara profesional, masa depan Anda juga cemerlang. Apa saja masa depan karir Anda? Masa depan selalu membuka kesempatan-kesempatan baru bagi Anda untuk lebih maju secara profesional. Tentu saja, ada rintangan di sana-sini sebagai bumbu agar perjuangan Anda meraih masa depan menjadi lebih bermakna.
Secara internasional, kita bisa memikirkan tatanan masa depan dunia yang lebih adil makmur. Misal, saya pikir, kita perlu menggulirkan ide bahwa hak veto yang dimiliki 5 negara di PBB perlu direvisi. Dalam beberapa kasus, veto digunakan untuk menghentikan suatu usulan bagus karena diduga bertentangan dengan kepentingan pemilik veto. PBB mengusulkan beberapa solusi untuk Palestina, misalnya. Tetapi, solusi ini berulang kali kena veto. Usulan revisi adalah hak veto yang aktif dibatasi hanya 3 negara secara bergilir. Tahun ini, yang aktif negara A, B, dan C. Sementara, negara D dan E tidak aktif. Tahun berikutnya, yang aktif misal B, C, dan D, dan seterusnya. Sehingga, PBB bisa mengusulkan resolusi terbebas dari kepentingan pemilik veto tertentu. Bagaimana pun, usulan revisi hak veto ini sendiri bisa kena veto. Memang begitulah anugerah kehidupan. Selalu ada dinamika di mana-mana.
Secara singkat, kita selalu bisa menjalani hidup sebagai anugerah. Apalagi, proses menjalani hidup selalu berada dalam sinaran cemerlang masa depan, maka, kita bisa benar-benar bahagia menjalani anugerah hidup. Bagaimana pun, semua itu bergantung kepada komitmen kita. Di mana, komitmen itu sendiri juga anugerah.
Hidup mengalir bagai air adalah cara hidup paling membahagiakan. Benarkah demikian? Benar bahwa air selalu mengalir menuju tempat yang rendah. Bila ada halangan, air bisa berhenti sejenak. Kemudian, mengalir melalui lubang-lubang kecil yang ada. Atau, air cukup diam, menunggu teman-temannya datang, agar tinggi air cukup untuk melewati penghalang itu. Akhirnya, air tiba sampai tujuan, dengan selamat, dengan cara mengalir.
Mengapa mengalir bagai air bisa berhasil? Karena, air selalu komitmen untuk meraih masa depan, yaitu, mencapai tujuan akhir. Anda juga bisa mengalir untuk meraih tujuan akhir. Memang, pada akhirnya, kita sampai ke hari akhir. “Sungguh, akhir itu lebih baik bagimu dari pada awal.”
1.3 Memberi Hidup ke Semua
Tiba waktunya, bagi kita, untuk memberi kehidupan. Kita berbagi makanan kepada fakir miskin. Kita berbagi ilmu kepada yang memerlukan. Kita berbagi obat kepada yang sakit. Berbagi kehidupan kepada sesama adalah anugerah. Anugerah bagi yang menerima dan anugerah bagi yang memberi. Orang bijak mengatakan, “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.”
Tangan di atas atau dermawan adalah dasar dari semua anugerah. Kita menerima kedermawanan alam raya, orang tua, dan tentu kedermawanan Tuhan yang Maha Dermawan. Kita sendiri perlu bersikap dermawan. Meski, memberi uang kepada orang lain seperti mengurangi saldo uang kita, sejatinya, justru, hal itu membuka ruang bebas untuk datangnya uang lebih banyak lagi kepada kita. Jadi, sikap dermawan bukan berpotensi mengurangi uang milik kita, tetapi, justru membuka potensi penambahan uang itu sendiri. Apalagi, uang tersebut dipakai dengan baik, maka, uang adalah anugerah bagi kita.
Tangan di atas lebih baik, tetapi, sebaliknya tidak boleh terjadi. Tidak benar bahwa tangan di bawah lebih buruk. Tidak benar bahwa penerima sumbangan adalah lebih buruk. Mereka bisa saja sama baik. Tidak ada hak bagi kita menilai siapa pun sebagai lebih buruk. Justru, kita perlu berterima kasih kepada mereka yang bersedia merima bantuan kita. Mereka memberi kesempatan kepada kita untuk menjadi tangan di atas. Sehingga, sesekali, kita perlu bersedia menjadi tangan di bawah. Agar saudara-saudara kita bisa berperan sebagai tangan di atas dengan satu dan lain cara.
Bagaimana saya bisa memberi uang karena saya tidak punya uang sama sekali? Tangan di atas tidak hanya terbatas dalam bentuk uang. Anda bisa dermawan melalui tenaga Anda, melalui doa Anda, atau melalui senyum Anda. Siapa pun Anda, selalu bisa memberi, memberi yang terbaik dari diri Anda untuk semua. Anda bisa memberi kehidupan kepada semua.
Kita menerima anugerah kehidupan, lalu, menjalani hidup, pada gilirannya, kita perlu memberi kehidupan.
Menolong anak yatim adalah memberi kehidupan kepadanya. Menolong anak yatim peradaban, yang terpojok dalam sejarah, adalah memberi kehidupan kepada kemanusiaan. Kita adalah anak yatim peradaban yang bertanggung jawab untuk menolong anak yatim lainnya. Kita adalah anak yatim yang perlu saling tolong-menolong. Anak yatim menolong anak yatim.
Bagaimana dengan kehidupan tumbuhan dan hewan? Atau, bagaimana dengan nasib alam raya di masa depan?
Kita perlu makan untuk hidup. Yang kita makan adalah tumbuhan dan hewan – ayam, sapi, ikan, telor, dan lain-lain. Bukannya kita memberi kehidupan, tetapi, kita merenggut kehidupan pihak lain demi hidup diri kita. Bukankah itu egois?
“Berlebih-lebihan telah membuatmu terlena.”
Kata kuncinya adalah jangan berlebihan. Tetap jaga keseimbangan. Keseimbangan alam, lingkungan, masyarakat, dan keseimbangan diri sendiri. Tumbuhan itu, misal padi, rela mati untuk memberi kita makan. Demikian juga hewan, misal ayam, rela menjadi makanan manusia. Pertama, kita perlu membatasi diri dalam konsumsi agar alam seimbang. Dan, kedua, manfaatkan anugerah makanan itu untuk kebaikan. Gunakan energi, yang dihasilkan dari makanan, untuk kegiatan positif: bekerja, berkarya, menolong sesama, dan melestarikan alam. Alam raya adalah anugerah untuk kita. Pastikan juga, kita adalah anugerah bagi alam raya.
2. Anugerah Ibu
Ibu adalah anugerah utama untuk kita. Setiap manusia lahir dari rahim ibu yang penuh cinta. Kita adalah buah cinta dari ibu dan ayah kita. Anugerah demi anugerah senantiasa tercurah.
2.1 Anugerah Cinta
Ibu menganugerahkan cinta kepada kita. Realitas pertama yang kita alami, pelajaran pertama yang kita terima, adalah cinta dari ibu. Hidup kita memang penuh cinta dari ibu dan rasa cinta kepada ibu. Sungguh aneh, jika ada orang hidup tanpa cinta. Apa bisa? Setiap hembusan nafas manusia adalah nafas cinta dari Sang Maha Cinta.
