Bagian Dinamika Cinta membahas aksiologi cinta yang penuh dinamika. Kita fokus dengan mengambil tiga tema paling dinamis: ekonomi, politik, dan agama.

17. Ekonomi Cinta
Ekonomi cinta menyadari bahwa ekonomi adalah aspek kehidupan paling melekat dalam kehidupan manusia masa kini. Segala sisi kehidupan dihitung nilai ekonominya. Dari satu sisi, kita bisa melihat angka-angka ekonomi yang menggambarkan kemajuan manusia – atau kemunduran. Di sisi lain, angka-angka ekonomi ini, justru, menjebak manusia dalam penjara ekonomi.
Ekonomi cinta menyadarkan kita bahwa sistem ekonomi adalah barza, yaitu, ruang temu antara cahaya cinta dengan void kegelapan. Sehingga, ekonomi bisa mengurung manusia dalam gelap. Di saat yang sama, ekonomi bisa menjadi sarana berlatih bagi umat manusia untuk melompat jauh lebih tinggi mencapai cahaya suci abadi. Ekonomi cinta membahas itu semua dan melengkapi dengan beragam rekomendasi untuk mengubah ekonomi dari penjara menjadi sasana cinta.
18. Politisasi Cinta
Politik cinta menegaskan kembali peran penting dari politik. Sistem politik menembus dan mengoyak seluruh realitas alam raya. Secara alamiah, politik memiliki karakter luma yaitu selalu memberi. Hanya saja, manusia kadang berlebihan dalam pemberian politik ini, sehingga, membahayakan umat manusia dan alam raya. Untuk itu, kita perlu menata politik pada ukuran yang tepat. Dan, terciptalah politik tataluma yaitu politik yang selalu memberi dan menata.
Dalam membahas politik tataluma, kita melakukan studi kasus beberapa negara sebagai ilustrasi alternatif jalur pengembangan sistem politik. Dari beragam alternatif jalur ini, kita bisa memilih jalur yang paling tepat sesuai ruang dan waktu. Kesimpulannya adalah ada beragam jalur untuk meraih sistem politik yang adil. Di saat yang sama, ada lebih banyak jalur untuk terperosok ke sistem politik yang bangkrut. Selalu ada dinamika dalam politik.
19. Agama Cinta
Agama cinta, tentu, lebih luas dari semua yang kita bahas. Agama membahas kehidupan masa kini, masa lalu, dan masa depan. Bahkan, agama membahas kehidupan di akhirat kelak.
Beberapa kaum modernis menduga bahwa agama tidak penting lagi bagi kaum modern. Kajian kita menunjukkan sebaliknya. Agama, justru, makin dibutuhkan umat manusia di era modern dan setelahnya. Umat manusia membutuhkan bimbingan agama dalam menghadapi realitas yang makin panas.
Tentu saja, ada pembelokan agama menjadi kedok. Kita perlu kembali meluruskan dan diluruskan oleh agama yang membuka mata, hati, dan diri manusia. Agama selalu terbuka dan membuka kebenaran. Kita berada di waktu dan tempat yang tepat.
Tinggalkan komentar