Kita sadar bahwa ibu juga dilahirkan oleh ibunya, yaitu, nenek kita. Demikian seterusnya, sampai ke nenek moyang kita. Cinta ibu itu tersambung ke nenek sampai nenek moyang. Jadi, realitas hidup kita adalah sambung-menyambung cinta dari generasi ke generasi. Anugerah cinta memang sudah ada dari dulu kala.
Kita punya hutang besar kepada ibu. Hutang cinta yang tak pernah lunas kita balas. Hutang eksistensi yang menjadikan kita hadir di sini. Tugas kita adalah berbakti kepada ibu, meski, tak pernah tuntas. Sadar bahwa kita punya hutang cinta kepada ibu adalah anugerah. Bakti kita juga anugerah. Sebagaimana ibu adalah anugerah.
Tetapi, kita juga punya hutang eksistensi dari ibu pertiwi. Badan kita, dan jiwa kita, mendapat asupan gizi dari ibu pertiwi. Sama, kita juga wajib berbakti kepada ibu pertiwi. “Hembusan nafas Sang Maha Kasih meliputi segala sesuatu.”
2.2 Hidup Bersama Oran Lain
Ibu adalah ibuku, tetapi, ibu adalah bukan aku. Ibu adalah orang lain, yang memiliki jiwa, sebagaimana aku memiliki jiwa. Ibu adalah orang lain paling dekat dengan kita. Kita hanya bisa hidup bersama orang lain. Tanpa orang lain, kita tidak bisa hidup. Kita tidak bisa hidup tanpa ada ibu, yaitu orang lain. Jadi, orang lain adalah anugerah buat kita. Dan, pastikan bahwa kita juga jadi anugerah bagi orang lain.
Ibu bekerja sama dengan orang lain, yaitu, ayah. Mereka, ibu dan ayah, mencurahkan cinta berlimpah kepada kita. Kita sadar bahwa makin banyak orang lain yang menjadi anugerah bagi kita. Ibu memiliki keluarga besar – kakek, nenek, dan saudara-saudara. Demikian juga, ayah memiliki keluarga besar. Kita benar-benar dikepung oleh anugerah banyak orang.
Makin lebar kita membuka mata, maka, makin jelas bahwa ada orang lain yang bukan saudara, yaitu, tetangga dan teman-teman ibu, bahkan, orang-orang yang tidak kenal namanya. Singkat cerita, kita sadar bahwa kita adalah makhluk sosial yang hidup bersama orang lain untuk saling menjadi anugerah.
Sampai di sini, kita boleh bertanya, “Bisakah manusia hidup tanpa orang lain?” Jawabannya: tidak bisa. Karena, kita selalu membutuhkan orang lain.
Tetapi, bukankah Tarzan bisa hidup dengan diasuh oleh gorila? Baik, anggap manusia bisa hidup seperti Tarzan karena banyak keberuntungan tak disengaja. Bagaimana pun, Tarzan menghadapi banyak kesulitan. Salah satunya adalah Tarzan tidak menguasai bahasa. Jelas, tanpa bahasa, Tarzan sulit komunikasi dengan pihak lain. Lebih dari itu, bahasa adalah yang membentuk konsep berpikir pada manusia. Jadi, bahasa adalah anugerah sangat penting bagi manusia.
Kata “sejarah” menjadi penuh makna karena dalam konteks bahasa yang tepat. Tarzan akan sulit sekali memahami kata “sejarah” jika hanya kata itu yang dia tahu. Kita memahami kata “sejarah” karena terhubung dengan sejarah ibu, sejarah ayah, sejarah keluarga, sejarah negara, sampai sejarah dunia. Begitu juga kata-kata lain misal rindu, anugerah, cepat, lambat, sakit, dan nikmat hanya bisa kita pahami karena terhubung dengan sistem bahasa dan konteks yang tepat.
Kita selalu membutuhkan orang lain sebagai anugerah. Dan penting bagi kita, pastikan, bahwa, kita adalah anugerah bagi orang lain.
2.3 Struktur Sosial
Ibu mencintai kita dan kita berbakti kepada ibu. Ada struktur antara kita, sebagai anak, dengan ibu sebagai orang tua. Sejak kecil, kita sudah menyadari ada struktur sosial dan relasi kuasa secara langsung. Lagi, struktur sosial itu adalah anugerah bagi kita. Tetapi, perlu hati-hati, karena struktur sosial bisa berubah menjadi musibah.
Secara garis besar, kita bisa memaknai bahwa ibu adalah pelindung kita, ayah adalah penopang kita, dan orang lain adalah teman-teman kita. Makna-makna tersebut, tentu saja, dinamis bisa berubah sesuai konteks dan kebutuhan.
Sang pelindung. Ibu, secara naluriah, selalu melindungi anaknya. Ibu selalu melindungi kita. Ibu merawat kita sejak bayi dan tetap menjaga kita, bahkan, sampai ketika kita sudah dewasa. Setiap anak merasa nyaman dalam dekapan ibu. Seorang anak, bisa saja, takut kepada orang asing. Kepada ibu, setiap anak selalu rindu.
Ibu pertiwi sama seperti ibu kita. Ibu pertiwi senantiasa memberi apa yang kita butuhkan. Ibu pertiwi merangkul kita dengan kasih sayang.
Ibu kota bisa berbeda. Sejatinya, ibu kota adalah pusat peradaban umat manusia. Tempat orang-orang untuk saling memberi dan menerima anugerah. Tetapi, kadang-kadang, ibu kota menjadi sumber bencana. Pejabat kota, dan pejabat negara, justru mencuri uang rakyat melalui korupsi. Struktur sosial menguntungkan pihak-pihak kaya dengan menindas wong cilik. Seluruh pejabat kota perlu kembali belajar mencintai sebagai mana ibu pertiwi dan ibu sejati. Pejabat kota perlu kembali menjadi pelindung bagi seluruh warga negeri.
Kita, dengan penuh cinta, berbakti kepada ibu. Demikian juga, kita perlu berbakti kepada kota dan negara. Kita memberi kontribusi terbaik untuk sesama.
Sang penopang. Ayah menopang kehidupan kita dengan kekuatan ekonomi dan kekuatan fisik. Tentu, ayah juga menopang keluarga dengan penuh cinta. Ayah bekerja dari pagi sampai sore. Kadang sampai malam, bahkan, lembur sampai pagi demi menyokong kehidupan keluarga. Memang demikianlah kepala keluarga yang baik.
Kepala kota, kepala negara, yang baik adalah ayah dari seluruh rakyat. Kepala negara bekerja, utamanya berpikir, untuk menyokong seluruh kehidupan warga. Kita, sebagai warga negara, perlu mendukung kepala negara demi kebaikan bersama. Kepala keluarga, ayah kita, adalah anugerah yang menopang keluarga. Demikian pula, seharusnya, kepala negara.
Orang lain adalah teman. Orang lain adalah asing bagi kita. Ibu dan ayah sudah pasti membela diri kita sebagai anak mereka. Sementara, orang lain kadang memusuhi kita. Tetapi, sebagian besar orang asing. di sekitar, adalah teman kita, baik kita mengenal nama mereka atau tidak. Kita sering membantu orang asing yang tersesat di wilayah kita. Sebaliknya, kita sering ditolong orang asing di tempat yang kita tidak tahu arah.
Kepada ibu dan ayah, kita berbakti. Demikianlah, struktur sosial yang terjadi dengan rapi. Kepada orang lain, kita saling menghormati. Kepada orang banyak, kita demokrasi dengan saling menghargai. Mereka adalah teman-teman kita. Kadang kala salah paham, kemudian, berusaha untuk saling memahami. Kita hidup dalam struktur sosial dan kita menghidupkan struktur sosial untuk sama-sama mengembangkan suara hati. Struktur sosial adalah anugerah bagi setiap diri. Struktur sosial perlu untuk terus diperbaiki.
3. Anugerah Kerja
Kerja adalah anugerah. Setiap orang harus kerja. Setiap orang berhak kerja. Dan, setiap orang, memang bisa bekerja. Karena, kerja adalah anugerah. Maksud kerja, di sini, adalah kerja sejati. Bukan kerja sekedar mencari uang. Kerja adalah kita menebarkan kebaikan, kita berbagi anugerah. Pada gilirannya, anugerah justru berlimpah bagi kita karena kita berbagi anugerah itu. Memang, dengan bekerja, kita bisa mendapatkan uang. Dengan berkarya, kita bisa memperoleh jabatan. Tetapi poin utamanya adalah berbagi kebaikan kepada sesama. Uang dan jabatan adalah konsekuensi. Meski demikian, kita tetap perlu memikirkan mereka, uang dan jabatan itu, agar menjadi anugerah bagi seluruh semesta. Fokus utama kita adalah bekerja untuk berbagi anugerah. Karena itu, setiap orang selalu bisa bekerja, kapan saja di mana saja.
3.1 Kerja adalah Kebaikan
Semua orang pasti bisa kerja. Karena, kerja adalah memberi kebaikan, berbagi kebaikan. Setiap kebaikan yang Anda lakukan adalah kerja. Kerja adalah anugerah. Dan, setiap orang wajib kerja, yaitu, wajib berbuat baik sesuai kemampuan masing-masing.
Pengangguran bisa kerja, misal, dengan membersihkan duri-duri dari jalan. Sehingga, orang-orang bisa melintas dengan aman. Setiap orang bisa kerja menjaga lingkungan tetap bersih, menanam tumbuhan, dan merawat taman di sekitar. Tetapi, pejabat bisa sebaliknya. Pejabat tampak kerja tetapi sedang mencuri uang rakyat melalui korupsi. Pejabat seperti itu, sejatinya, tidak sedang bekerja melainkan sedang mencuri. Tentu saja, ada pejabat yang benar-benar bekerja untuk rakyat.
Kita perlu membedakan kerja sebagai anugerah dengan kerja sebagai topeng untuk menipu banyak orang.
Pertama, kerja adalah anugerah. Kerja sejati adalah anugerah. Anda kerja sebagai petani, sopir, buka toko, mengajar matematika, mengajar ngaji, asisten rumah tangga, tukang bangunan, tukang kebun, dan lain-lain adalah anugerah. Bersyukurlah dengan seluruh kerja Anda. Dengan kerja, Anda telah berbagi kebaikan dan Anda menerima kebaikan.
Kedua, kerja sebagai pencuri. Pencuri bekerja dengan cara mencuri. Perampok bekerja dengan merampok. Penipu bekerja dengan menipu. Tetapi, itu semua bukan kerja, dan bukan kebaikan. Mereka hanya mengaku-ngaku kerja, padahal, penjahat yang nyata. Demikian juga, pejabat yang mencuri uang rakyat melalui korupsi adalah penipu penuh dosa. Kita perlu menghindari dan mencegah dosa.
Ketiga, kerja sia-sia atau bullshit (BS). Maksud sia-sia adalah tidak peduli terhadap hasil mau pun prosesnya. Yang penting bagi mereka adalah sia-sia itu sendiri, yaitu, bullshit (BS). Misal seorang pegawai, negeri atau swasta, berangkat pagi pulang petang. Pegawai itu tidak peduli apakah kerjanya membawa kebaikan, atau keburukan, bagi masyarakat. Pegawai itu hanya peduli bahwa dia mendapat gaji. Pekerjaan pegawai seperti itu adalah BS yang sia-sia. Tentu saja, banyak pegawai yang bekerja dengan baik dan memberi kebaikan.
Bagaimana pun, memang, sulit untuk menentukan BS. Karena BS memang abu-abu. Kita perlu menggunakan pemikiran yang teliti dan mendengarkan suara hati.
Pialang saham dan pemain valas bisa masuk BS yang sia-sia. Orang bisa bekerja di perusahaan valas, valuta asing, dengan gaji besar. Tetapi, permainan valas itu sendiri apakah bermanfaat bagi masyarakat dan alam semesta? Perusahaan money-changer, penukaran uang asing, memang diperlukan dan bermanfaat bagi masyarakat. Sementara, permainan valas justru sering merugikan banyak pihak.
Apakah jabatan gubernur bisa sia-sia sebagai BS? Seorang politikus senior mengusulkan agar jabatan gubernur dihapus di Indonesia. Karena gubernur tidak efektif. Atau, dengan kata lain, gubernur adalah BS yang sia-sia. Jika benar bahwa gubernur adalah BS, maka, berapa besar kerugian negara selama ini?
Sering terjadi pemekaran wilayah satu kabupaten menjadi dua buah kabupaten. Pemekaran ini beresiko menjadi BS yang sia-sia. Awalnya, hanya ada satu bupati lengkap dengan wakil, kepala dinas, dan dewan. Mereka sudah memadai untuk mengelola satu kabupaten, bahkan, kadang tidak ada pekerjaan. Tetapi, dengan pemekaran menjadi ada dua bupati lengkap dengan dua wakil dan dua sistem dewan. Apakah pemekaran benar-benar diperlukan? Ataukah, pemekaran hanya BS yang sia-sia?
Mari kita kembali fokus bahwa kerja adalah anugerah. Meski demikian, kerja bisa berbelok menjadi tipuan penuh dosa atau BS yang sia-sia. Dengan berpikir mendalam dan mendengarkan suara hati, maka, kita selalu bisa bekerja sebagai anugerah. Kerja adalah memberi kebaikan kepada sesama dan alam raya. Konsekuensinya, kita juga menerima kebaikan dari beragam penjuru semesta.
3.2 Ukuran Upah
Kerja untuk penghidupan adalah anugerah. Sedangkan, kerja untuk upah adalah jebakan parah.
Jika Anda bekerja untuk mencari nafkah guna memenuhi kehidupan, maka, itu sudah benar. Jika Anda bekerja untuk menafkahi keluarga, maka, itu sudah benar. Jika Anda bekerja untuk menciptakan lapangan kerja, maka, itu sudah benar juga. Tetapi, bekerja untuk mendapatkan upah adalah jebakan parah. Karena, kita tidak butuh upah. Kita butuh nafkah. Upah adalah sekedar media agar nafkah tersebar sebagai anugerah.
Parahnya, upah menggeser fokus manusia dari mencari manfaat menjadi mencari uang. Mereka adalah dua hal yang berbeda. Kerja mencari manfaat adalah dengan cara kita memberi kebaikan dan, kemudian, menerima kebaikan lain. Kerja mencari upah adalah seseorang melakukan sesuatu dan, kemudian, dia menerima upah. Sesuatu yang dikerjakan itu, bisa jadi, bukan kebaikan. Ukuran upah yang diterimanya, bisa jadi, tidak adil. Upah bisa terlalu kecil dan bisa terlalu besar.
Ukuran upah yang terlalu kecil adalah tidak adil bagi yang bekerja. Pekerja menjadi tidak sanggup menafkahi hidupnya secara layak. Upah yang terlalu besar adalah tidak adil bagi banyak pihak lain. Upah terlalu besar, bisa jadi, memang legal. Semua ukuran sudah disepakati dalam kontrak. Tetapi, upah seorang bos, atau pejabat, yang terlalu besar mengakibatkan ribuan upah pekerja kecil makin mengecil. Tentu, tidak adil.
Berapa ukuran upah, atau penghasilan total, yang tepat?
Saya membahas ukuran upah ini di buku saya yang lain. Intinya, ada rentang ukuran upah yang tepat, yaitu, rentang ukuran upah yang sehat. Untuk seorang kepala keluarga yang bekerja untuk menghidupi 1 orang istri dan 2 orang anak, estimasi upah yang sehat adalah antara 8 juta sampai dengan 32 juta rupiah per bulan. Tentu saja, angka ini baru estimasi yang perlu disesuaikan lokasi dan situasi. Artinya, jika upah Anda di bawah 8 juta, maka, Anda perlu mencari cara untuk menaikkan upah Anda. Jika upah Anda di atas 32 juta, maka, Anda perlu hati-hati. Karena, bisa jadi, Anda telah berlebihan mengambil hak wong cilik meski sah secara legal. Berbahagialah jika upah Anda ada dalam rentang upah yang sehat.
Bagaimana pun, kita perlu ingat bahwa hakikat kerja bukanlah upah. Hakikat kerja adalah memberi kebaikan dan, pada gilirannya, menerima kebaikan. Sehingga, manfaat dari kerja lebih besar dari nilai upah itu sendiri, bahkan, manfaat kerja adalah tak terbatas. Penting bagi setiap orang untuk kerja cerdas dan kerja ikhlas.
3.3 Pekerja sampai Pemikir
Berpikir adalah salah satu bentuk kerja. Sehingga, berpikir adalah anugerah.
Bentuk kerja bermacam-macam. Kerja langsung adalah kerja yang manfaatnya berdampak langsung kepada kebaikan ekonomi. Pedagang beras adalah kerja langsung yang memberi kebaikan kepada petani dan pembeli beras. Kerja tidak langsung adalah kerja yang manfaatnya berdampak secara tidak langsung kepada kebaikan ekonomi. Menulis puisi adalah contoh kerja tidak langsung. Guru ngaji sampai guru bidang ekonomi juga merupakan contoh kerja tidak langsung. Kedua jenis kerja di atas, langsung atau tidak langsung, adalah sama-sama kebaikan. Kita membutuhkan kedua jenis kerja di atas.
Berpikir adalah jenis kerja yang penting meski berupa kerja tidak langsung. Dengan berpikir, manusia bisa saling memberi kebaikan. Kebaikan makin menebarkan lebih banyak kebaikan ketika dipikirkan baik-baik. Setiap jenis kerja, semua tingkatan kerja, membutuhkan pekerja untuk berpikir. Berpikir adalah jenis kerja yang paling penting. Apa yang sedang Anda pikirkan?
Maha Karya
Di bagian akhir kerja, ada anugerah ini, anugerah berupa pertanyaan. Dengan bertanya dan mencoba menjawabnya, maka, Anda bergerak menuju anugerah kerja yang lebih bermakna.
(a) Apa kerjamu?
(b) Apa karyamu?
(c) Apa maha karyamu?
Tidak ada jawaban tuntas untuk tiga pertanyaan di atas. Anda bisa, terus-menerus, memperbaiki jawaban Anda. Proses bertanya dan menjawab secara berulang-ulang, justru, lebih bagus. Berikut beberapa ide untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
Kerjaan kita adalah berbagi kebaikan. Tetapi, Anda perlu menjawab lebih detil. Kerja saya, misal, adalah menjaga kebersihan kantor. Kerja saya adalah menjual produk. Kerja saya adalah manage karyawan. Kerja saya adalah memutuskan arah kemajuan organisasi. Dan lain sebagainya.
Karya Anda adalah kontribusi unik Anda yang berupa kebaikan. Kerja bisa saja dibayar oleh uang. Uang adalah ukuran standar, akibatnya, kerja Anda bisa menjadi standar, biasa-biasa saja. Tetapi, karya selalu unik. Jadi, apa sisi unik dari kerja Anda yang menjadi sebuah karya?
Maha karya adalah karya besar Anda. Bisa jadi, Anda fokus mengejar satu maha karya sepanjang hidup. Bisa juga, Anda mengejar beberapa maha karya. Pastikan, dalam hidup ini, Anda sedang mengejar maha karya. Apa maha karya Anda itu?
4. Anugerah Ilmu
Pengetahuan dan ilmu adalah anugerah paling dinamis. Ilmu terus tumbuh dari beragam disiplin dan perspektif. Ilmu adalah anugerah. Mencari ilmu adalah anugerah. Berbagi ilmu adalah anugerah. Dan, tentu, ilmu itu sendiri memang anugerah. Ilmu adalah anugerah yang sangat mulia, luhur. Ilmu menjadi mulia karena memuliakan ilmu dan memuliakan semua sumber ilmu.
Samudera ilmu begitu luas tak bertepi. Langit ilmu begitu tinggi tanpa atap. Kedalaman ilmu begitu dalam menembus nurani. Pada kesempatan ini, kita hanya akan membahas tiga jenis ilmu: ilmu pasti, ilmu kreatif, dan ilmu hikmah.
4.1 Ilmu Pasti
Matematika adalah contoh ilmu pasti yang paling pasti. Ketika matematika menyatakan (M): 2 + 1 = 3 adalah benar dalam operasi bilangan bulat, maka, pernyataan M selalu benar secara pasti. Apakah di sini atau di luar negeri, selalu benar “2 + 1 = 3”. Apakah hari ini, kemarin, atau bulan depan, tetap benar bahwa “2 + 1 = 3”. Matematika menjadi hebat karena sifatnya yang pasti, bahkan, sangat pasti.
Anak-anak perlu belajar matematika. Orang dewasa perlu belajar matematika. Bahkan, orang lanjut usia juga perlu terus belajar matematika. Dengan belajar matematika, kita menjaga pikiran dan imajinasi tetap aktif. Saya mengenal beberapa orang lanjut usia, sekitar 70an tahun atau lebih, menjalani hidup dengan sehat berkat terus belajar matematika. Bahkan, beberapa orang lanjut usia itu berpartisipasi dalam seminar matematika APIQ yang saya selenggarakan. Mudahnya lagi, kita bisa belajar matematika kapan saja di mana saja.
Matematika adalah anugerah.
Kita bisa menerapkan ilmu pasti matematika secara luas. Panen padi 2 karung ditambah 1 karung, maka, menghasilkan 3 karung. Jika tidak 3 karung, kita perlu memeriksa ulang. Barangkali ada yang tertinggal, bocor, atau bahkan hilang. Dalam skala nasional, bulan pertama menghasilkan 2 juta devisa ditambah bulan berikutnya 1 juta devisa, maka, total 3 juta devisa. Tetapi, mengapa devisa total bisa kurang dari 3 juta devisa? Kita bisa melakukan kajian untuk menemukan solusi.
Dalam level canggih, ilmu pasti dan matematika berkembang bersama sains modern kontemporer dan teknologi. Internet, motor, dan komputer merupakan hasil nyata dari penerapan ilmu pasti matematika. Dan, masih banyak lagi, yang bisa kita raih berbekal ilmu pasti.
4.2 Ilmu Kreatif
Bahasa, seni, dan pengetahuan praktis adalah beberapa contoh ilmu kreatif yang bermanfaat bagi seluruh umat. Ilmu kreatif saling melengkapi dengan ilmu pasti. Bahasa, misalnya, mampu melahirkan imajinasi-imajinasi kreatif tak terbatas. Barangkali, Anda pernah membaca novel imajinatif atau membaca puisi yang begitu menyentuh hati? Sungguh kreatif, karya-karya sastra seperti itu.
Bahasa adalah anugerah kreatif yang menjadikan manusia makin kreatif.
“Maju.”
Apa makna dari “maju”?
Maju adalah melangkahkan kaki ke depan. Maju adalah berpindah dari tempat sekarang menuju ke depan. Maju adalah berani terus menyerang. Maju adalah kondisi ekonomi yang lebih tinggi dari rata-rata. Maju adalah pertumbuhan tingkat pendidikan. Maju adalah berpikir kreatif. Dan, masih banyak lagi makna dari maju.
Hanya dari satu kata “maju,” kita bisa menciptakan makna, yang jumlahnya, lebih dari seribu. Berapa banyak makna dari sebait syair? Berapa banyak makna dari satu buku? Berapa banyak makna dari puluhan ayat kitab suci? Ada berjuta makna. Hanya saja, kita perlu untuk berpikir-terbuka.
Uniknya, meski ada berjuta makna, kita bisa memahami makna tertentu pada situasi yang tepat. Sehingga, bahasa bisa menjadi ilmu pasti dengan hanya satu makna saja. Kita bisa membuat definisi formal dalam bahasa. Misal, definisi “maju” adalah pendapatan perkapita per tahun lebih dari 60 juta rupiah. Jadi, bahasa adalah ilmu pasti. Benar, bahasa adalah ilmu pasti dan, sekaligus, ilmu kreatif. Bahasa adalah anugerah luar biasa.
Tetapi, kita juga perlu ingat bahwa matematika bisa menjadi ilmu kreatif. Satu rumus matematika bisa diterapkan untuk membangun jalan, membangun jembatan, bahkan untuk menciptakan roket luar angkasa. Jadi, matematika adalah ilmu pasti dan, sekaligus, ilmu kreatif. Kita, sebagai manusia, perlu untuk bersikap terbuka dengan berpikir-terbuka.
4.3 Ilmu Hikmah
Hikmah adalah ilmu pada tingkat paling tinggi. Barang siapa memperoleh hikmah, wisdom, filosofi, atau makna maka benar-benar itu adalah anugerah sangat besar.
Apa bedanya seorang manusia melihat pisang dengan seekor kera melihat pisang?
Bagi kera, pisang adalah pisang saja. Bagi manusia, pisang bukan sekedar pisang seperti penampakannya saja.
Kera akan merespon pisang dengan memakan pisang bila kera sedang lapar dan berhasrat untuk makan. Tetapi, kera akan cuek saja terhadap pisang bila kera sedang tidak lapar atau sedang tidak hasrat. Respon kera terhadap pisang tidak akan jauh dari realitas di atas.
Respon manusia ketika melihat pisang sangat beragam. Dia bisa mengambil pisang kemudian memakannya. Atau, jika tidak berminat, maka, manusia bisa cuek saja terhadap pisang. Tetapi, manusia bisa mengambil pisang itu, kemudian, membagikannya kepada fakir miskin. Bisa juga, manusia mengambil pisang itu, kemudian, menjualnya untuk meraih laba berlimpah. Manusia, yang lain, bisa mendekati pisang tersebut, untuk kemudian, membuat penelitian ilmiah. Dan, tentu saja, manusia bisa mengamati pisang, kemudian, mengambil hikmah untuk saling berbagi sesama warga semesta.
Manusia bebas mengambil hikmah dari setiap yang ada. Hikmah memang anugerah. Dengan cakrawala ilmu yang luas, manusia siap memahami setiap hikmah, siap menciptakan hikmah, dan siap menjadi hikmah.
5. Anugerah Sulit
Kesulitan tampak menyulitkan. Sekilas, kesulitan bagai bencana. Tetapi, kesulitan adalah anugerah yang menjadikan kita lebih kuat. Kesulitan memicu kita untuk berpikir menemukan solusi. Kesulitan adalah anugerah yang menunjukkan arah tepat agar kita memusatkan segala perhatian, dan sumber daya, pada situasi itu. Pada akhirnya, di setiap kesulitan sesungguhnya ada kemudahan. Dari anugerah kesulitan menuju anugerah kemudahan. Bagaimana pun, kesulitan itu sendiri tetap anugerah.
5.1 Kemudahan
Kesulitan itu paradoks. Karena, bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Maksudnya, ketika kita fokus menyelesaikan masalah sulit, maka, kemudian, semua masalah bisa selesai dengan mudah. Jadi, kesulitan adalah anugerah yang menunjukkan kepada kita arah paling tepat untuk menyelesaikan masalah.
Seorang pemuda pandai membuat baju dengan cara menjahit. Kualitas baju bagus. Dan, pemuda itu senang dalam proses menjahitnya. Masalahnya, meski baju itu bagus, tidak ada orang yang mau membelinya. Pemuda itu sulit menjual baju karyanya. Memasarkan baju adalah tugas paling sulit.
Seorang menyarankan agar dia mencoba menjual baju itu secara online melalui media sosial. Pemuda itu, justru, bertambah sulit. Karena dia tidak punya akun media sosial. Dia perlu belajar menguasai media sosial, perlu akses internet, dan perlu menampilkan baju karyanya agar menarik. Dengan kesabaran, akhirnya pemuda itu memasarkan bajunya melalui media sosial. Sama saja, tidak ada penjualan melalui media sosial.
Hari-hari berlalu makin sulit. Baru, setelah 7 hari, mulai ada pesanan baju melalui media sosial. Komentar-komentar di media sosial banyak yang memuji kualitas baju. Pesanan baju makin bertambah banyak. Pemuda itu menjadi sukses memproduksi dan menjual baju. Kesulitan menjual baju, awalnya, memang kesulitan. Tetapi, bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Kesulitan itu memudahkan Anda menemukan cara untuk meraih sukses. Kesulitan adalah anugerah, khususnya, bagi orang-orang yang sabar.
5.2 Inovasi Disrupsi
Solusi dari suatu kesulitan bisa biasa-biasa saja, tetapi, bisa juga luar biasa. Solusi luar biasa ini sering kita kenal dengan nama inovasi. Dalam era digital, inovasi bisa berdampak disrupsi. Disrupsi adalah perubahan besar yang menguntungkan Anda karena ada bentuk baru, benar-benar baru, dalam suatu bisnis atau usaha.
Pada akhir abad 20, internet mulai berkembang. Pengguna kesulitan untuk menemukan informasi yang relevan di internet. Memang banyak informasi di internet. Tetapi, informasi itu campur aduk tidak karuan. Mesin pencari, search engine, saat itu, tidak mampu menangani masalah. Ada dua orang pemuda yang melihat kesulitan itu sebagai peluang. Mereka menciptakan mesin pencari yang mampu menghadirkan informasi dengan cepat dan relevan. Mesin pencari itu bernama google.
Kita sudah tahu, selanjutnya, kisah sukses google. Google melihat kesulitan sebagai peluang untuk inovasi. Mereka berhasil memberi solusi yang relevan. Lebih dari itu, google mengakibatkan disrupsi, goncangan besar. Mesin pencari lain, yang sudah ada sebelumnya, menjadi runtuh. Dan, masih banyak efek lain, bisnis-bisnis di internet banyak berguguran. Inovasi yang disruptif ini memberi keuntungan besar bagi pihak tertentu dan bisa merugikan pihak lain. Bagaimana pun, inovasi tetap sah dan bernilai bagus dalam banyak hal.
Kesulitan merupakan anugerah yang membuka peluang untuk mengembangkan inovasi-inovasi sampai skala disrupsi. Di era digital Indonesia, barangkali, Anda bisa membaca inovasi lahirnya Bukalapak, Gojek, Tokopedia, dan lain-lain.
5.3 Memberi Makna
Nilai penting dari suatu kesulitan adalah memberi makna. Segala sesuatu yang bisa diraih dengan mudah menjadi kurang bermakna. Sementara, sesuatu yang diraih dengan susah payah menjadi sangat bermakna. Sehingga, kesulitan itu, meski tetap sulit, memberi makna penting terhadap suatu proses dan hasil.
Saya kira nilai terbesar dari kesulitan adalah “memberi makna.” Nilai ini berdampak ganda: menambah makna atau mengurangi makna. Karena itu, kita perlu waspada.
Di media, sering ada orang mendapat keuntungan 300 juta atau 700 juta rupiah tiap bulan dengan cara mudah. Apa makna uang sebanyak itu bagi mereka? Tidak ada makna. Mereka hanya makin haus untuk mengejar uang lebih banyak lagi. Hidup mereka hampa. Mereka kadang lari ke minuman keras, narkoba, dan perilaku menyimpang. Mereka punya anak remaja. Karena uang berlimpah dengan mudah, anak-anak remaja ini juga kehilangan makna. Mereka sering bikin ulah. Balapan mobil liar sampai penganiayaan. Kadang berakhir dengan tindakan kriminal masuk penjara.
Kemudahan, berupa uang berlimpah, bisa kehilangan makna. Dan, menjadi jebakan parah.
Sebaliknya, kesulitan justru “menambah makna”. Seorang pedagang kecil, hari itu, mendapat laba 100 ribu rupiah. Dia penuh syukur atas laba yang hanya 100 ribu. Hari berikutnya, dia mendapat laba 200 ribu, makin tambah syukur lagi. Uang 200 ribu itu penuh arti. Sampai di rumah, pedagang kecil itu mendapat kabar dari anaknya bahwa anaknya dapat beasiswa kuliah. Tiap bulan, anaknya, mendapat beasiswa uang 1 juta rupiah dan biaya kuliah ditanggung beasiswa. Betapa besar kebahagiaan keluarga pedagang kecil itu. Ukuran uangnya memang kecil. Ukuran makna, bahagia, dan berkahnya sunguh besar luar biasa.
Kemudahan menjadi bermakna jika kita sudah menghadapi kesulitan. Kemudahan menjadi hilang makna bila dipisah dari kesulitan. Sejatinya, kesulitan dan kemudahan adalah berjalin kelindan. Itulah realita indah penuh makna.
Kepada diri sendiri, kita harus siap terhadap kesulitan dan kemudahan. Kepada orang lain, kita tidak perlu mempersulit mereka. Kita perlu memudahkan mereka. Kita berusaha memudahkan segala urusan mereka.
6. Anugerah Terbesar
Semua orang berhak mendapat anugerah terbesar, anugerah paling agung ini. Tetapi, tidak semua orang berhasil meraih anugerah terbesar ini. Anugerah terbesar adalah, berhubungan dengan, hampa. Benar, hampa adalah anugerah terbesar. Ketika Anda merasa hidup ini hampa, tak berdaya, tak punya makna, tidak bisa berbuat apa-apa, itu adalah anugerah terbesar. Ketika kita sadar bahwa kita bukan apa-apa itu adalah anugerah terbesar. Karena itu, kita membutuhkan Dia yang Maha Segalanya.
6.1 Tidak Punya Uang
Pernahkah Anda gelisah karena tidak punya uang sama sekali? Makanan tidak punya. Barang untuk dijual juga tidak punya. Apa pun yang bisa untuk menghasilkan uang, Anda tidak punya. Anda merasa takut, resah, dan gelisah karena tidak bisa melakukan apa-apa. Anda tidak tahu nasib Anda beberapa jam ke depan. Tanpa makanan dan tanpa uang sedikit pun.
Gelisah. Rasakan gelisah. Terimalah rasa gelisah. Memang gelisah.
Gelisah seperti itu hanya permulaan. Gelisah karena tidak ada uang, hanyalah awalan. Anda makin gelisah dipicu oleh banyak hal. Atau, dipicu oleh tidak ada apa-apa. Gelisah bisa terjadi sewaktu-waktu. Meski pun, gelisah sejati jarang terjadi.
Beryukurlah jika Anda gelisah karena itu anugerah. Robot tidak bisa gelisah. Komputer tidak bisa gelisah. Binatang tidak bisa gelisah. Tumbuhan tidak bisa gelisah. Orang sibuk juga tidak bisa, atau sulit sekali, untuk gelisah. Hanya manusia pilihan yang bisa gelisah. Gelisah sejati hanya bisa dimiliki oleh manusia sejati.
Jika Anda merasa gelisah karena tidak ada uang, maka, itu mengantarkan Anda untuk meraih hidup penuh makna. Orang kaya tidak bisa gelisah seperti itu. Pejabat tinggi tidak bisa gelisah seperti itu. Hanya Anda, yang pernah tidak punya uang, yang merasakan gelisah seperti itu. Orang yang punya uang banyak tidak bisa membeli gelisah seperti itu.
Tetapi, apa solusi dari gelisah? Apa langkah selanjutnya dari gelisah? Kita akan membahas di bagian bawah. Paling penting, terima rasa gelisah itu. Dan, bersyukur karena mengalami gelisah.
6.2 Mengapa Aku Ada
Bentuk anugerah terbesar ini kadang berupa kegelisahan eksistensial, “Mengapa aku ada?”
Mengapa aku ada di dunia ini? Mengapa aku terlahir? Untuk apa aku menjalani hidup ini? Apa tujuan hidupku? Apa makna semua yang ada?
Ketika Anda merasa gelisah tentang apa makna hidup Anda, maka, itu adalah gelisah yang bagus. Justru, setiap orang perlu untuk terus-menerus membangkitkan rasa gelisah jenis ini. Gelisah yang ini bisa kita sebut sebagai gelisah yang produktif, atau gelisah yang positif. Meski, semua gelisah, sejatinya selalu positif.
Makna hidup kita adalah untuk menciptakan makna hidup itu sendiri. Anda bebas menciptakan makna hidup Anda. Bebas menentukan tujuan hidup Anda. Apa pun makna hidup Anda, pada gilirannya, Anda akan bertanya lagi, “Apa makna hidup selanjutnya?” Ringkasnya, makna hidup manusia adalah untuk menciptakan makna hidup itu sendiri, kemudian, bertanya lagi tentang makna hidup yang lebih baru tanpa henti.
6.3 Bosan dan Gelisah
Sampai di sini, kita perlu membedakan makna gelisah dan bosan. Meski pun, kadang-kadang bermakna sama, di saat lain bisa bertentangan. Gelisah adalah rasa atau emosi tak menentu akibat sesuatu yang tidak jelas. Gelisah adalah gelisah terhadap tidak tentu, terhadap tidak jelas, terhadap ketiadaan. Beda dengan takut kepada ular, misalnya. Dengan menjauhkan dari ular maka rasa takut menjadi hilang. Tetapi, gelisah tidak bisa dihilangkan dengan mengusir sesuatu. Karena, tidak ada obyek gelisah. Tidak ada yang bisa diusir.
Bosan adalah kebalikan dari gelisah. Bosan adalah rasa penuh terdahap segala sesuatu. Segala sesuatu adalah sama, yaitu, sama-sama membosankan sepenuhnya. Sebaliknya, gelisah adalah rasa kosong, atau rasa hampa.
Suara Hati
Rasa gelisah memiliki tujuan yang jelas: mengetuk suara hati. Rasa gelisah menghidupkan hati kecil Anda, menghembuskan nafas segar ke nurani Anda. Gelisah adalah tanda tanya besar. Gelisah lebih utama dari seluruh dunia ini. Ketika gelisah, kita memang sedang ada di dunia ini. Tetapi, gelisah memanggil suara hati untuk terbang lebih tinggi. Lebih dari semuanya ini.
Gelisah hanya terjadi kepada orang dewasa. Anak-anak tidak merasa gelisah. Tentu, anak-anak bisa merasa takut, tetapi tidak gelisah. Orang dewasa merasa gelisah, barangkali, dipicu oleh rasa tanggung jawab pada awalnya. Berikutnya, gelisah lebih tinggi dari tanggung jawab itu sendiri. Barangkali Anda pernah terjaga dari tidur di tengah malam. Tiba-tiba muncul gelisah begitu saja. Gelisah bisa muncul dipicu apa saja. Tetapi, gelisah juga bisa muncul tanpa dipicu apa saja.
Solusi Gelisah
Kali ini, kita akan fokus kepada solusi terhadap gelisah. Atau, lebih tepatnya, langkah apa saja yang perlu kita lakukan ketika gelisah datang.
(a) Terima rasa gelisah itu. Resapi rasa gelisah itu. Ijinkan rasa gelisah itu masuk ke dalam diri Anda.
(b) Bersyukurlah karena gelisah. Gelisah adalah anugerah terbesar bagi setiap manusia. Robot dan benda-benda lain tidak ada yang pernah gelisah. Hanya manusia dewasa yang bisa gelisah.
(c) Temukan pemicu gelisah. Misal, pemicu gelisah adalah masalah finansial, keterbatasan uang. Selanjutnya, setelah merasakan gelisah, coba susun beberapa solusi finansial. Di satu sisi, solusi pasti ada. Di sisi lain, solusi itu pasti tidak memadai. Memang demikian. Kita tinggal menjalani alternatif solusi itu dengan setiap langkah penuh arti. Orang lain, bisa saja, gelisah karena dipicu ada penindasan politik di masyarakat, ada pembodohan pendidikan, ada penyelewengan agama dan lain-lain.
(d) Doa adalah solusi umum terhadap gelisah. Gelisah adalah sapaan spiritual yang melebihi segala sesuatu yang ada di dunia ini. Atau, dunia dan isinya tak sebanding dengan gelisah spiritual. Sehingga, doa dan ibadah adalah sebagian solusi yang tepat untuk kita.
(e) Maha karya adalah solusi paling menantang terhadap gelisah. Mengapa Anda gelisah? Karena Tuhan sedang menyapa. Mengapa Anda gelisah? Karena ada masalah tak bisa disampaikan dengan kata-kata. Persembahkan maha karya terbaik Anda kepada semesta. Dan, di saat yang sama, diri Anda terbang tinggi melampaui segalanya. Anda terbang besama maha karya dan rasa gelisah di dada.
7. Anugerah Sempurna
Anugerah sempurna. Kabar baiknya, semua orang akan menerima anugerah paling sempurna ini: mati. Pada saatnya, kita semua akan mati. Kematian adalah anugerah paling sempurna. Apa yang Anda siapkan untuk menerima anugerah paling sempurna yaitu datangnya kematian?
7.1 Akhir Cerita
Mati adalah tamat. Akhir cerita Anda di dunia ini. Semua orang, akhirnya, akan mati. Bagaimana pun, mati adalah anugerah, bahkan, anugerah yang sempurna. Dengan mati, seluruh perjalanan hidup Anda berakhir sempurna. Akhir sempurna seperti apa yang Anda harapkan?
Akhir yang baik. Husnul khatimah. Akhiran baik adalah cita-cita mulia bagi kita semua. Kabar baiknya, semua orang bisa memperoleh akhiran baik. Orang miskin bisa akhiran baik. Orang kaya, orang tak berpendidikan, seniman, artis, pejabat, orang terlunta-lunta, dan siapa saja bisa akhiran baik. Akhiran baik ditentukan oleh sikap diri sejati Anda. Lingkungan hanya menyiapkan situasi agar Anda memperoleh akhiran baik. Karena itu, Anda selalu punya pilihan untuk akhiran baik.
Tentu saja, orang bisa berakhir buruk. Kita perlu menghindari akhiran buruk dan menuju ke akhiran baik. Akhir cerita diri kita, kematian kita, adalah akhiran baik. Kita perlu komitmen kuat untuk meraih akhiran baik.
Akhiran baik, yaitu kematian kita, adalah dasar semua makna. Anda bisa terlahir dari keluarga miskin. Ternyata, itulah yang mengantar Anda mencapai akhiran baik. Mungkin ketika sekolah dasar, Anda tidak berprestasi. Ternyata, itulah yang mengantar Anda mencapai akhiran baik. Mungkin, Anda tidak lulus kuliah, itu juga, yang mengantar Anda berakhiran baik. Anda bisa jadi korban PHK, korban penipuan, atau sukses dalam karir, atau bergelimang harta, atau berlimpah jabatan, semua itu mengantar Anda meraih akhiran baik. Semoga kita semua meraih akhir yang baik.
7.2 Awal Semesta
Mati adalah awal karir kita di semesta yang baru, yaitu, alam kubur dan alam-alam berikutnya. Di dunia, juga dimulai semesta baru. Yaitu, legasi Anda mulai bekerja tanpa campur tangan Anda lagi.
Semesta yang baru bagi Anda, setelah mati, biarlah menjadi pembahasan di buku yang lebih tepat. Di sini, kita akan membahas tentang legasi.
Legasi Anda mulai bekerja dengan maksimal setelah Anda meninggal. Sistem pertanian gotong royong yang Anda kembangkan bersama masyarakat, di kampung, makin bertumbuh dan ditiru tetangga desa. Ceramah-ceramah Anda di teras masjid, dibukukan oleh para pemuda, kemudian menjadi pencerah intelektualitas masa depan. Catatan-catatan pendek Anda di media sosial, kini menjadi inspirasi di seluruh negeri. Teka-teki problem matematika yang Anda tulis di buku, tetap, menjadi teka-teki ratusan tahun kemudian.
Legasi demi legasi tumbuh bersemi. Legasi jenis apa yang hendak Anda wariskan ke generasi masa depan? Legasi adalah anugerah. Diri Anda adalah anugerah.
7.3 Hak Pribadi
Setiap orang berhak mati. Anda berhak untuk mati. Bagaimana cara Anda menerima hak untuk mati?
Barangkali ada beberapa hak Anda yang tidak berhasil Anda raih. Anda berhak jadi juara catur tetapi gagal. Anda berhak menjadi kepala desa tetapi gagal. Anda berhak mempersunting kekasih idaman tetapi gagal. Anda berhak mati tetapi tidak akan pernah gagal. Pada akhirnya, kita akan berhasil memenuhi hak untuk mati. Setiap orang akan berhasil memenuhi hak pribadi untuk mati.
Dengan cara bagaimana Anda akan mati?
Akhiran baik adalah cita-cita pribadi terbaik. Bagaimana cara meraihnya? Anda pasti bisa. Ada banyak cara. Salah satu caranya adalah tetapkan maha karya terbaik Anda untuk semesta. Kemudian, kejar maha karya itu. Tentu, maha karya itu akan selalu tumbuh membesar lagi. Sehingga, tiada henti, Anda terus mengejar maha karya. Anda kehabisan waktu di dunia ini, ketika Anda dalam proses mempersembahkan maha karya.
Maha karya bisa saja sesuatu yang unik, kecil, dan dekat namun penuh arti. Kebaikan istimewa, yang Anda berikan kepada orang di sekitar, bisa menjadi maha karya. Kebaikan istimewa kepada anak adalah maha karya. Kebaikan istimewa kepada pasangan adalah maha karya. Kebaikan istimewa kepada orang tua adalah maha karya. Setiap kebaikan yang istimewa bisa menjadi maha karya.
Sejatinya, sambil mempersembahkan maha karya, Anda menyimpan rasa gelisah. Anda rindu kepada yang lebih tinggi dari semua yang ada di dunia ini. Saat itu, Anda sudah berada di depan pintu untuk mencurahkan rindu.
Mengapa Semua Bisa Jadi Anugerah?
Ketika kita membahas anugerah, terasa bergerak dari anugerah positif, misal ilmu, ke anugerah negatif, misal gelisah. Positif atau negatif, memang, anugerah semua. Istilah positif atau negatif hanyalah untuk memudahkan pembahasan. Sejatinya, semua adalah anugerah.
Memang benar, ketika kita memandang semua yang ada adalah anugerah, maka, hidup kita makin bahagia dengan limpahan anugerah. Barangkali, Anda bertanya, “Bukankah itu sekedar cara pandang saja yang bersifat subyektif?” Realitas, dalam hidup ini, ada bencana yang pasti bukan anugerah. Hanya saja, secara subyektif, kita bisa memandang bencana dari perspektif positif sebagai anugerah. Dengan demikian, anugerah hanya bersifat subyektif dan tidak obyektif? Bukan, anugerah bukan sekedar subyektif. Semua yang ada adalah anugerah secara obyektif dan subyektif. Anugerah itu lebih tinggi dari kategori obyektif dan subyektif. Mari kita kaji lebih mendalam.
Semua realitas yang ada kita sebut sebagai eksistensi. Ada meja maksudnya meja adalah eksistensi. Ada pohon, ada bumi, ada manusia, dan lain-lain mereka adalah eksistensi. Agar eksistensi ini benar-benar ada maka mereka perlu anugerah waktu. Tanpa waktu, eksistensi tidak akan punya waktu untuk eksis. Karena waktu menganugerahkan waktu kepada eksistensi, maka, eksistensi punya waktu untuk eksis.
Pada gilirannya, eksistensi menerima anugerah waktu sehingga eksis. Penerimaan anugerah itu sendiri merupakan anugerah. Jika eksistensi tidak mau menerima anugerah waktu, maka, waktu menjadi tidak eksis. Waktu menjadi tidak ada. Karena eksistensi menerima anugerah waktu sebagai anugerah, maka mereka, eksistensi dan waktu, saling memberi dan menerima anugerah. Mereka menjadi eksis secara nyata. Kesimpulannya, seluruh realitas adalah anugerah itu sendiri.
Ketika seseorang menilai suatu bencana sebagai bukan anugerah, maka, orang tersebut menilai secara subyektif belaka. Secara obyektif, bencana itu sendiri tetap anugerah. Secara subyektif, memang, masing-masing orang perlu berlatih bagaimana agar bisa melihat anugerah sebagai anugerah yang nyata. Semua adalah anugerah.
Anugerah makin terbuka luas karena anugerah waktu sejati, paling utama, adalah anugerah masa depan. Setiap orang punya masa depan yang cemerlang. Masa depan adalah anugerah yang besar. Mari kita rajut masa depan cemerlang dengan mensyukuri anugerah masa kini dan berbekal masa lalu.
Pembahasan lebih lanjut tentang anugerah waktu sejati, kita bahas di bagian tersendiri. Bagi kita, jelas, “Cinta itu anugerah maka berbahagialah!” Cinta adalah kehidupan. Kehidupan adalah cinta. Tetapi, kematian itu sendiri adalah sebentuk cinta. Kematian yang berlimpah anugerah. Hidup dan mati, sama-sama, anugerah.
Catatan
Pintu 1 “Anugerah Semua” dan semua adalah anugerah merupakan pembuka dari seluruh 7 pintu yang akan kita bahas. Dengan menyadari bahwa anugerah berlimpah di mana-mana, dan di setiap waktu, maka kita siap melangkah kepada tantangan-tantangan berikutnya. Pintu 2 akan membahas pentingnya kepekaan dan rasa peduli. Semua fakta yang ada tergantung, ada relasi, dengan tingkat peduli kita. Makin peka dan peduli, maka, fakta akan menjadi makin nyata ada dan terasa. Lebih lengkap, silakan lanjut ke Pintu 2 “Peka Menjadi Fakta”.
terima kasih artikelnya paman apiq
SukaSuka
sami2,,, om Jay,,,
SukaSuka